NovelToon NovelToon
Villain'S Mother Change

Villain'S Mother Change

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:864.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: eka zeya257

Zella, gadis bar-bar yang baru berumur 19 tahun, sekaligus pemilik sabuk hitam karate. dia terkenal di kalangan anak seusianya karena memiliki sifat ceria dan blak-blakan serta tak kenal takut.

Hingga suatu hari saat dia hendak berangkat ke tempat latihannya, dia tersandung batu dan membuat tubuhnya nyungsep ke dalam selokan dan meninggal di tempat.

Zella kira dia akan masuk ke dalam alam baka, namun takdir masih berbaik hati membiarkan dia hidup meski di tubuh orang lain.

Zella bertransmigrasi ke dalam novel yang sudah lama dia baca, dan menjadi tokoh antagonis yang selalu menyiksa anaknya.

Akankah Zella mampu mengubah sebutan 'Penjahat' pada dirinya? dan meluluhkan hati anaknya yang sudah di penuhi dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

...Tetaplah tumbuh di tengah kemunafikan manusia....

...>Zella<...

...✨✨✨...

Siang telah berganti malam, waktu bagi para orang-orang yang sudah menghabiskan tenaga di siang hari untuk kembali beristirahat. Udara yang dingin di barengi dengan gerimis, membuat suasana semakin cocok untuk menemani tidur.

Namun hal itu tidak berlaku bagi pemuda yang menyandang gelar Naraga di belakang namanya, Arzen termenung di balkon kamar sambil memandang kosong ke arah rintikan air hujan yang jatuh membasahi dedaunan.

Dia teringat kejadian tadi siang, begitu banyak rahasia yang sudah di kubur oleh ibu tirinya selama ini. Di abaikan, di benci, bahkan di salahkan oleh kedua orang tuanya. Arzen tak bisa membayangkan sebesar apa mental Zella yang telah hancur, di tengah rasa sakit itu dia bahkan ikut membenci dan sering melontarkan kata-kata kasar pada ibu tirinya.

"Ternyata benar, orang jahat berawal dari orang baik yang di sakiti," gumam Arzen.

Satu tangannya dia arahkan ke luar pembatas balkon, tetesan air hujan mengenai telapak tangan pemuda tersebut.

Beberapa saat berlalu, rasa haus tiba-tiba mendera tenggorakan pemuda itu. Arzen berdiri dari kursi, dia melangkah menuju pintu kamar. Saat dia membuka pintu, suasana mansion sudah sunyi. Para pelayan telah kembali ke kamar masing-masing, Arzen berjalan ke arah dapur dan meraih gelas yang ada di laci.

Dia mulai mendekatkan gelas ke arah dispenser, selang beberapa menit kemudian Arzen berniat kembali ke dalam kamar setelah menghilangkan rasa hausnya.

Begitu sampai di arah tangga, dia mendongak melihat ke arah kamar Zella. Nampak lampu kamar perempuan itu masih menyala, merasa penasaran Arzen memutuskan untuk melihatnya lebih dekat.

"Apa mungkin jam segini dia belum tidur?" monolog Arzen seraya menaiki tangga.

Setibanya dia di depan pintu kamar Zella, dia bisa melihat Zella tengah terlelap di atas meja belajarnya. Arzen memasuki kamar dan mendekat ke arah Zella, dia bisa melihat beberapa coretan abstrak di atas kertas.

"Mungkin ini tugas kuliahnya," lirih Arzen.

Hingga tatapannya terkunci pada sebuah kertas yang memiliki judul Rencana bertahan hidup. Merasa ada yang aneh dengan judul itu, Arzen meraih kertas tersebut dan mulai membaca tanpa suara.

Awalnya semua terlihat biasa saja, karena Arzen kira itu merupakan salah satu tugas dari kampus, tapi dia menemukan tulisan kecil di bagian paling pojok kertas itu. Arzen mendekatkan kertas tersebut ke arah kedua matanya, begitu dia berhasil membaca tulisan itu raut wajah Arzen berubah keruh.

Dia meletakan kembali kertas tersebut, lalu menepuk pundak Zella pelan. Perlahan Zella membuka kelopak matanya, Arzen langsung menyuruh Zella pindah ke atas ranjang.

"Jangan tidur di sini, nanti masuk angin." Ujar pemuda itu sedikit kikuk.

"Ya," Zella mengucek kedua netranya perlahan, "Kamu mau ikut tidur sama Mommy?" ujar Zella.

Arzen menggeleng, "Nggak, sini saya bantu naik ke ranjang,"

Zella mengangguk pasrah, dia sangat mengantuk saat ini. Arzen memapah Zella hingga dia terbaring di ranjang, tak lupa Arzen meraih selimut tebal dan menutupi tubuh Zella hingga leher.

Zella menggeliat sebentar, dengan mata yang tertutup Zella berucap, "Arzen~ jangan terluka la.….gi,"

Sontak tubuh Arzen menegang, dia menoleh ke arah wajah Zella yang sudah terlelap. Arzen ingat tadi siang saat Zella menjemputnya di kediaman Orvie, dia terlihat ceria seperti biasanya seolah kejadian yang Arzen saksikan tidak pernah ada.

"Kenapa anda tidak membunuh saya saja? pasti anda sangat lelah membesarkan anak dari orang yang melukai perasaan anda?" gumam Arzen sendu.

Tanpa dia duga, alam bawah sadar Zella mendengar pertanyaan itu hingga dengan suara samar Zella menyahut.

"Karena... bukan kamu yang perlu membayar kesalahan itu, Zen."

Arzen tertegun, dia kira Zella sudah bangun tapi nyatanya Zella masih terlelap. Tak berselang lama terdengar hembusan nafas teratur dari perempuan itu yang menandakan bahwa kali ini Zella benar-benar sudah tidur lelap, salah satu tangan Arzen terangkat menyingkirkan anak rambut yang melekat di pipi Zella.

'Mereka harus membayar rasa sakit yang anda terima selama ini, mereka tidak pantas bersenang-senang di atas penderitaan kita,' tekad Arzen penuh kebencian terhadap keluarga Allyshon.

...***...

Hari telah berganti dengan begitu cepat, tanpa terasa dua hari sudah berlalu sejak kepergian Elzion dari mansion. Kini pria itu serta asistennya sedang berada di kantor cabang yang ada di kanada.

Kennan sedang mempersiapkan beberapa berkas penting di atas meja kerjanya, tak berselang lama Zion keluar dari ruang kerja milik dia dengan menenteng jas di lengan kiri.

"Ken, aku ada urusan di luar. Tolong handle email yang barusan aku kirim," pesan Zion.

Kennan mengernyit, dia melihat gelagat Zion yang terlihat buru-buru.

"Kamu mau kemana? Bukannya sebentar lagi ada meeting dengan klien luar negeri?" ujar Kennan.

"Aku tahu, tolong batalkan aku tidak bisa menghadiri meeting hari ini."

"Tapi, Zi-"

Kennan menggantung perkataannya ketika melihat Zion berlalu begitu saja, dia membenarkan letak kacamata yang sedikit melorot.

"Ck nggak suami nggak istri sama-sama merepotkan," gerutu Kennan, seraya melanjutkan pekerjaannya.

Di tengah kegiatan yang Kennan lalui, sebuah pesan singkat masuk ke dalam ponselnya. Dia meraih ponsel dari atas meja, Kennan mendengus sebal ketika melihat pesan ancaman datang dari Zella.

Ny, Zella.

Gue tunggu satu minggu lagi, kalo lo gagal gue sebar semua aib lo.

Meski malas, Kennan tetap membalas pesan tersebut. Dia meletakan kembali ponselnya ke atas meja, satu jam kemudian pekerjaan yang di berikan Zion sudah selesai. Dia juga sudah berhasil menghubungi pihak luar negeri untuk menunda rapat, meski Kennan sempat mendapat protes namun dia sendiri tak bisa apa-apa karena semua keputusan ada pada Zion.

Kennan meraih kunci mobil dan bergegas pergi meninggalkan ruangannya, begitu tiba di lobi dia menyapa para staf yang sedang berlalu lalang.

Tak berselang lama Kennan sampai di tempat parkir, dia langsung masuk ke dalam mobil dan keluar dari area perusahaan. Tujuan dia kali ini adalah apartemen, dia berniat mencari Zion karena sudah satu jam lebih dia belum juga kembali ke perusahaan, terlebih ada berkas penting yang harus di tanda tangani hari ini juga oleh Zion.

Setibanya di daerah apartemen milik Zion, dia langsung memarkirkan mobilnya di samping mobil Zion.

"Pasti nih orang ketiduran," monolog Kennan.

Dia langsung turun dan berjalan menuju lift, unit apartemen miliki Elzion berada di lantai 9 begitu lift mulai naik, Kennan menunggu sambil bermain ponsel.

Ting.

Bunyi lift terdengar, Kennan keluar dari sana lalu menuju unit milik Elzion. Awalnya Kennan berniat menelepon terlebih dulu, namun karena malas dia pun memilih masuk saja lagi pula dia sudah hafal kode pintu tersebut.

Klek.

Begitu pintu terbuka, tubuh Kennan mematung saat melihat baju berserakan di lantai serta hells dan juga pakaian da*** wanita tergeletak di sana.

Kennan masuk tak lupa menutup pintu kembali, dia mulai mendengar suara yang tak asing dari kamar milik Zion.

Dia menjulurkan kepalanya sedikit ke arah pintu yang terbuka, begitu melihat sosok wanita yang ada di atas tubuh Zion. Kennan langsung mengeluarkan ponselnya, dia merekam kejadian itu tanpa mengedipkan kedua matanya.

'Apa ini yang di perkirakan perempuan itu? Kenapa bisa kebetulan seperti ini?' batin Kennan, teringat kembali pembicaraannya dengan Zella tempo hari.

1
Jessica _ ica Ica
Luar biasa
Mary Randaging
aku tidak suka dengan akhir ceritanya.knpa zela mati di tangan silla yg tidak punya kekuatan?
Zee✨: hehe mf ya, pas bikin ini lg gak mood makanya endingnya kurang memuaskan hehe
total 1 replies
kalea rizuky
males ma endingnya tau
kalea rizuky
langsung dor selesai arvie tolol/Curse//Curse/
kalea rizuky
males klo ceritanya muter
kalea rizuky
wah jalang di rebutin dih najia
kalea rizuky
halah lu aja doyan kan
kalea rizuky
wih jd suami nya selingkuh bentar kok baru kuliah umurnya brp
kalea rizuky
arzen cwek kah
kalea rizuky
visual arsen mana
Annisa Feby
Luar biasa
Nana Nana
sungguh membagongkan mati diselokan 🫣🫣🤣🤣
Tri Haryanto
Luar biasa
Nana Niez
kl season 1 aja sdh sad ending,, mau lanjut season 2 terasa berat
Nana Niez
baru ini pemeran cewek nya kuat tapi berakhir mati,, pengaruh banget lhow Thor sm mood yg bc,, bs jdi sad seharian
Nana Niez
apa zella mati,, jdi ikut parno sblm bab akhir
Nana Niez
lha kok malah penulisnya ikutan jugaaaa
Nana Niez
bukan gw yg bunuh dia jatuh sdri,,, 🤣🤣🤣🤣🤣bnr bnr deh
Nana Niez
lha siapa lagi itu,,, knp banyak yg masuk novel yaaaa,, jgn jgn si bapak yg anaknya ditolong
Nana Niez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣memang out of the box,,, kl zella mah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!