Era ketika Dewa Iblis naik ke bumi untuk mengotori seluruh dunia dan melahap alam semesta demi membinasakan seluruh makhluk dan merubahnya menjadi Neraka.
Tentu saja, para dewa tidak akan tinggal diam dan membiarkannya melakukan tindakan yang menentang Langit dengan memusnahkan seluruh kehidupan di Tiga Dunia.
Hingga pertempuran pun terjadi. Para dewa sampai harus membayar harga mahal demi menyelamatkan dunia membuat Dewa Iblis menerima kekalahan telak dan jiwanya pun musnah.
Jutaan tahun kemudian, Dewa Iblis terlahir ke bumi dalam wujud manusia. Hal itu membuat para dewa yang tersisa kembali tidak tenang mengingat bencana yang terjadi di masa lalu. Tidak ingin kehancuran itu terjadi untuk kedua kalinya, Dewi Cinta mengambil keputusan dengan turun ke bumi untuk menjadi manusia juga guna mencegah kebangkitan Dewa Iblis yang di masa depan akan mengakhiri peradaban manusia.
Berhasilkah Dewi Cinta mencegah kebangkitan Dewa Iblis atau justru sebaliknya? Yuk baca sekarang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bpearlpul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Yuki Onna
Mendengar hal itu, Pangeran Ozora langsung menyalurkan chakra ke dalam kipas bulunya. ‘’Kalau begitu tunggu apa lagi? Serang mereka berdu—‘’
Deg!
Ucapannya terpotong karena tubuhnya tiba-tiba mati rasa hingga membuatnya berlutut ke tanah.
Ya, seluruh tempat itu diselimuti es membuat semuanya juga ikut bertekuk lutut saking dinginnya.
‘’Setelah kabut tebal, sekarang es. Apa yang sebenarnya terjadi di sini?’’ bingung Satan.
Pangeran Ozora menggigil kedinginan. ‘’Ergh, musim dingin belum tiba, kenapa salju sudah turun?’’
‘’Salju … Es … Hhah? Wanita itu!’’ pekik Putri Kamiai mendongakkan kepala.
Yuki tersenyum miring. ‘’Bunga dari Surga … Apa kau menyukai manusia salju yang aku berikan?’’
‘’Manusia salju? Benar juga, kalian membicarakannya tadi,’’ kata Riruru.
‘’Apakah kau mengenal wanita yang memakai kimono hitam itu?’’ tanya Hashizume.
‘’Sudah jelas setelah mendengar pembicaraan mereka barusan,’’ jawab Rokimaru.
‘’Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku sangat kedinginan. Kalau seperti ini terus, aku akan mati membeku,’’ kata Arisu.
‘’Kalian para perusuh sudah sepantasnya dihukum atas apa yang kalian perbuat. Jadi, hutang yang dimiliki para generasi sebelumnya di tempat ini, kalianlah yang akan membayarnya,’’ kata Yuki lalu mengulurkan tangan.
Butiran salju tadi perlahan menyatu hingga membentuk belasan duri runcing raksasa yang siap menghantam para murid.
‘’Tunggu, jangan bilang itu akan menghampiri kita,’’ tebak Banri.
‘’Sepertinya memang begitu,’’ kata Rensuke.
‘’Jangan khawatir. Aku akan memastikan darah kalian akan begitu indah di atas hamparan salju putihku ini,’’ senyum miring Yuki.
Saat itu juga, duri-duri raksasa tadi langsung menghampiri para murid membuat mereka membulatkan mata.
Bugh! Bugh! Push!
‘’Sepertinya hari ini kau terlihat begitu bersemangat,’’ kata Ushiuchibou.
‘’Sebelumnya sudah kubilang, kan? Untuk menemaniku bersenang-senang,’’ senyum Yuki.
‘’Kalau begitu, aku juga tidak akan ragu,’’ kata Ushiuchibou.
‘’Sekarang, aku tidak sabar melihat seperti apa bercak darah mereka memenuhi tanah bersaljuku,’’ kata Yuki yang masih tersenyum.
Namun, senyuman itu langsung luntur begitu asap di depannya menghilang. Dilihatnya tanah yang sebelumnya dipenuhi salju kini tersapu bersih.
‘’Kuharap kau tidak lupa, ada banyak pengendali api di sini dan kau tahu sendiri … Es sangat lemah melawan suhu panas,’’ kata Putri Kamiai.
‘’Sudah kuduga tidak akan berakhir secepat ini,’’ kata Yuki.
Putri Kamiai tersenyum. ‘’Maaf, jika tidak sesuai kehendak kali—‘’
Deg!
Ucapan sang putri terpotong karena Yuki tiba-tiba muncul depannya sebelum wanita itu menendangnya.
Bugh!
‘’Kamiai!’’
Saat itu juga, Satan dan ketiga pangeran menyerang Yuki secara bersamaan. ‘’Beraninya kau!’’
Melihat obor api dilemparkan, pusaran angin dan air serta bongkahan tanah datang menghampiri dari keempat sisi membuat Yuki memicingkan mata. ‘’Hoh~ sungguh pria yang tidak ramah, beraninya menyerang wanita.’’
Di saat bersamaan, tembok es muncul di sekelilingnya untuk memblokir serangan tersebut.
Bugh! Bugh! Push!
‘’Apa kau baik-baik saja?’’ tanya Rensuke menghampiri.
Putri Kamiai meringis sambil memegang perutnya. ‘’Dia benar-benar menendangku sangat kuat. Selain itu, apakah mereka berhasil menyerangnya?’’
Dilihatnya asap memenuhi tempat dimana Yuki berdiri tadi. Setelah asap menghilang, hanya tersisa tumpukan salju yang berserakan di atas tanah.
‘’Aku tidak melihat keberadaan wanita menyeramkan itu,’’ kata Ishizawa.
‘’Apakah dia berhasil lolos?’’ tanya Eri.
‘’Kurasa itu mustahil. Dia tidak memiliki celah untuk kabur,’’ kata Arisu.
Putri Kamiai yang melihat tumpukan salju di depannya merasa aneh.
Tunggu dulu … Ada yang salah di sini. Wanita itu menerima serangan dari keempat sisi dan seharusnya itu mengenainya. Tapi….
Ia mendongakkan kepala ke atas melihat Ushiuchibou yang berdiri memantau mereka.
Kenapa dia masih tetap tenang setelah melihat rekannya dihabisi?
‘’Apakah wanita itu sudah mati?’’ tanya Pangeran Midoriha.
‘’Dia terkepung dari segala sisi. Sudah seharusnya begitu,’’ jawab Pangeran Aoi.
‘’Tidak kusangka akan sangat mudah menghabisinya,’’ kata Pangeran Ozora.
‘’Jangan besar kepala dulu dasar manusia sialan. Kau pikir serangan tadi bisa melukaiku?’’
Semua tersentak melihat tumpukan salju tadi perlahan menyatu membentuk tubuh manusia hingga memperlihatkan sosok Yuki yang kembali utuh.
‘’Kalian baru saja melihatnya, kan?’’
‘’Apa-apaan itu?’’
‘’Di-Dia bisa merubah dirinya menjadi butiran salju?’’
‘’Bagaimana mungkin?’’
‘’Jangan-jangan, mereka bukan manusia biasa!’’
Putri Kamiai memasang wajah serius. ‘’Sudah kuduga, mampu mengendalikan dan memanipulasi salju sesuka hati … Apa kau Yuki Onna?’’
Deg!
‘’Yuki Onna? Maksudmu roh salju yang sering diceritakan orang-orang?’’ tanya Pangeran Ozora.
Putri Kamiai mengangguk. ‘’Dia akan menampakkan diri kepada para pengelana yang terjebak dalam badai salju, dan menggunakan hembusan nafasnya yang dingin untuk membekukan mereka sampai mati.’’
Yuki tersenyum miring. ‘’Lalu, apakah itu masalah bagi kali—‘’
Ucapannya terpotong karena sang putri tiba-tiba muncul dan melakukan tendangan berputar ke arahnya membuatnya terhempas membentur batang pohon.
‘’Jangan lupa, kau yang menendang duluan,’’ senyum miring Putri Kamiai.
Satan dan ketiga pangeran terbelalak melihat kejadian tersebut.
Sepertinya aku juga akan ditendang seperti itu jika mencari masalah dengan Kamiai, kata keempatnya kompak dalam hati.
Yuki yang membentur batang pohon tersenyum remeh dan hendak bangkit untuk melawan. Namun, entah kenapa tubuhnya mati rasa.
‘’Aku tidak sebaik dirimu, jadi aku memusatkan chakra di kakiku untuk mengenai area vitalmu sehingga kau tidak bisa bergerak untuk sementara,’’ kata Putri Kamiai.
Padahal hanya satu tendangan, tapi bisa membuatku tidak berdaya seperti ini, kata Yuki dalam hati.
Pangeran Ozora hendak menghampiri wanita tadi. ‘’Ini kesempatan untuk menyerangnya selagi dia tidak bisa berge—‘’
Ucapannya terpotong karena Putri Kamiai langsung menariknya dari belakang.
‘’Tahan dulu, jangan bertindak terlalu cepat.’’
‘’O-Oee omae(Hei kau)! Apa kau ingin membunuhku?!’’ kesal Pangeran Ozora yang tercekik.
‘’Siapa suruh mau bertindak sebelum berpikir,’’ kata Putri Kamiai.
‘’Tapi tidak perlu menarik kerah leher bajuku secara tiba-tiba! Kau bisa memberitahuku secara baik-baik,’’ gerutu Pangeran Ozora mengelus lehernya sambil terbatuk sesekali.
Pangeran Midoriha dan Satan memasang wajah bodoh. ‘’Entah kenapa, aku seperti pernah mendengar ucapan mereka.’’
‘’Tapi kenapa mengulur waktu untuk menyerang Yuki Onna setelah membuatnya tidak bisa bergerak?’’ tanya Rensuke.
‘’Itu karena pria dari rekan wanita itu sangat mencurigakan. Sejak tadi, dia hanya memantau dan tidak memiliki niat untuk menyerang. Apalagi, kita belum tahu apa kekuatannya,’’ jawab Putri Kamiai.
‘’Itulah kenapa kau mencegah Ozora barusan yang ingin mendekati wanita itu?’’ tebak Satan.
Putri Kamiai mengangguk membenarkan. ‘’Tidak ada yang tahu serangan kejutan akan datang.’’
Mata Pangeran Ozora langsung berkilauan. ‘’Kamiai, ternyata kau sangat mengkhawatirkanku. Tidak kusangka kau begitu peduli kepada pria tampan i—‘’
Duk!
‘’Siapa yang peduli kepada pria narsis sepertimu?’’ tanya Putri Kamiai yang baru saja menjitak kepala sang pangeran.
‘’Oee! Kenapa selalu tiba-tiba memukulku?’’ protes Pangeran Ozora.
‘’Karena aku ingin,’’ jawab Putri Kamiai santai.
‘’Ha?!’’ tidak terima Pangeran Ozora.
