NovelToon NovelToon
Married With Mr. Idiot

Married With Mr. Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Naaila Qaireen

Niat hati mencari suami kaya agar terbebas dari belenggu ibu tiri, membawa seorang Lilyana nekat mengait pria kaya yang ditemuinya di taman. Namun, apa jadinya jika pria itu mengalami keterbelakangan mental alias idiot.

"Ya, ayo menikah ...!" pria berpenampilan tuan muda bertepuk tangan dengan gaya khasnya yang seperti bocah.

"Oh, no!"

Bagaimana kelanjutannya? Yuk, simak ceritanya.

***

Jangan lupa juga baca novel author yang lainnya: (My Son Is My Strength, Sang Antagonis & Membalaskan Dendam Janda)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naaila Qaireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pencuri Ciuman

Memasuki mansion wajah Kirana amat tidak enak di pandang, sangat berbeda dengan suasana hati seseorang yang baru saja pulang shopping atau berbelanja. Lily berjalan dengan langkah mencicit di belakangnya.

Sedangkan Bi Erna dan dua pelayanan lainnya langsung ke dapur untuk menata belanjaan. Putra dan Brian yang tangannya sudah pegal akibat membawa belanjaan Kirana dan Lily tergeletak begitu saja di dekat sofa. Mereka duduk lesehan dengan napas ngos-ngosan, dengan belanjaan memenuhi meja dan sofa.

Setelah selesai dari salon, Kirana langsung menelpon mereka untuk menjemput. Brian yang sudah mengelilingi mall, memberengut kesal karena tidak memberitahunya. Tapi mau bagaimana lagi, ia hanyalah seorang bawahan yang harus manut pada atasan.

Di lantai dua, Vian mencengkeram besi pembatasan hingga tangannya memutih dan menampilkan sendi-sendi jari yang menonjol. Matanya tak lepas dari sosok ibu tirinya yang memang selama ini tidak memiliki hubungan baik dengannya, sejak wanita itu datang ke rumah bendera perang langsung ia kibarkan.

Entah apa yang salah dan yang kurang, hingga ia begitu membencinya. Sampai nekat melakukan hal sebesar dan sekejam ini.

Setelah mendengar penjelasan dokter Cakra dan memberitahunya terkait obat itu—obat yang selalu ia konsumsi dengan dalih dapat menghilangkan rasa sakit kepalanya, nyatanya adalah obat yang perlahan membuatnya tidak waras dan benar-benar gila.

Mata Vian beralih pada gadis di belakang yang masih setia menunduk, alisnya terangkan dengan pandangan menghunus tajam.

‘Apa gadis itu terlibat?’ Vian tidak tahu, tetapi ia tetap akan berhati-hati. Apalagi ia masih tidak mengetahui motif Lily menikahinya yang nyatanya seorang idiot.

Tetapi ia kembali mengingat perkataan dokter Cakra, 'Saya juga tidak akan mengetahui keterlibatan ibu tiri Anda jika tidak mendengar penjelasan nona Lily, nona Lily juga menjaga Anda dengan baik selama ini.' Vian ingat bagaimana gadis itu melarangnya memakan makanan yang Kirana berikan.

‘Tapi, benarkah?’ banyak keraguan yang tidak bisa membuatnya percaya begitu saja.

Vian memalingkan wajah, ia juga beranjak pergi dari sana tak kala Lily mulai menaiki tangga satu persatu.

Helaan napas panjang keluar dari bibir lembap berwarna ceri itu tak kala pintu baru saja terbuka, Vian mengintip sedikit lalu kembali pura-pura tertidur tak kala mata gadis itu menatap ke arahnya.

Lily melihat jam elektrik di meja nakas yang menunjukkan pukul 12 lewat, ‘Apa Bang Vian sudah makan?’ tanyanya dalam hati.

Sebelum menghampiri lelaki yang selalu memenuhi pikirannya, gadis itu menuju kamar mandi.

Ia keluar dengan wajah yang lebih segar, dengan baju nyaman yang sebelumnya ia ambil di ruang ganti.

Lily menyibak selimut dan bergabung dengan Vian yang tengah pura-pura tertidur, gadis itu menatap pria yang adalah suaminya dengan tatapan sendu. Mengusap surainya yang lembu bagaikan sutra, lalu mengecup dahinya dengan pelan agar tidak mengganggu tidur pria itu.

Setalah puas memandang wajah yang selalu ia rindukan, Lily perlahan melingkarkan tangan dan memeluk suaminya dengan posesif.

Vian membuka mata perlahan setelah mendengar dengkuran halus di bibir mungil itu, ia menoleh ke samping dan mendapati wajah damai nan manis. Semerbak mawar yang menyeruak di rambutnya membuat Vian memejamkan mata untuk semakin menikmati.

Tangannya mengusap dahi yang baru saja gadis itu kecup, rasa lembut nan lembap masih tersisa di sana membuat matanya kembali perlahan terbuka.

Vian melonggarkan pelukan gadis itu dengan hati-hati, lalu memiringkan tubuhnya dengan salah satu tangan menahan kepala.

“Sebenarnya orang seperti apa kamu ini?” bisik Vian yang lebih terlihat hanya gerakan bibirnya saja, ia hanya tahu gadis ini sungguh cerewet. Matanya turun, tertuju pada benda kenyal yang selalu melambai untuk disentuh.

Perlahan tapi pasti, wajah Vian semakin dekat dengan wajah mungil nan manis itu, menyatukan bibir tebalnya pada bibir lembap berwarna ceri. Rasanya manis seperti terakhir kali, membuat ia tidak bisa berhenti untuk terus merasakan manis bagai madu itu.

Vian mengecup, mengulum, dan membelitnya, bahkan tangannya sudah mengungkung tubuh gadis mungil itu.

“Akhh,” legu Lily merasa tidurnya terganggu, Vian dengan cepat menyingkir. Ia tak lain seperti maling yang tertangkap basah mencuri.

Gadis itu mengubah posisi, lalu kembali tertidur dengan lelap. Vian mengusap wajahnya kasar, selalu saja begini. Ia tidak bisa mengontrol tubuhnya jika sudah berhadapan dengan gadis ini. Padahal dulu ia adalah seorang yang mampu mengontrol dirinya, bahkan gadis sexy yang Kirana bawa tidak mampu membuatnya tertarik dan bernafsu.

‘Mungkinkah gadis ini adalah penyihir, sehingga membuatku begitu tertarik padanya?!’ Alvian Adhitama yang selalu logis dalam segala hal, tidak seperti Vian si idiot, kini bertanya dengan absurd.

***

“Mamaaahhh, tangan aku lecet kalau masak-masak kaya begini!” teriak Naura dari arah dapur, tengah memotong bawang merah yang membuat matanya berair perih, setelah itu ia juga lanjut membersihkan sisik ikan. Kalau saja ada gadis pembantu itu, ia tidak akan seperti ini. Boro-boro potong bawang, datang ke dapur saja ia jarang.

Mengingat Lily membuat ia juga ingat akan kejadian beberapa hari lalu saat ingin membeli es krim, dimana ia merasa sangat dipermalukan. Bahkan karena kejadian itu juga membuat ia putus dengan pacar ATM berjalannya.

‘Ah, sungguh sial!’ makinya dan berniat akan membalas.

“Mamaaa udah, terus apalagi?” teriak gadis itu dengan nada yang sama, melengking.

“Cuci ikannya, terus goreng!” Davina menyahuti anaknya dengan teriakkan pula. Wanita itu juga tengah sibuk dengan pekerjaannya sendiri di ruang tamu yang tengah mengepel lantai.

Mengerjakannya dengan setengah hati, tak lupa gerutuan keluar dari mulutnya. Nama Lily menjadi sasaran empuk pelampiasan amarah serta keletihannya saat ini.

Semenjak tinggal di rumah besar nan megah itu, anak tirinya yang bak pembantu tidak bisa di sentuh walau seujung kuku. Penjaganya begitu ketat dengan pengawal yang selalu mengikuti, apalagi pria-pria kekar itu sangat menyeramkan. Jangankan mendekat, melihat saja Davida dan anaknya sudah menciut.

Davina mendengus karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk membawa kembali gadis itu dan mengerjakan pekerjaan yang memang harus ia kerjakan.

Tanpa kehadiran Lily, kehidupan Davina dan anaknya menjadi berat. Namun walaupun begitu, mereka sama sekali tidak mengambil pelajaran. Keduanya semakin dongkol dari hari ke hari. Dan tabungan dari hasil memeras ayah Lily semasa hidup dan beberapa benda berharga yang mereka jual kini mulai menipis membuat semakin stres.

“Maaa... Maamaa... aaaaaa!!!” teriak Naura heboh keluar dari dapur dengan tangannya yang menggenggam spatula.

Brak! Davina membanting sapu, semakin tersulut emosi oleh keributan yang sang anak buat.

“Apalagi sekarang, Naura?!” bentak Davina, anak ini selalu saja membuat masalah.

Naura sedikit menunduk, mengatur napas sembari melihat kulit tangannya yang melepuh.

“Maamaaa, tangan aku kena minyak panassss!” adunya histeris, padahal percikannya amat kecil.

“Sini,” Davina merampas spatula di tangan anaknya, lalu pergi menuju dapur untuk menyelesaikan kekacauan yang di buat sang anak.

Tetapi sebelum Davina beranjak, ponselnya yang berada di atas meja dekat televisi berdering. Ia kembali memberikan spatula pada Naura, dan memintanya untuk matikan kompor.

“Nyonya Kirana?” gumamnya melihat siapa pemanggil.

***

1
Tantri Tantri
mana ni update yg baru
Lisa Kusmiran07
lanjut
R4Z1
up lagi Thor
Lisa Kusmiran07
Kirana penuh siasat
Lisa Kusmiran07
semangat up
Lisa Kusmiran07
Lily jangan terpengaruh sama nenek lampir,
Lovely_88
Hahahaha lucu 2 org yg sama2 polos ternyata 😅😅 lily otw unboxing nih
Lisa Kusmiran07
semangat kak up nya
Nurwana
keren...
Lovely_88
Bertindaklah lbh cerdas lili licik dibalas ama licik li kerjain jg tuh emak tiri'y Vian biar kapok loe kan cerdas li 😅😅klo perlu bikin kyk vian jg tu emaknya biar idiot.
Nur Afifah
😁😁😅
Lisa Kusmiran07
lanjut kak,,lucu menghibur
Naaila Qaireen: Siap Kak, makasih dukungannya❤
total 1 replies
Nurwana
Lily mo dikadalin....
Nurwana
dasar Nenek lampir Thu Kirana... gara gara obat itu Vian berubah total.
Nurwana
hahahaha 😂😂😂😂😂
Nurwana
jgan sampai nhe Vian pura pura idiot deh....
Lovely_88
kapan up'y kakak 😊g sabar nih
Lovely_88
aduh jgn2 yg ngebuat vian kecelakaan tuh semoga lili bisa nolongin Vian syukur2 bisa ngebuka deh y busuk'y paman'y 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!