Joanna terbangun dari tidurnya dan seketika dia terjaga di masa sepuluh tahun ke depan, melintasi waktu dan mendapati dirinya harus menikahi pria beranak satu yang merupakan kakak iparnya bernama Javiero.
Mungkinkah pernikahannya akan bahagia dengan Javiero, sedangkan dia dikirim untuk mengemban misi rahasia dari organisasi pengendalian siluman.
Joanna datang ke masa depan karena dia mendapat tugas rahasia dari organisasi, mencari Kruze dan memburunya untuk ditangkap serta dibawa pulang kembali ke masa mereka hidup, sebab Kruze telah mencuri pusaka Luchnos milik organisasi pengendalian siluman yang ditakutkan Kruze akan menjadi siluman terkuat dengan tujuan untuk menguasai dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Waktunya Pergi
Joanna cepat-cepat menarik tangan Javiero, bergegas berjalan menuju ke arah pintu.
Dia tidak ingin tertangkap oleh petugas gedung pemerintahan Ottawa atau mengetahui bahwa dia menyusup masuk ke dalam ruangan arsip.
"Pelan-pelan !", ucap Javiero saat Joanna memaksanya untuk berjalan kembali.
"Cepat lah sedikit ! Aku tidak ingin keberadaan ku diketahui oleh orang lain...", kata Joanna.
"Ya, ya, ya..., aku mengerti itu...", sahut Javiero paham.
"Aku harus segera pergi dari gedung ini karena aku masih harus pergi mengunjungi apartemen di Ottawa ini", kata Joanna.
"Apakah kau tinggal di apartemen ?", tanya Javiero. "Dimana ?", sambungnya.
"Tidak, aku tidak tinggal di apartemen", sahut Joanna.
"Lalu untuk apa kamu ke sana ?", kata Javiero.
"Ada urusan penting, jadi aku harus cepat-cepat pergi ke apartemen itu", kata Joanna yang menyamar.
"Apa kau butuh aku mengantarkan mu ke sana ?", ucap Javiero.
"Kau !?", kata Joanna seraya tertawa.
"Kenapa kamu tertawa ?", tanya Javiero.
"Tidak ada, aku hanya merasa aneh jika kau mau mengantarkan ku, bukankah kita tidak saling kenal", sahut Joanna.
"Bukan masalah bagiku, siapa yang ingin aku kenal atau tidak", kata Javiero.
"Apa kamu bermaksud selingkuh dari istri mu, yang bernama Joanna karena pernikahan terpaksa kalian ?", tanya Joanna.
"Tentu tidak, aku tidak mungkin berselingkuh darinya...", sahut Javiero.
Joanna lalu terdiam sembari berdiri dengan kedua tangan melipat di depan dada.
"Benarkah kau tidak berkeinginan berselingkuh dari istri mu ?", tanya Joanna.
Javiero menghentikan langkah kakinya seraya memutar tubuhnya ke arah Joanna yang ada di belakangnya.
"Ada apa ?", sahut Javiero.
"Ada apa !?", kata Joanna.
Joanna masih terdiam menatap Javiero, bereaksi atas ucapan pria cassanova itu.
"Astaga !?", ucap Javiero. "Ada apa dengan mu ?", sambungnya.
"Kau bertanya ada apa !? Rupanya niat mu untuk menggoda ku karena kamu merasa tersiksa atas pernikahan terpaksa mu itu !?", kata Joanna.
"Dan kenapa kamu masih mengungkit pernikahan ku ???", sahut Javiero dengan kedua alis terangkat ke atas.
"Wajar, bukan !", kata Joanna.
"Wajar kenapa ? Dan apanya yang wajar ?", tanya Javiero.
"Memahami seluruh arah pembicaraan yang terjadi diantara kita, aku merasakan ada sesuatu makna lain di dalam setiap ucapan mu", sahut Joanna.
"Jika aku mengartikan dari nada bicara mu, aku justru menafsirkan bahwa kamu sedang cemburu...", kata Javiero.
"Aku !? Cemburu !?", tanya Joanna sambil mengerjapkan kedua matanya pelan.
"Yah..., seperti itulah kedengarannya, nona...", sahut Javiero.
"Kau konyol sekali !", ucap Joanna lalu memalingkan wajahnya. Kemudian kembali menatap ke arah Javiero.
Joanna tersenyum sekilas sembari menghentakkan salah satu kakinya.
"Bagaimana aku bisa cemburu pada mu sedangkan kita tidak saling mengenal ???", sambung Joanna.
"Entahlah !?", sahut Javiero acuh sambil mengangkat kedua pundaknya.
"Entah, kata mu ??? Kau yakin tidak memikirkan hal lain ???", kata Joanna.
"Apa hal lain itu ???", sahut Javiero dengan menaikkan dagunya. "Coba kamu jelaskan hal lain itu pada ku ???", sambungnya.
Tatapan Javiero berubah dingin ketika wanita asing yang tidak dikenalnya itu yaitu Joanna Hamilton yang sedang menyamar menuduhnya berpikiran buruk padanya.
"Hal yang paling mendasar dari ku dan yang perlu kamu ketahui, nona... Bahwa aku tidak pernah memikirkan diri mu sedikitpun dalam kepala ku ataupun di dalam benakku...", kata Javiero.
Joanna terdiam sesaat kemudian menjawab ucapan Javiero.
"Baru sedetik kamu berkata bahwa aku cemburu pada mu tanpa alasan apapun dan keraguan sedikitpun, kau menuduhku hal yang tidak aku rasakan", kata Joanna.
"Ucapan ku bukan berarti bahwa aku berpikiran hal lainnya tapi aku mengartikan dari intonasi nada bicara mu bahwa kamu terlalu mencurigai ku, nona !", sahut Javiero.
"Wajar, bukan !?", kata Joanna.
"Sewajar apakah cara mu berpikir tentang diri ku ??? Kau tidak benar-benar mengenal ku, nona !?", sahut Javiero.
"Dari ucapan mu kamu berpikir aku cemburu, hanya karena aku bertanya tentang mu jika bertemu para wanita, itu saja !", kata Joanna.
"Mungkin kau benar, kalau aku terlihat bajingan luar biasa, bukan", sahut Javiero.
"Tidak, aku tidak pernah menuduh mu demikian. Dan tidak pernah mengatakan bahwa kau pria hidung belang", kata Joanna.
"Hi--hidung belang ???", sahut Javiero semakin terkejut tak percaya dengan ucapan Joanna yang menilai dirinya.
"Benar begitu atau tebakan ku memang tepat", kata Joanna.
"Ya, Tuhan ku !!!", keluh Javiero sembari mendongakkan kepalanya ke arah atas.
"Kau menyangkalnya...", lanjut Joanna.
Tiba-tiba Javiero tertawa keras sehingga ganti mengejutkan Joanna.
"Kau payah, nona !", kata Javiero masih tertawa.
"Apa maksud perkataan mu ?", ucap Joanna dengan raut wajah tidak mengerti.
"Aku bukan hanya seorang hidung belang, bajingan atau sampah tapi aku ini adalah salah satu pri abnormal yang tidak memiliki rasa tanggung jawab sama sekali"
Javiero menyahut ucapan Joanna sembari tertawa.
"Kau lucu !", kata Javiero kemudian. "Sangat lucu, nona !", sambungnya.
Sorot mata Javiero berubah dingin dan terlihat serius.
"Satu hal yang kamu perlu ingat baik-baik tentang diriku adalah aku bukan pria yang bisa dipercaya ataupun pria hebat bagi pasangannya...", kata Javiero.
Javiero lalu melangkah pelan, mendekat ke arah Joanna. Membuat Joanna terlihat panik dan kikuk saat Javiero mendadak mendekati dirinya seraya menatapnya lekat-lekat.
"Dan aku tegaskan pada mu satu hal lagi, nona ! Aku memiliki istri, mana mungkin aku mengkhianati dia meski kami tidak pernah saling mencintai...", ucap Javiero.
Javiero agak menggertakkan gerahamnya karena menahan kekesalannya lalu menyeringai ke arah Joanna yang sedang menyamar.
"Karena bagiku kalau cinta itu bisa datang belakangan, sebab yang terpenting bagiku saat ini adalah aku sangat menghormati pernikahan ku !", sahut Javiero.
"Oh, iya...", ucap Joanna yang terdesak.
Joanna hanya berdiri menahan tubuhnya dari tekanan Javiero yang ada di hadapannya yang sedang menatapnya lekat-lekat.
"Apa kamu paham ?", kata Javiero.
"Itu bukanlah urusan ku karena bagiku aku dan kamu tidak memiliki hubungan apa-apa, tuan !", sahut Joanna.
"Benar ! Tepat sekali !", ucap Javiero seraya menganggukkan kepalanya.
Javiero lalu menjauh dari Joanna kemudian melangkah mundur.
"Apa yang kamu ucapkan itu benar adanya karena aku tidak mengenalmu, nona", kata Javiero.
Javiero memutar badannya dengan sangat cepat lalu mendorong pintu keluar yang ada di belakang gedung pemerintahan Ottawa dengan kerasnya.
"Sampai berjumpa lagi, nona !", ucap Javiero yang tidak lupa berkata pada Joanna.
***
BLAM... !
Pintu keluar tertutup rapat sedangkan Javiero sudah pergi menghilang dari pandangan Joanna.
"Apa !?", gumam Joanna tertegun sejenak.
Tak lama kemudian, Joanna terkejut kaget, kembali menyadari dengan kejadian yang sedang terjadi di sekitarnya.
Lalu...,
Joanna langsung tersadar sepenuhnya sembari mengejar Javiero yang telah kabur keluar dari dalam gedung pemerintahan Ottawa ini.
"Tunggu !!!", ucap Joanna gusar.
Joanna berlari cepat menuju ke arah pintu belakang gedung kemudian membuka pintu itu lebar-lebar.
TRAAAANG... !!!
Sinar cahaya terang muncul dihadapan Joanna sehingga menyilaukan kedua matanya serta membuat Joanna memalingkan pandangannya ke arah lain karena silau.
Terlambat...
Javiero sudah tidak terlihat lagi keberadaannya di sekitar area belakang gedung pemerintahan Ottawa, namun deru asap mobil Javiero masih baru saja tertinggal jejaknya di sana.
lanjut lah..
Good Job author ❤️