"Sebenarnya Aku hanya terpaksa menikahi mu demi memenuhi permintaan terakhir mendiang Papa, jadi kamu jangan pernah berharap lebih dalam pernikahan ini. Satu bulan lagi Kania kekasihku akan kembali dari luar Negeri, kami sudah berencana menikah setelah dia kembali dan pernikahan kita hanya sebatas itu saja" Farhan Adinata.
Mendengar pengakuan suaminya yang begitu menyesakkan dada, tak menyurutkan keteguhan Nada K.A mencintai suaminya. Ia meminta waktu satu bulan itu untuk menjalankan perannya sebagai istri yang berbakti kepada suaminya. Setelah satu bulan ia akan merelakan suaminya untuk wanita lain. Namun, setelah satu bulan Nada berubah pikiran, ia lebih rela di madu dan menyembunyikan statusnya sebagai istri Farhan demi cinta dan baktinya kepada sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KCN~ BAB 17
"Aku gak yakin kalau kamu itu ikut mengajar secara sukarela di desa terpencil karena benar-benar ingin. Kamu hanya ingin pergi bersembunyi kan?" Tanya Alfan yang kini duduk bersebelahan dengan Nada di teras rumah mama Sarah. Beberapa jam lalu tantenya itu memintanya datang untuk mengantarkan Nada ke tempat para guru berkumpul sebelum berangkat ke desa tersebut.
"Mas Alfan salah, aku bukan ingin pergi bersembunyi tapi aku ingin pergi menenangkan diri." Ujar Nada kemudian terkekeh karena itu tidak ada bedanya. Bersembunyi dan menenangkan diri itu beda tipis.
Melihat senyuman Nada, timbul desiran di hati Alfan. Begitu menenangkan dan terasa damai. Mungkin orang-orang akan mengatai dirinya jahat karena merasa senang Nada telah mengajukan gugatan cerai untuk Farhan.
"Kalau kamu hanya ingin menenangkan diri dari kesedihan yang kamu rasakan, sebenarnya kamu tidak perlu pergi ke tempat yang jauh. Di sini masih banyak keluargamu yang bisa menghiburmu," ujar Alfan.
'Termasuk aku.' Lanjutnya dalam hati.
"Mas Alfan benar, aku tidak perlu pergi jauh kalau hanya untuk menenangkan diri. Tapi, aku ingin pergi mencari suasana yang baru. Di sana aku bukan hanya ingin pergi mengajar tapi aku juga ingin belajar dari mereka, bagaimana selama ini kuatnya mereka menjalani hidup yang serba terbatas."
Alfan menghela nafas panjang, sepertinya tidak akan mudah membujuk Nada untuk tidak pergi. Namun, biarlah, setelah Nada kembali nanti ia akan menjadi orang pertama yang akan mengulurkan tangan menyambut kepulangan Nada. Dan saat itu ia akan mengungkapkan apa yang dirasakannya selama ini terhadap Nada.
Tanpa keduanya sadari, di ambang pintu mama Sarah memerhatikan mereka berdua dengan tersenyum.
Mama Sarah bisa melihat ada rasa yang tak biasa terpancar dari wajah Alfan ketika menatap Nada. Namun, mama Sarah sayangkan keponakannya itu terlalu pengecut soal mengungkapkan perasaan. Ia masih ingat betul bagaimana dulu Alfan ingin meminang almarhumah Hana istrinya, butuh berhari-hari memikirkan kalimat yang pas dan mengumpulkan keberanian.
"Fan kamu sendiri, Key gak ikut?" Tanya mama Sarah sembari melangkah menghampiri Alfan dan Nada.
"Tadinya Key mau ikut, tapi dia ada tugas kelompok sama teman-temannya." Jawab Alfan.
"Nada, semua barang-barang kamu udah Mama siapin didalam koper, ada obat-obatan juga buat jaga-jaga. Biasanya di desa itu cuacanya dingin, dan Mama juga udah siapin jaket tebal didalam koper." Ujar Mama Sarah setelah mendudukkan tubuhnya di samping Nada.
"Wah, aku jadi ngerepotin Mama nih." Nada tersenyum canggung, merasa tidak enak pada mama Sarah yang sudah menyiapkan semua keperluannya selama di desa.
Mama Sarah hanya menanggapinya dengan senyuman.
Beberapa saat kemudian, tiba waktunya Alfan akan mengantar Nada ke sekolah, disana para guru yang akan pergi bersama Nada sudah berkumpul. Sebelum berangkat, Mama Sarah memberikan sebuah map coklat pada Mama Sarah yang isinya surat gugatan cerai untuk Farhan.
"Ma, aku titip ini ya, aku sudah tanda tangan dan giliran Mas Farhan yang menandatangani nya."
Mama Sarah meraih map coklat yang terdapat logo pengadilan itu dengan nanar. Ini semua serasa mimpi baginya. Hubungan Farhan dan Nada tidak akan seperti dulu lagi setelah adanya perceraian ini.
"Iya, kamu tenang aja Mama yang akan urus, Farhan juga pasti akan langsung menandatangani nya karena memang itulah yang dia inginkan."
Nada memeluk mama Sarah dengan erat, kemudian mencium kedua pipi yang sudah nampak keriput itu dengan gemas seperti sedang mencium bayi mungil.
"Jaga diri disana, ya Nak, Mama pasti bakal kangen banget sama kamu."
"Aku juga pasti bakal kangen banget sama Mama." Ujar Nada.
"Ya udah berangkat sana, teman-teman kamu pasti udah nungguin. Alfan juga kasihan nunggunya kelamaan, nantinya bayinya dirumah rewel lagi." Ujar mama Sarah mengolok Alfan. Karena memang begitulah kenyataannya, Key akan menangis jika ayahnya pergi terlalu lama.
Alfan pun memasukkan koper Nada ke dalam bagasi. Kemudian ia masuk kedalam mobil tak lama di susul oleh Nada.
Mama sarah melambaikan tangannya ketika mobil Alfan telah melaju.
Sekitar lima belas menit berkendara, mobil Alfan telah sampai di sekolah.
"Oh ya, Nad, ini ada titipan dari Key," Alfan memberikan sebuah boneka Teddy bear kepada Nada yang katanya dari Key, padahal ia yang membelinya.
"Sampai terimakasih ku pada Key." Ujar Nada seraya mengambil boneka itu.
Melihat Nada memeluk boneka Teddy bear itu, Alfan tersenyum, ia merasa dirinya yang ada didalam pelukan Nada.
