NovelToon NovelToon
Pembalasan Mantan Istri

Pembalasan Mantan Istri

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Safira

Rara Artanegara yang dahulu dikenal cukup cantik namun sejak mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai seorang sekretaris PT. GINCU karena permintaan suaminya, Pramana Handoko, bentuk tubuhnya berubah menjadi tak terawat dan cukup berisi. Padahal sebelum menikah ia begitu langsing bak gitar Spanyol.

Pernikahan yang sudah dijalani selama lima tahun, awalnya begitu bahagia namun berakhir dengan luka dan nestapa pada Rara. Sang ibu mertua yang selalu menuntut cucu padanya. Sering berlaku tak adil dan kejam. Begitu juga adik iparnya.

Bak jatuh tertimpa tangga. Dikhianati saat hamil dan kehilangan bayinya. Terusir dari rumah hingga menjadi gelandangan dan dicerai secara tidak terhormat.

"Aku bersumpah akan membuat kalian semua menyesal telah mengenalku dan kalian akan menangis darah nantinya. Hingga bersujud di kakiku!" ucap Rara penuh kebencian.

Pembalasan seperti apa yang akan Rara lakukan? Simak kisahnya💋

DILARANG PLAGIAT🔥
Update Chapter : Setiap hari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 - Mencari Tahu

"Gugurkan kandungan itu, An!" pekik Pram.

"Apa! Jangan gila kamu, Mas. Ini bennih kamu. Darah daging kamu. Tega-teganya kamu minta aku gugurkan kandungan ini. Enggak!" bentak Anita tak kalah sengit.

Keduanya tengah bertengkar hebat di apartemen Anita. Pram begitu terkejut saat Anita menyodorkan hasil periksa ke dokter kandungan yang dilakukan Anita beberapa hari sebelumnya, menyatakan bahwa Anita positif hamil empat minggu.

Pram mengakui dirinya memang menggaauli Anita secara rutin. Namun Anita sudah memasang alat kontra-sepsi yang ia pikir aman-aman saja bahwa selingkuhannya itu tidak akan hamil.

Akan tetapi Pram merasa kecolongan karena ternyata saat ini Anita positif hamil. Sebenarnya Pram juga bingung kenapa Anita bisa hamil walaupun sudah memakai IUD.

Dan kenapa baru sekarang hamilnya?

Padahal sudah lama memakai alat tersebut. Dan selama beberapa tahun dirinya selalu membuang bibit terinya di dalam, tetapi Anita juga tidak hamil.

Anita beralasan bahwa ini sudah kehendak takdir dari Tuhan dan rezeki mereka berdua akan dikaruniai momongan. Namun Pram menolak hal itu dan meminta Anita untuk menggugurkan kandungannya.

Anita tetap bersikukuh mempertahankan kehamilannya. Dan ia juga tidak mengaku di depan Pram bahwa dirinya sudah melepas IUDnya tanpa sepengetahuan suami Rara tersebut.

"Kalau kamu tidak mau tanggung jawab atas bayi ini, aku terpaksa membongkar ini semua sama istri kamu, Rara." Anita pun mengancam Pram.

"Gila, kamu An!" pekik Pram.

Pram pun terduduk di sofa ruang tamu apartemen Anita sambil memijit pelipisnya. Sungguh bingung dirinya saat ini. Dia belum siap jika kehilangan Rara. Tetapi rasa cinta untuk Rara pun perlahan sudah mulai menghilang.

Dirinya hanya membutuhkan Anita untuk sekedar suka sama suka saja. Tidak untuk memiliki anak. Dikarenakan tubuh Rara yang jelek dan tak terawat menjadikan ia tak bernaf suu pada sang istri. Sehingga pelampiasan haassratnya ia salurkan pada Anita.

"Mas, aku cinta sama kamu. Apa kamu tega membiarkan aku membunuh anak kamu sendiri. Darah dagingmu. Hiks... hiks..." cicit Anita memeluk Pram di sofa seraya menangis.

Pram pun yang tak tega mendengar Anita menangis terus-menerus dan menggaungkan ke telinganya tentang anak kandungnya yang telah bersemayam di rahim Anita, akhirnya Pram mengurungkan niatnya menyuruh selingkuhannya itu untuk menggugurkan kandungannya.

Keduanya pun tidur malam ini dengan perasaan yang berbeda. Hanya saling memeluk tanpa ada kegiatan rutin seperti biasanya jika di atas ranjang yang biasa keduanya lakukan sebelum tidur.

Pram tengah memikirkan tentang nasib pernikahannya dengan Rara ke depan. Sedangkan Anita tengah memikirkan cara agar Pram menjadi miliknya seutuhnya tanpa Rara di sisi Pram.

☘️☘️

Keesokan harinya.

Rara pagi-pagi sekali sengaja pergi dari rumah ibu mertuanya sebelum Mama Dian bangun. Sebelumnya ia sudah menyiapkan sarapan untuk Mama Dian dan juga Sisy agar tidak diamuk kembali jika meninggalkan rumah tanpa memasak.

Sebagian pekerjaan rumah seperti mencuci, menjemur baju, menyapu dan mengepel lantai juga sudah ia lakukan.

Tepat jam delapan pagi, Rara sudah tiba di bank Y. Selang lima belas menit menunggu, akhirnya nomor antrian Rara ke bagian customer service dipanggil.

"Selamat pagi Ibu. Perkenalkan nama saya Sukma. Ada yang bisa saya bantu?" tanya pihak CS bank tersebut dengan sopan.

"Baik, Mbak Sukma. Perkenalkan nama saya Rara. To the point saja ya Mbak. Karena saya tidak punya banyak waktu. Kenapa rumah saya yang ini ada tertera papan bahwa disita Bank ini dan dalam tahap lelang? Padahal saya tak pernah meminjam uang pada bank Anda apalagi menjaminkan surat rumah saya ke bank manapun," ucap Rara dengan tegas seraya menyodorkan foto di ponselnya tentang rumahnya yang disita tersebut.

Kemarin Rara sempat memfoto depan rumah peninggalan orang tuanya sebagai bukti. Kemudian Rara pun menyerahkan kartu identitas serta informasi alamat lengkap rumahnya itu.

Sukma sebagai CS yang profesional memeriksa informasi dan data yang disampaikan oleh Rara lalu ia meminta waktu sebentar untuk mengeceknya. Rara pun mempersilahkan dengan baik.

Tidak lama seorang laki-laki datang bersama Sukma dan menyuruh Rara untuk masuk ke sebuah ruangan khusus di bank tersebut untuk berbicara lebih lanjut agar lebih leluasa.

"Begini Bu Rara. Perkenalkan saya Argo, Manajer di sini. Rumah atas nama Ibu Rara sudah dijaminkan Pak Pramana Handoko selaku suami ibu untuk meminjam dana pada bank kami senilai dua setengah milyar rupiah dengan alasan yang tertera dalam Contract Safe (klausul kontrak) yakni untuk bisnis. Tepatnya bisnis di bidang properti," ucap Argo, selaku Manajer Bank Y.

"Hah! Bisnis properti? Tapi saya tidak pernah tahu dan tidak menandatangani surat persetujuan apapun untuk hal itu, Pak!" ucap Rara dengan nada tinggi yang sudah naik beberapa oktaf.

Lalu Argo pun menyodorkan pada Rara semua bukti dan surat perjanjian resmi tersebut. Rara begitu tercengang melihat bukti-bukti yang ada.

Bahwa suami yang ia cintai selama ini dengan tulus, ternyata tega menggadaikan sertifikat rumahnya secara diam-diam. Padahal Pram tahu hanya rumah itu yang dimiliki oleh Rara. Dan Pram juga yang memalsukan tanda tangan dirinya.

"Bisnis properti apa? Ya Tuhan Mas Pram," jerit Rara dalam hati.

Dengan seksama Rara terus-menerus membaca hingga selesai. Sungguh ia tak menyangka bahwa Pram tega melakukan hal ini padanya.

"Apa suami saya tidak membayar cicilannya hingga rumah saya akhirnya disita?" tanya Rara.

"Benar, Bu Rara. Sudah enam bulan Pak Pram tidak melakukan pembayaran cicilan senilai lima puluh juta rupiah per bulan. Dengan total tunggakan selama enam bulan senilai tiga ratus juta rupiah. Sehingga dengan berat hati sesuai perjanjian yang sudah tertera dan disepakati bersama, maka rumah tersebut kami sita dan sudah kami masukkan dalam daftar lelang di minggu ini juga," ucap Argo.

Deg...

Tangan Rara yang memegang surat perjanjian peminjaman dana tersebut langsung mendadak tremor. Hatinya mencelos mendengar itu semua.

Padahal harga jual rumah peninggalan orang tua Rara tersebut berdasarkan NJOP ( Nilai Jual Objek Pajak) bisa mencapai kisaran sepuluh milyar rupiah bila laku terjual secara normal bukan dijual dalam tahap lelang yang biasanya pasti harganya akan jatuh murah.

"Apa saya bisa meminta untuk rumah saya jangan dilelang dulu, Pak. Saya akan usahakan melunasi seluruh tunggakan dan pinjaman pokoknya tersebut secepatnya. Saya mohon," pinta Rara.

"Maaf, Bu Rara. Untuk hal itu tidak bisa kami lakukan karena rumah ibu sudah masuk dalam proses lelang kami," ucap Argo dengan berat hati.

"Tega kamu, Mas!" gerutu Rara mendengus sebal pada Pram dalam hati.

Akhirnya Rara pun pamit dan ia segera menuju ke PT. GINCU untuk mencari informasi mengenai urusan dinas luar kota suaminya. Sebab ponsel Pram masih tak bisa ia hubungi hingga pagi ini juga.

Dirinya ingin bertemu dengan sang suami guna meminta penjelasan mengenai rumah peninggalan orang tuanya tersebut. Jika harus keluar kota demi untuk bertemu Pram, akan dia lakukan. Baginya rumah tersebut seperti nyawa bagi seorang Rara.

🍁🍁🍁

1
ika
wah iki, bau"
@rek Pawiqui
bagus, gak byk typoo,
semangat terus...💪👍🙏
Rhenii RA
Dialognya belum sempurna cadel itu, masih ada Rrrrnya
Vindy swecut
hee...anda...klo anita setan...anda itu apa...iblis?
Rhenii RA
Lebay banget🤣
Elly Supriaty
sahabat ulat keket ini mah harus di garuk sama gergaji
Elly Supriaty
greget bangeet nih sama pelakor ,penghianat ,cepat deh dapat karma nya sama mertua jugaadik ipar nya ,sabar ya ra ,
Rhenii RA
Selain Auchh dia bisa apa?
tessa arum
keren
Julia Vanka
Luar biasa
Linda Wati
next 🌹🌹🌹♥️♥️♥️
Asyatun 1
keren thoor
Novano Asih
mahal amat biaya rumah sakit sampai perawatan hingga sembuh 2 M😂😂😂tp syukurin biar nyahok itu Pram sama Anita
Virna Rosse
anak rara mungkin
Wicih Rasmita
Luar biasa
Zuhril Witanto
waduh berat juga
Zuhril Witanto
gratisan
Zuhril Witanto
dasar
Zuhril Witanto
kok di tampar...kan itu kesayangan anda
Zuhril Witanto
ternyata nagih utang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!