NovelToon NovelToon
Calon TUMBAL

Calon TUMBAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / spiritual / matabatin / Horror Thriller-Horror / Iblis
Popularitas:22.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kamu spesial, Jingga.. Kalo ada yang nanya wetonmu, jangan di kasih tau ya, nak."

"Kenapa, uti?"

"Karena mereka bisa menyakitimu, lewat hari lahirmu.
Weton kelahiran itu ibarat senjata mematikan bagi orang jahat yang mau berbuat jahat padamu, maka dari itu jangan beritahukan wetonmu pada sembarang orang!"

Jingga, memiliki nama panjang Radenaruna Jingga. adalah gadis spesial yang menjadi incaran makhluk ghoib. Dia lahir di detik - detik kematian ibunya, dan hal itu menjadikan dia memiliki kemampuan melihat hantu dan berkomunikasi dengan mereka (Indigo).

Sampai suatu hari dia di adopsi oleh majikan mendiang ayahnya saat akan menginjak SMP dan ikut tinggal di Jakarta. Dia mendapati kejanggalan dan keanehan di rumah orang tua angkatnya itu. Banyak Arwah - arwah yang menangis meminta tolong dan ada juga yang selalu mengganggu Jingga!

Apa sebenarnya yang terjadi di rumah itu?? Misteri apa yang tidak di ketahui oleh Jingga??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 14. Mimpi buruk Berturut.

Jingga sampai di rumah, di rumahnya masih ramai oleh tetangga Jingga yang walaupun menganggap Jingga aneh dan terkutuk, tapi masih memiliki rasa iba. Semua itu juga atas nasehat dari Ustad Soleh yang meminta agar memanusiakan Jingga yang sekarang sebatang kara.

Ada beberapa yang tetap tidak mau mendekati Jingga, ada juga yang tergerak untuk menolong. Dan kebanyakan adalah mereka yang mengenal baik almarhumah nenek Rumi.

"Jingga, kemari makan nak." Ujar ibunya Gani. Rupanya ibunya Gani tidak pulang ke rumah nya sendiri, melainkan ke rumah Jingga.

Jingga terharu melihatnya, orang - orang yang dulu menghindarinya rupanya masih memiliki hati dan menolong nya. Ada yang takut - takut ketika Jingga datang, ada juga yang tersenyum menyambut Jingga.

"Bu de, rumah Jingga rame." Ujar Jingga.

"Iya, kan bu de sudah bilang, Jingga nggak sendirian." Ujar ibunya Gani, Jingga sangat terharu mendengarnya.

"Makasih bu de, makasih semuanya.." Ujar Jingga menatap satu persatu tetangganya.

"Ayo makan." Ujar ibunya Gani.

"Jingga nggak laper, bu de." Sahut Jingga.

Bagaimana mau lapar, nafsu makan nya bahkan sudah hilang sejak kemarin. Sejak kemarin siang sebelum Jingga pamit pada neneknya, itu kali terakhir Jingga makan.

"Nggak boleh gitu, nak. Nanti kamu sakit, Gani nanti kesini, makan bareng Gani mau?" Bujuk ibunya Gani, Jingga mengangguk.

"Jingga mau istirahat boleh, bu de?" Ijin Jingga.

"Boleh nak, kamu pasti kelelahan sejak kemarin." Sahut ibunya Gani.

Jingga lantas hendak masuk kedalam kamarnya, tapi ia mengurungkan niatnya dan berjalan menuju kamar almarhumah nenek Rumi. Saat Jingga hendak membuka pintunya, ada sebuah bisikan yang tiba - tiba Jingga dengar.

"Jangan!" Jingga tertegun mendengarnya.

Bisikan itu seolah melarang Jingga membuka pintu kamar almarhumah nenek Rumi. Jingga akhirnya mengurungkan niatnya dan kembali menuju ke kamar nya sendiri dan masuk ke dalam.

Jingga merebahkan diri di ranjang, ia kelelahan dan kelaparan sebenarnya, tapi rasa nafsu makan nya hilang sehingga ia tak merasakan lapar. Karena lelah, Jingga dengan mudah pergi ke alam mimpi hanya dengan hitungan detik.

Jingga tiba yang baru saja tidur langsung bermimpi.. Di dalam mimpinya Jingga berada di ruangan yang sangat gelap, saking gelap nya bahkan Jingga tidak bisa melihat tangan nya sendiri.

"Uti.." Yang Jingga panggil adalah utinya, bukan siapapun.

Suara tetesan air terdengar, Jingga tetap berdiri di tempatnya dan tidak berani bergerak bahkan selangkah pun karena ia tak bisa melihat apa yang ada di hadapan nya.

"Aku di mana.." Gumam Jingga, di benar - benar ketakutan.

Jingga meraba sekitarnya tapi tidak ada apapun, ia pun berjongkok dan menyentuh apa yang dia pijak dan rupanya dia berdiri di atas sebuah batu.

Tiba - tiba saja suasana yang sebelumnya gelap kini menjadi terang benderang, sampai Jingga menutup matanya dengan punggung tangan karena silau. Tapi setelah Jingga membuka mata, alangkah terkejutnya Jingga, rupanya ia berdiri di ujung batu yang berdiri begitu tinggi.

"HUA!!" Jingga langsung gemetar ketakutan dan berpegangan dengan kuat pada batu yang dia pegang.

"Jangan takut, Jingga." Tiba - tiba terdengar suara ayah Jingga, Raden.

Ayah Jingga tampak berdiri di air, setengah badan nya terendam di dalam air dan hanya memperlihatkan tubuh bagian atas nya saja.

"Ayah?? Tolong Jingga, ayah." Ujar Jingga, ia sampai tidak ingat bahwa ayahnya telah meninggal.

"Lompat saja, ayah akan menangkapmu." Ujar Raden.

"Lompat??" Ujar Jingga, ia ragu.

Jingga tak melihat guratan ke khawatiran sama sekali dari ayahnya, padahal batu yang Jingga pijak lumayan tinggi dan di bawah nya adalah air yang tidak di ketahui seberapa dalamnya, dan Jingga tidak bisa berenang.

"Jangan dengar dia Jingga, jangan lompat." Tiba - tiba terdengar bisikan di telinga Jingga, suaranya adalah suara yang sama yang melarang Jingga masuk kedalam kamar nenek Rumi.

"Dia bukan ayahmu, dia siluman, dia iblis." Bisikan itu terdengar membingungkan, suaranya kadang dekat kadang jauh seperti suara orang tenggelam di air.

"Ayo, lompat. Uti juga bersama ayah." Ujar Raden, masih membujuk Jingga.

"Uti.." Mendengar kata uti, Jingga bagai terhipnotis.

"Jangan dengar dia Jingga!" Bisikan itu mencegah Jingga lagi.

Jingga pun kebingungan, suara itu tak berwujud tapi seakan tahu apa isi hatinya. Tapi tiba - tiba ada nenek Rumi juga muncul di bebatuan yang tak jauh dari Jingga berdiri, nenek Rumi berdiri dengsn tubuh bongkok nya.

"Uti! Nanti nanti uti jatuh kalau berdiri di situ." Teriak Jingga.

"Tidak, uti bisa terbang nak. Ayo ikuti uti, kita sebenarnya bisa terbang." Ujar nenek Rumi.

Jingga pun mengernyit keheranan, nenek Rumi tiba - tiba menjatuhkan diri dari atas bebatuan itu tapi benar dia bisa terbang. Nenek Rumi mendarat di air, yang tak jauh dari ayah Jingga berdiri.

"Ayo lompat, nak." Ajak nenek Rumi, ia melambaikan tangan nya.

"Jangan Jingga! Ingat, ayah dan utimu sudah meninggal." Ujar suara yang kembali terdengar.

'Astagfirullah, benar.. Ayah dan Uti kan sudah meninggal.' Batin Jingga.

Jingga kemudian berdoa dalam hatinya, dan perlahan matanya mulai di perlihatkan keaslian dari wujud ayah dan nenek nya itu. Wajah Raden perlahan berubah menjadi makhluk mengerikan berlidah panjang, dan rupanya dia tidak berdiri melainkan kakinya adalah ekor ular.

Begitu juga dengan nenek Rumi, rupanya dia juga sosok serupa dan bahkan lebih mengerikan setelah membuka mulutnya, ekor besar panjang nya bahkan tidak terlihat di mana ujung nya.

"Lompat Jingga.." Bujuk Raden.

"Tidak, kamu bukan ayahku dan perempuan itu bukan uti, kalian adalah siluman ular!" Teriak Jingga.

Seketika dua sosok itu pun akhirnya marah dan merubah wujud mereka menjadi wujud asli mereka yang mengerikan, Jingga ketakutan karena mereka begitu besar dan tinggi.

Dua sosok itu langsung melata dan menghampiri Jingga, Jingga yang ketakutan langsung memejamkan matanya sambil berdoa dan tiba - tiba Jingga terbangun dari tidurnya.

"Astaghfirullah.. Astaghfirullah.." Jingga sampai berkeringat sangat banyak.

"KRET!"

DEG!!

Jingga terkejut saat pintu kamarnya terbuka, tapi rupanya itu Gani yang datang.

"Jingga, udah bangun?" Tanya Gani.

"Gani, kata bu de kamu sekolah?" Ujar Jingga.

"Udah pulang, mau ajak kamu makan. Ayo makan, aku udah bawa makanan nya." Ujar Gani, dan memperlihatkan makanan yang Gani bawa di piring.

Jingga pias melihatnya, yang Gani bawa adalah sepiring cacing masih bergerak hidup dengan potongan kepala ayam dan kaki ayam yang masih utuh dengan darah dan bulunya. Dan gelas yang Gani bawa berisikan darah, Jingga perlahan menatap kearah Gani dan Gani perlahan senyum tapi senyumnya mengerikan.

"MAKAN!!!" Teriak Gani di depan wajah Jingga.

"AAA!!" Jingga berteriak dan terduduk dengan nafas terengah - engah.

"Jingga, kenapa nak??" Tanya ibu Gani.

"Bu de!?" Ujar Jingga, tubuhnya memang berkeringat sangat banyak.

"Kenapa nak?" Tanya ibunya Gani bingung.

Tapi kali ini Jingga yakin itu bukan mimpi, karena Jingga bisa mendengar suara berisik dari tetangga yang sedang masak - masak di sana untuk tahlilan almarhumah nenek Rumi.

"Tidak bu de, Jingga cuma mimpi buruk." Ujar Jingga.

"Kamu tadi belum mandi kan, dari makam? Mandi dulu ya, pamali." Ujar ibunya Gani.

"Astaghfirullah, lupa. Jingga mandi dulu, bu de." Ujar Jingga, ia pun bangun dari ranjang.

Singkat cerita, hari berganti menjadi malam dan banyak yang melakukan yasinan di rumah Jingga. Jingga duduk di sebelah ibunya Gani dan membaca Yasin dengan khusuk, dan tidak terjadi hal menakutkan yang Jingga takutkan.

Setelah selesai, semua orang pun berpamit dan hanya tinggal Gani dan kedua orang tuanya. Tapi ada bapak - bapak tetangga yang melekan di sana, sesuai tradisi sebelum tujuh hari.

"Jingga, ayo menginap di rumahku." Ajak Gani.

"Iya nak, ayo nginep di rumah bu de." Ajak ibunya Gani.

"Tidak bu de, Jingga di sini saja." Tolak Jingga.

"Kamu sendirian, Jingga." Ujar Gani.

"Nggak apa - apa, masa di rumah sendiri takut." Ujar Jingga, walau sebenarnya dia memang takut.

"Bu de nggak bisa nginep, karena bu de harus nyiapin keperluan Gani sama pak de, Jingga yakin nggak mau nginep saja?" Ujar ibunya Gani.

"Yakin, bu de. Terimakasih Bu de sangat baik, Jingga berani sendirian." Ujar Jingga.

Akhirnya dengan berat hati ibunya Gani mengangguk.

"Ati - ati ya nak. Jingga masuk saja kalau begitu." Ujar ibunya Gani, Jingga pun mengangguk tersenyum.

"Bapak - bapak titip Jingga, ya." Ujar ayah nya Gani.

"Siap pak, beres." Sahut bapak - bapak.

Akhirnya Gani dan keluarganya pun pergi dari rumah Jingga. Jingga juga masuk kedalam, yang tersisa adalah suara bapak - bapak yang sedang asik mengobrol.

BERSAMBUNG..

1
Susilawati
sebelumnya aku paling males kalo.baca cerita horor, tapi pas baca cerita ini jadi tertarik karena cerita nya bagus banget.
Susilawati
Thor mana nih lanjutan nya
Aisya Saleh
lanjut thor,episod seterusnya
Susilawati
lanjut thor
Susilawati
jgn2 benar nih si Airlangga berkhianat atau mungkin kah Delima nya sendiri yg berkhianat.
baguslah Ilham nggak bilang kalo jingga tinggal di rumah nya, seperti nya jingga akan aman di sana
Irkham Maulana
kalo udah punya perjanjian dengan iblis maka seluruhnya sudah sama seperti iblis pula...hanya wujudnya saja yang manusia..hati jiwa dan pikiranya sudah sama kaya setan
Susilawati
orang kalo sdh gila harta lupa akan segalanya bahkan sdh tdk punya hati nurani lagi, sekarang bi Rokayah lagi yg di jadi kan kaki tangan nya, semoga aja sebelum bi Rokayah terlibat ustadz Sholeh dan ayahnya Ilham bisa cepat bertindak.
YNa Msa
pelayan Tua yg jadi pengganti Jingga, Makanan Kunkun Merah
Susilawati
makin seru 👍
di tunggu kelanjutannya Thor
Susilawati
nah kan, akhirnya Bu delima kena karma dari perbuatannya, kayaknya Bu delima bakalan ber nasib sama seperti adiknya Sari, tapi nggak adil kalo cuman Bu Delima aja yg kena harus nya pak Airlangga juga. ternyata benar si pelayan tua pun ikut terlibat dan akhirnya dia juga mengalami nasib tragis seperti korban2 yg di tumbal kan.
semoga aja ustadz Sholeh dan ayahnya Ilham bisa membantu menghentikan pesugihan nya ortunya Raka, biar nggak ada lagi korban2 berjatuhan
Ratna Jumillah: Tenang kak, akan ada masanya manusia serakah dapet karma.
total 1 replies
Susilawati
apa Bu delima terluka parah ya
Susilawati
pasti ustadz Sholeh kaget pas ketemu sama jingga.
YNa Msa
kemungkinan Mahluk Raksasa Teman Ny Jingga
YNa Msa
Luka Ny Buah Delima Jadi Busuk x
YNa Msa
Semoga Mahluk Raksasa ini Bisa Membantu Menjaga/ Menolong Jingga
Susilawati
apa mungkin yg di cari Bu delima keris milik nenek Rumi ya.
nah kan pada akhirnya si pelaku pesugihan juga di serang sama hantu nya
jingga beneran harus berhati2 nih, dan semoga aja ayah nya Ilham bisa bantu jingga.
YNa Msa
Karena ke Seringan d kasih Tumbal Jadi ketagihan Kunkun Merah Ny
YNa Msa
Nagih karena Tumbal Ny Telat,, knp ga Buah Delima Sendiri yg d Ambil
Susilawati
Tuh kan benar ortu nya Raka melakukan pesugihan dan jingga calon tumbal nya, jgn2 nanti bakalan di jadi kan penganten nya si gendoruwo dan Raka lah yg jadi titisan si gendoruwo nya, maka nya jingga di suruh satu kamar sama Raka.

Selamat hari raya Iduk Adha Thor, mohon maaf lahir batin 🙏
Ratna Jumillah: Selamat hari raya idul Adha juga, kak.. 🙏🏻😁
total 1 replies
Susilawati
jingga kan bisa ngaji, sering2 bawa ngaji/baca doa biar hantu2 nya pada takut mendekati jingga.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!