NovelToon NovelToon
Dikira Santri Ternyata Putra Sang Kyai

Dikira Santri Ternyata Putra Sang Kyai

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda
Popularitas:204.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Merpati_Manis

Medina panik ketika tiba-tiba dia dipanggil oleh pengurus pondok agar segera ke ndalem sang kyai karena keluarganya datang ke pesantren. Dia yang pernah mengatakan pada sang mama jika di pesantren sudah menemukan calon suami seperti kriteria yang ditentukan oleh papanya, kalang kabut sendiri karena kebohongan yang telanjur Medina buat.

Akankah Medina berkata jujur dan mengatakan yang sebenarnya pada orang tua, jika dia belum menemukan orang yang tepat?
Ataukah, Medina akan melakukan berbagai cara untuk melanjutkan kebohongan dengan memanfaatkan seorang pemuda yang diam-diam telah mencuri perhatiannya?

🌹🌹🌹

Ikuti terus kisah Medina, yah ...
Terima kasih buat kalian yang masih setia menantikan karyaku.
Jangan lupa subscribe dan tinggalkan jejak dengan memberi like dan komen terbaik 🥰🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh

Medina masih saja senyum-senyum sendiri, membaca ungkapan hati Hamam pada dirinya melalui chat barusan. Kalimatnya yang tersusun indah dan sangat romantis sama seperti yang ditulis Hamam dalam surat yang tadi telah dia baca, lagi-lagi berhasil membuat hati Medina berbunga-bunga. Karena isi surat itulah, Medina sudah memantapkan hatinya tadi untuk memberikan jawaban atas pinangan Hamam.

Akan tetapi, Medina tiba-tiba cemberut. "Kenapa enggak ngomong langsung, sih?" protesnya, merajuk.

Hamam yang masih tersenyum, menatap lekat Medina hingga membuat gadis itu salah tingkah lalu membuang muka untuk menyembunyikan semburat merah di pipinya.

"Aku takut terbawa suasana lalu khilaf, Dik, jika ngomong langsung," balas Hamam dengan jujur.

"Khilaf? Maksudnya?" kejar Medina yang masih berharap Hamam akan berbicara lebih banyak lagi. Terutama berbicara yang manis-manis, yang mampu membuat Medina meleleh, seperti isi surat dan chat Hamam untuknya. Sekaligus untuk meyakinkan gadis itu jika keputusan yang akan dia ambil, tidak salah nantinya.

"Enggak-enggak. Enggak ada maksud apa-apa," jawab Hamam yang lagi-lagi dengan ekspresi datarnya, membuat Medina kembali cemberut.

"Udah, yuk, kita masuk! Mereka semua pasti udah nungguin kita," ajak Hamam kemudian.

'Ish! Benar-benar enggak peka! Wanita 'kan butuh dirayu!' Medina menggerundel dalam hati, tetapi tetap beranjak mengikuti ajakan Hamam.

Medina sudah siap melangkah, tetapi, Hamam tiba-tiba menghentikan. "Dik, tunggu!"

"Iya. Ada apa, Kang?"

"Em ... tidak apa-apa. Yuk, jalan!" jawab Hamam, membuat Medina hendak meluapkan emosi yang sedari tadi tertahan.

Ya, sejak bertemu dengan Zara, dan melihat interaksi mereka berdua, Medina sudah ingin memaki habis-habisan pemuda itu. Sok alim dan sok pendiam jika berada di hadapannya, tapi ternyata genit juga jika di depan gadis lain. Akan tetapi, bibir Medina yang sudah terbuka, dan siap untuk melontarkan kekesalan pada Hamam, seketika tertarik ke atas, dan berubah menjadi senyuman indah tatkala tangan pemuda itu terulur lalu mengusap lembut puncak kepalanya yang tertutup hijab.

Sekujur tubuh Medina yang tadinya terasa panas membara, kini perlahan adem bagai disiram dengan air dari mata air pegunungan Himalaya. Kesejukan pun seketika menyelimuti hatinya yang sempat gundah gulana.

"Kang, kenapa Kang Hamam memberitahu dia kalau Akang di sini? Apa Akang sengaja ingin membuat Dina cemburu?"

Akhirnya, Medina berani mengungkapkan isi hatinya pada Hamam, setelah mendapatkan perhatian kecil dari pemuda di hadapan.

"Udah gitu, sikap Kang Hamam sama dia begitu hangat tadi. Kang Hamam juga selalu tersenyum ketika ngobrol dengannya." Medina pun berani mengeluarkan semua unek-unek yang sedari tadi memenuhi dada dan membuatnya menjadi sesak.

"Jadi, kamu selalu memperhatikan?"

"Enggak! Enggak sengaja lihat aja. Udah, ah, malah balik nanya! Jawab aja pertanyaan Dina tadi. Benar 'kan, Kang Hamam sengaja mau bikin Dina cemburu?"

Hamam menggeleng. "Aku tidak ada maksud seperti itu, Dik. Maaf, jika sempat membuat kamu salah paham, dan cemburu."

"Tapi, tunggu-tunggu. Apa benar kamu cemburu, Dik?" lanjut Hamam dengan tatapan menyelidik.

Medina tersenyum malu-malu, lalu mengangguk pelan.

Duh, kenapa gue bisa jadi seperti ini, ya? Malu-malu di hadapan cowok macam gadis lugu. Ke mana perginya si Dina yang suka blak-blakan? Ini semua gara-gara Kang Hamam! Cowok kulkas seribu pintu yang sama sekali enggak peka! Eh, tapi tunggu-tunggu. Tadi itu, tangannya ... ah, bikin meleleh aja, sih, dia.'

"Dik."

Panggilan Hamam kemudian, berhasil menyeret Medina dari lamunan tentang pemuda di hadapan.

"Viko, Jemmy, dan entah siapa lagi. Apa mereka masih ada di hati kamu?" tanya Hamam kemudian, di luar dugaan Medina.

"Apa Kang Hamam juga cemburu dengan mereka?"

"Menurut kamu?"

Medina tak menjawab, tapi malah tersenyum senang, dan kemudian segera berlari kecil masuk ke dalam. Kini, gadis itu telah benar-benar yakin untuk memberikan jawaban atas pinangan Hamam. Sedikit pun tak ada lagi keraguan.

Setelah kedua muda-mudi itu bergabung kembali bersama keluarga, pembicaraan yang sempat terjeda cukup lama itu pun segera dilanjutkan. Medina dengan yakin pun memberikan jawaban.

"InsyaAllah, Dina siap menjadi istri Kang Hamam, dan siap menikah secepatnya."

"Alhamdulillah ...."

Ucapan syukur dari semua keluarga terdengar kompak.. Mereka semua tentu ikut merasa bahagia, atas kebahagiaan Hamam dan Medina.

"Kalau udah siap, berarti bisa langsung dinikahkan saja, Kak Yai. Bukankah begitu, Pkdhe?" Om Iqbal membuka suara, seraya menatap Kyai Umar dan eyang kakungnya Medina, bergantian.

Kyai Umar mengangguk setuju, begitu pula dengan Eyang Rehan. Apalagi Papa Mirza yang sangat senang karena sudah ada pemuda baik yang akan menjaga sang putri bungsu. Akan tetapi, senyuman semua orang, termasuk senyum bahagia Medina harus menghilang ketika Hamam membuka suara.

bersambung ...

🌹🌹🌹

Jangan protes, ya. Itu, tuh, Kang Hamamnya yang mendesak pengin ngomong. Tunggu, yah, dia ngomong apa 😊🙏

Jangan lupa, vote dan hadiahnya untuk Hamam, ya, biar dia enggak berulah 😉

1
Yani Cuhayanih
tuuh kan tumben medina mikir panjang gk gegabah....
Yani Cuhayanih
semoga pernikahan medina gk ggl...kenapa juga gk nlpn ortu nya vico...
ya salam
Yani Cuhayanih
zara gk tahu malu mo nikung medina...
Merpati_Manis (Hind Hastry)
Assalamu'alaikum... selamat malam semua 🤗
sesuai janjiku, di akhir bulan ini aku umumkan siapakah penghuni ranking pertama yang kasih dukungan pada kisah Medina-Hamam. Dan ... pendukung teratas adalah Kak Greenindya 🥰
Untuk pemenang, silakan chat aku, ya, untuk kirim alamat lengkap. Insyaallah novelnya aku kirim pertengahan bulan Juni, karena masih dalam proses cetak 🙏

Buat kalian yang pengin meluk aku, eh.. meluk novelku, bisa hub aku, yah, via chat di sini atau yg sudah save nmr wa ku bisa langsung japri.

mksh banyak untuk kalian semua. lope sekebon 😘😘
Citra Julinar
the best Thor 👍 ga pernah bosen klo baca Alamsyah Family 😍❤❤❤🌹🌹🌹
Merpati_Manis (Hind Hastry): mksh apresiasinya, Kak 🥰🙏
total 1 replies
Yani Cuhayanih
Gus hamam ini bukan taktik buat cemburu medina kan ..dgn memgundang Zara...ko gk kepikiran sama aku..wah wah...ada udang di balik ttp piring ..sediakan di tukang seafood..kalo udang di balik bakwan itu mah kecil dik..yg gde itu udang lobster..di restoran..mantaaaaaap
Merpati_Manis (Hind Hastry): udang dibalik, kasihan udangnya Kak. 😁😁
total 1 replies
Sri Rahayu
Masyaallah dah tamat critanya,,lanjut cerita yg lainnya.selamat ya Thor...
Merpati_Manis (Hind Hastry): tamat, Kak.. mksh hadirnya 🥰🙏
total 1 replies
zian al abasy
gpp donk manja ma suami sndri bu dosen..drpd bu dosen mlah mau mnja"sm suami orng 🤣🤣🤣
zian al abasy
hmmm dosen ganjen bnget sii hehee..dosen ko gk tau waktu si gnggu orng ajh
zian al abasy
ad gk suami ky gus hamam lg..nongol lg mom hehe..lg bnyak krjaan gk smpet buka novel ttp 💪mom
Merpati_Manis (Hind Hastry): mksh do'anya, Kak 🤗
sehat2 juga buat kakak dan keluarga
zian al abasy: 😭😭😭😭 cm medina donk yng bs miliki 🤣🤣💪n seht sllu mom
total 3 replies
Yani Cuhayanih
Aku juga keseeel dech katanya bestie jadul..ko cuma chat salam aja..gk ada kelanjutanya...mana gk satu kontak gk ada usw..nya keseeeeeel ..dech bestie dari hongkong ko sunyi amiiit....
Yani Cuhayanih
Hamam dah jatuh cinta sama dina..ayo ngaku..
Yani Cuhayanih
ngarep bangeet siih din...itu hamam yg meluk kamu...
Yani Cuhayanih
Dina gengsi ko di piara bilang aja hati mu dah klepek2 sama hamam...iya toh...
Yani Cuhayanih
kenapa mesti di cut ceritanya di saat akan finish...othor sama zulid nya sama medina....ooh gk kuku
Merpati_Manis (Hind Hastry): 😄😄😄🤭🙏🙏
total 1 replies
Yani Cuhayanih
Penampilan siih ok...tp kenapa hamam jauuuuh ketinggalan..gk macho bosss
Merpati_Manis (Hind Hastry): hihihi,, dia kan santri, Kak
total 1 replies
Yani Cuhayanih
Gokil demi mengggagalkan pernikahan belain balap motor...jdkan motor medina mogok di tengah lintasan ..sedikit licik gk pp thor semoga gk di catat jd amalan zulid...hahahaha
Merpati_Manis (Hind Hastry): wkwkwk....
total 1 replies
Yani Cuhayanih
aku penasaran sama jawaban hamam
Merpati_Manis (Hind Hastry): mksh hadirnya, Kak 🥰🙏
total 1 replies
Yani Cuhayanih
Mungkin aku juga akan mencoba..utk mengetes calon menantu ku...aku juga pengen punya menantu seorang ustadz..biar klop sama anaku yg jd guru mengaji...doakan nya orhor dan para readers semua...Aaaamiiiin
Merpati_Manis (Hind Hastry): aamiin 🤲🤲
total 1 replies
Fitriana
ceritanya bagus... buat ngakak...
Merpati_Manis (Hind Hastry): mksh hadir dan apresiasinya, Kak 🥰🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!