NovelToon NovelToon
The Mask Painter

The Mask Painter

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / spiritual / Iblis / hantu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Asha Krajan

Odessa adalah pelukis topeng yang melanjutkan karir dari leluhur ayahnya.

Keluarganya memiliki sebuah toko topeng kecil yang buka di sebuah gang sepi yang jarang didatangi oleh pengunjung, pada awalnya Odessa tidak mengerti sama sekali mengapa keluarganya harus berjualan dan membuka toko di tempat yang sepi orang lewat.

Namun setelah Odessa mengambil alih bisnis itu, ia mengerti alasannya.

'Mereka' tidak menyukai tempat yang ramai.

Ya, yang Odessa layani sama sekali bukan manusia, melainkan 'mereka' jiwa yang tersesat atau pun arwah yang terjerat oleh masalah di bumi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asha Krajan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Penjaga?

Bus akhirnya tiba di kota C pada malam hari. Karena waktu yang sudah terlalu larut membuat Odessa tidak sempat memesan tiket untuk perjalanan mereka menggunakan kereta, ia memutuskan untuk menghentikan perjalanan untuk sejenak dan beristirahat di hotel terdekat.

Pada malam itu Odessa menawarkan pada Amir untuk membeli baju ganti di toko baju yang mungkin masih buka, setelah mengingatkan berkali-kali dan pada akhirnya berujung ancaman Amir akhirnya pergi turun dari kamar hotelnya lalu pergi ke toko pakaian.

Karena malas menjinjing tas Amir memutuskan untuk hanya membeli satu set pakaian salin dan membeli dalaman lebih banyak seandainya ia ingin ganti. Amir menitipkan pakaiannya di tas ransel Odessa, meskipun ia dipelototi tapi gadis itu akhirnya berbicara mengancam atau mengomel lagi.

Amir sebenarnya baik-baik saja jika ia tidak mengganti pakaian luar, namun setidaknya ia mengganti pakaian dalam yang kotor dengan rutin untuk menghindari penyakit yang tidak diinginkan. Lagipula terlalu jorok bagi Odessa untuk menyimpan orang yang tidak pernah mengganti dalaman berhari-hari di sisinya, itu terlalu merusak mental.

Keesokan paginya Odessa dan Amir berjalan kaki beberapa kilometer untuk menemukan stasiun kereta menuju Kota G. Sembari makan bubur Odessa memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang dengan ramai, ia menggigit sesendok bubur, mengunyahnya sedikit dan menelannya.

Odessa menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan nafas puas, mata merahnya mengamati manusia dan arwah yang berjalan di depannya, dengan menyipitkan mata Odessa berkata dengan nada sedikit senang, "Aroma yang enak."

"Apanya yang enak?" Tanya Amir.

Amir yang duduk di samping Odessa sembari memakan bubur melirik sekilas ikut memperhatikan manusia dan arwah yang berlalu-lalang, Amir sebenarnya sedikit ngeri karena sebenarnya arwah ini kebanyakan tertarik pada mereka dan banyak yang mencoba untuk mengendus mendekat, namun Amir mencoba mengabaikan para arwah itu seolah-olah tidak bisa melihat mereka.

Berbeda dengan Odessa yang sesekali tersenyum ramah pada arwah yang tampak berpenampilan hancur namun memiliki energi yang positif, Amir tidak pernah bisa mengerti gadis itu, ia juga tidak mengapa meskipun ia juga sudah bisa melihat hal-hal halus itu sejak kecil ia masih saja ketakutan melihat sosok buruk rupa mereka.

"Aroma keramaian manusia. Aku selalu menyukainya," jawab Odessa sembari tersenyum santai.

Amir memperhatikan gadis cantik yang memiliki rambut keriting terurai dan selalu memakai jubah merah itu, setelah tersadar ia memalingkan wajahnya dan melanjutkan memakan bubur, "Oh." Amir hanya mengangguk mengiyakan, meskipun ia merasa sedikit aneh namun ia hanya bisa setuju, lagipula seorang penjaga seperti Odessa selalu memiliki pikiran yang aneh. Setidaknya itu yang tertanam di benak Amir saat ini.

Setelah lima menit kemudian Amir membantu membuang styrofoam mangkuk bubur dan kotak teh kemasan mereka, sembari berjalan berdampingan dengan Odessa yang menuju loket tiket. Amir memperhatikan gadis itu memesan seolah ini adalah tindakan yang sering gadis itu lakukan. Mau tidak mau Amir bertanya sebagai basa-basi, "Apakah kamu sering menggunakan kereta untuk melintasi kota G?" Jawaban dari Odessa adalah anggukan dengan wajah yang datar, "Ya, kenapa?"

"Sebenarnya kenapa kita tidak menggunakan bus saja?" Tanya pemuda itu dengan heran yang membuat Odessa memutar mata dengan raut malas.

"Terlalu merepotkan. Harus naik turun dan berganti bus, dan biaya bus antar kota juga lumayan jika dinaiki berkali-kali, berbeda dengan kereta."

"Kamu tidak kepikiran naik kapal atau pesawat saja agar menjadi lebih cepat?" Amir menaikan sebelah alisnya heran.

Odessa menggeleng, "Tidak, pesawat terlalu boros. Kapal lebih mudah, namun sayangnya aku mabuk laut."

"Eh? Kamu mabuk laut? Kenapa?" Amir tampak terkejut dengan pengakuan Odessa, namun gadis itu masih saja memiliki respon yang acuh terhadap pertanyaan pemuda itu. Odessa memasukkan tangannya ke dalam saku jubahnya, "Tidak tahu, waktu kecil sebenarnya sepertinya bisa namun sekarang sudah tidak."

"Itu aneh," gumam Amir.

Odessa hanya mengangguk singkat, ia memberikan senyum ramah pada staf di loket tiket dan menarik pemuda itu agar segera pergi. Amir hanya mengikuti di belakang Odessa, mereka menunggu beberapa menit hingga akhirnya kereta yang akan mereka naiki akan segera tiba diumumkan pada setiap sisi speaker di stasiun.

Ding! Ding! Ding!~

[Perhatian-perhatian, kepada para penumpang yang akan menaiki kereta penyeberangan antar kota stasiun distrik 9 Kota C hingga stasiun distrik 31 Kota G harap bersiap-siap karena kereta akan segera tiba dalam jangka waktu sepuluh menit.]

[Mohon agar setiap penumpang barang bawaan masing-masing dan tidak meninggalkan barang berharga mereka di suatu tempat secara sembarangan.]

[Perhatian-perhatian kereta akan tiba sebentar lagi, mohon segera bersiap. Terima kasih.]

Bunyi speaker mengeluarkan suara wanita yang manis dengan jeda yang jelas, mengumumkan kedatangan kereta yang akan segera tiba. Pengumuman itu terus berulang hingga tiga kali hingga akhirnya kembali diakhiri oleh bunyi bell dan kembali diam. Odessa dan Amir segera berdiri, Odessa menggendong kembali tasnya yang tidak terlalu berat dan ikut berbaris di dekat tempat pintu kereta nanti.

Benar saja, setelah menunggu kira-kira dalam waktu sepuluh menit kereta api itu segera tiba dan berhenti di stasiun. Begitu pintu terbuka Odessa segera menaiki kereta bersama dengan Amir, karena mereka menaiki ekonomi class tempat duduknya juga tidak terlalu mewah. Namun karena desain kereta di zaman ini sudah sangat modern, itu tidak lagi terlalu berdesak-desakan pada tempat duduk dibandingkan dengan kereta satu dekade yang

Odessa memangku tas ranselnya di depan, ia duduk dengan mengeluarkan earphone dan bermain dengan ponselnya. Amir menatap ke arah pemandangan di kaca seberang, ia memilih duduk di samping Odessa dan tidak terlalu berjauhan dengan gadis itu. Untung saja kereta tidak terlalu ramai, meskipun masih banyak orang namun tidak berdesak-desakan. Suara di gerbong kereta mereka sebenarnya tidak terlalu ramai dibanding dengan gerbong depan, dan untung saja mereka berdua duduk di tengah sehingga tidak terlalu berisik.

Selama hampir diam selama lima menit dan Amir memperhatikan bahwa Odessa sebenarnya sedang fokus dengan ponselnya membuat pemuda itu ingin mengganggunya. Amir terbatuk dan melirik sekilas, pura-pura ingin menanyakan sesuatu yang serius.

"Odessa kamu bilang di dunia ini ada namanya penjaga sepertimu, kan?" Amir seketika memotong keheningan di antara mereka, Odessa melepas salah satu earphonenya dan menatap Amir yang bertanya di sampingnya, "Bukan aku yang mengatakannya, namun kira-kira memang begitu."

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?" ucap Amir dengan serius. Pupil biru kehijauan pemuda itu menatap lekat pada netra merah gadis itu, Odessa berkedip dengan tenang dan mengangguk. "Tentu, kamu ingin bertanya apa?"

"Kira-kira dalam satu negara ada berapa penjaga?" Tanya Amir sambil memiringkan kepala, tatapannya polos dan penasaran pada sosok 'penjaga' di sampingnya itu. Odessa mengangkat sebelah alisnya, "Hm? Normalnya seharusnya tiga orang penjaga, namun itu tergantung."

"Tergantung dari apa?"

"Tergantung apakah Negara tersebut itu besar atau tidak, dan lagi dari kemampuan, kekuatan, serta kesehatan penjaga itu sendiri. Apabila penjaga terdahulu memang sudah sangat tua dan sakit-sakitan, bisa juga wilayahnya diambil alih sebagian untuk meringankan bebannya atau akan lahir seorang penjaga baru," Jelas Odessa.

"Oh..." Amir mengangguk mengerti, "Lalu apakah di Negara kita juga hanya memiliki tiga orang penjaga juga termasuk kamu?"

"Ya," jawab Odessa, "Namun sayangnya dua penjaga lainnya sangat tersembunyi dan tidak suka timbul di permukaan. Sebagai contoh, Negara N kita ini terdiri dari kota-kota yang berbentuk kepulauan, dengan empat kota terhubung dan tiga kota yang terpisah."

"Dulunya aku hanya memegang dua kota saja karena masih sangat muda pada waktu itu, yaitu Kota A dan kota G. Lalu Penjaga tua Kim jatuh sakit dan tidak lagi sanggup memegang dua kota, awalnya akan diberikan kepada penjaga pria satu lagi yang sering orang sebut dengan 'Pendekar', namun pria dingin itu menolak dan wilayah Kota D jatuh ke tanganku."

"Setelah setahun aku mengawasi tiga kota dengan lancar, sial- nya pria pemalas itu lebih suka berpetualang ke lembah dan alam liar dibandingkan mengawasi kota yang tenang, karena kota kecil B sangat jarang diawasi dan kebetulan dekat denganku akhirnya wilayah Kota B juga diserahkan padaku."

Amir berkedip dan tercengang oleh penjelasan gadis itu, ia tidak menyangka bahwa ada pria yang begitu tidak bertanggung jawab seperti 'Si Pendekar'.

"Tunggu, jadi kamu sekarang memegang empat kota, Si Pendekar memegang dua, dan kakek tua sakit-sakitan itu hanya satu?" Tanya Amir, Odessa mengangguk, "Itu benar."

"Apakah kamu tidak lelah?" Amir mencoba mengamati wajah gadis itu. Odessa terdiam dan tertawa kecil, "Tentu saja lelah, namun itu adalah tugas yang diturunkan langsung oleh Yang Maha kuasa, aku tidak bisa menolak. Lagipula dengan banyak wilayah yang aku pegang gajiku juga bertambah." Odessa menaik-turunkan alisnya dengan pandangan menggoda kearah membuat pemuda itu yang awalnya simpati menjadi mencibir.

"Ya, ya, ya. kamu, dasar wanita."

1
bbyylaa
sukakk banget sama konsep novelnya, underrated banget!!! semangat ya thorr
A.K: Terima kasih banyak bbyylaa❤️🔥
total 1 replies
L K
hahahhaha tasnya ilang di gedung hotel
Setsuna F. Seiei
Tiap habis baca chapter pasti bikin aku pengen snack sambil lanjut baca!
A.K: Terima kasih telah berkomentar! komenmu membuat thor bersemangat deh!✨
total 1 replies
Desi Natalia
Ceritanya memukau, jangan berhenti menulis ya author!
A.K: Terima kasih telah memberi dukungan! nantikan bab selanjutnya ya~😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!