Menikah dengan dosen sendiri?
Cinta Aida tidak pernah menyangka lelaki yang dijodohkan kedua orang tuanya adalah lelaki yang selamat setahun lebih dia benci. Bagaimana tidak, setiap kali dia melakukan kesalahan di kampus, hukuman yang diterima sangat tidak masuk akal. Namun ternyata pak dosen yang dia benci adalah calon suaminya sendiri.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akankah cinta tumbuh di hati keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Aida mendengus kesal, sepanjang perjalanan dia terus mengumpat karena malas mendatangi suaminya di hotel 3 Putri.
Dia sengaja memelankan laju kendaraannya, dan justru berharap tidak akan sampai ke tempat tujuan. Agar Raditya menunggu sampai karatan.
"Kenapa juga minta jemput? Habis senang-senang terus baru ingat kalau ternyata udah punya istri. Tapi pas lagi berduaan sama ceweknya boro-boro ingat. Kenapa ada lelaki munafik kayak dia di dunia ini? Kenapa juga Mami dan Papi nggak peka, udah tahu Pak Radit lagi di hotel, masa pikiran mereka lempeng aja? Nggak ada curiga-curiganya sama sekali?"
Aida terus menggerutu, membicarakan suaminya yang pastinya baru saja bersenang-senang bersama selingkuhan di kamar hotel.
"Awas aja, aku juga bisa membalas Pak Raditya. Dasar cowok munafik! Tukang selingkuh!"kesal Aida yang sebenarnya kecewa berat pada suaminya.
Deg!
Aida terdiam, dia justru mengingat apa yang dia lakukan tadi siang. 'Eh iya lupa, gue kan juga baru aja jalan sama Edo. Apa mungkin pak Aditya balas dendam? Dia selingkuh juga buat balas sakit hati? Ihhh, nggak banget. Masak kayak anak kecil begitu?'gumamnya dalam hati.
Aida kembali fokus mengendarai sepeda motornya menuju hotel tiga Putri.
Motor tersebut melaju semakin cepat saat ia menyadari bahwa dia sudah terlalu lama di jalan dan langit terlihat semakin menghitam seperti akan segera turun hujan.
"Kayak mau hujan. Jangan hujan dulu, ya Allah. Hamba mau jemput suami dulu yang abis enak-enakan sama cewek lain. Semoga aja dia kena azab. Suami selingkuh gosong kesambar petir,"gerutunya semakin kesal.
Aida semakin emosi saat membayangkan wanita yang menjadi selingkuhan suaminya tidak lebih cantik darinya.
...****************...
Tanpa terasa perjalanan hampir satu jam berakhir. Ia tiba di depan gedung hotel 3 Putri yang masih terlihat ramai, dengan pemandangan mobil-mobil mewah berlalu lalang.
Ia mengamati satu per satu mobil yang terparkir. "Kalau nggak salah tadi Mami bilang, Pak Raditya ada di dalam mobil. Dia lagi sakit? Sakit apa? Apa itunya digigit sama si pelakor?" kesal Aida.
Ciiitt!!
Motor berhenti di dekat lahan parkir yang berada tidak jauh dari posisinya sekarang, dia melihat mobil Raditya terparkir di sana.
Aida memarkirkan motor matic tak jauh dari mobil, lalu turun dan berjalan mendekati mobil tersebut.
"Males banget mau bangunin suami tukang selingkuh," gerutunya. "Ah, nyusahin banget sih. Kalau habis selingkuh itu..."
Deg!
Aida terdiam saat Raditya membuka mata dan menatapnya lekat.
Raditya tersenyum. "Sayang."
Aida membulatkan kedua mata lebar lalu celingak-celinguk mencari siapa yang dipanggil dengan sebutan sayang oleh suaminya.
"Selingkuhan Bapak masih di sini?"tanya Aida sambil mengedarkan pandangan ke seluruh lahan parkir.
"Siapa yang selingkuh? Aku nggak selingkuh."Raditya mencoba untuk keluar dari mobil.
Aida menyadari suaminya sedang tidak baik-baik saja, dengan cepat dia membantu dengan memegang lengan Raditya. Agar dosen itu bisa berdiri.
"Pak Radit mabuk,ya?"tanya Aida sambil menahan tubuh Raditya yang terhuyung ke sana kemari.
"Saya nggak mabuk, bahkan saya nggak minum sama sekali,"jawab Raditya.
Tubuh Raditya terhuyung ke belakang, bersandar di mobilnya sambil memegang kepala yang terasa sakit.
"Memangnya saya bodoh? Saya tahu mana yang mabuk dan mana orang normal," ucap Aida.
Raditya menghela nafas panjang. "Saya beneran nggak mabuk, saya dikerjain sama orang. Nanti saya jelaskan sama kamu setelah kita sampai di rumah, sekarang kamu bawa saya pulang dulu. Kepala saya sakit banget."
Aida mendengus. "Alasan saja, bilang aja Pak Radit habis mabuk dan booking hotel buat berduaan sama cewek. Sekarang Pak Radit kecapean karena habis dikerjain sama cewek itu," tuduhnya.
Raditya tersenyum menatap istrinya lekat. "Kamu cemburu?"godanya.
"Siapa yang cemburu? Idih, amit-amit,"jawab Aida sembari mengidikkan bahu berkali-kali.
"Saya nggak bisa bawa mobil, kita naik motor aja. Biarin aja mobil Pak Raditya di sini. Aman kok, besok baru Pak Radit ambil mobilnya,"ucap Aida.
Raditya mengangguk. "Saya dikerjain orang dan dijebak sampai datang ke sini. Saya melakukan semua ini demi kamu."
"Demi saya? Nggak salah? Udah jelas-jelas Pak Radit selingkuh kok malah bilang demi saya?"
Raditya kembali berdecak. "Saya nggak bilang selingkuh. Mikir ke sana aja nggak pernah, ngapain juga saya ngelakuin hal yang dibenci sama Allah? Gini-gini saya itu sangat menjunjung tinggi kesetiaan terhadap pasangan. Emang kamu,"sindirnya.
Aida melangkah kesan mendekati motor. "Raditya mabuk berat, masih aja ngelak nggak minum dan nggak selingkuh."
Aida naik ke atas motor. "Pegangan, Pak. Nanti jatuh, saya lagi yang disalahin sama orang tua."
"Iya,Sayang."Raditya melingkari kedua tangannya di pinggang sang istri. "Kamu dingin nggak?"
"Nggak,"jawab Aida ketus. "Jangan cari kesempatan di dalam kesempitan, ya Pak! Atau saya turunin Bapak di tengah jalan!" ancamnya yang sudah melajukan motor.
"Iya, saya cuma pegangan aja kok. Kepala saya sakit banget. Tadi Sari nyemprotin minyak wangi ke muka saya."
Deg!
Aida terdiam sejenak. "Jadi Pak Raditya selingkuh sama Bu Sari?"
"Saya nggak selingkuh. Saya ke sini karena dijebak sama dia. Lagi pula kalau saya selingkuh, nggak mungkin saya minta jemput sama kamu dan nggak mungkin saya kasih tahu kamu kalau saya habis ketemuan sama Sari."
"Terus kenapa Bapak bisa ada di hotel sendirian? Pakai acara mabuk lagi."
"Saya kan udah bilang kalau saya disemprot minyak wangi sama Sari sialan itu."
Aida terdiam, fokus mengendarai motor maticnya pelan karena jalanan macet.
"Saya nggak tahu dia dapat informasi dari mana, yang jelas dia udah tahu kalau kita udah nikah. Dan dia ngancam bakal nyebarin berita itu ke kampus. Kalau saya sih nggak takut, tapi kalau kamu? Saya menjaga perasaan kamu, karena saya yakin kamu pasti belum mau pernikahan kita diketahui oleh teman-temanmu. Apalagi oleh pacarmu,"jelas Raditya.
Aida terhenyak. "Pak Radit melakukan ini demi saya?"
"Iya, saya melakukan semua ini demi kamu. Kalau bukan demi kamu, untuk apa saya jauh-jauh ke sini? Sampai dikerjain seperti ini,"jawab Raditya.
Aida menghela nafas panjang. Semakin merasa tidak enak di hati karena dia sempat berpikir suaminya selingkuh dan yang lebih membuatnya merasa bersalah, dia yang ingin dilindungi oleh Raditya justru menyakiti perasaan suaminya itu.
"Sebenarnya saya sakit hati karena kamu berbohong dan ingkar janji,"ungkap Raditya. "Tapi saya akan tetap memaafkan kamu." Ia semakin merapatkan pelukannya.
"Pak, mulai dia nyari kesempatan!"kesan Aida.
"Saya pengen," bisik Raditya.
"Ihhh,Pak Radit! Nyebelin banget sih, otaknya bisa nggak di sapu dulu baru ngomong!" cecar Aida.
Raditya terkekeh. "Saya ngomong begitu sama istri sendiri, emang salah?"
"SALAH!" teriak Aida hingga membuat pengendara motor lain yang ada di samping kiri menoleh ke arahnya.
