NovelToon NovelToon
Uang Jajan Istriku

Uang Jajan Istriku

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Mengubah Takdir / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:827.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Uul dheaven

Kemala adalah seorang wanita mandiri yang masih memiliki suami. Namun karena suami yang sangat pelit ia terpaksa bekerja sambil membawa anak nya yang masih kecil. setiap hari Burhan suaminya hanya memberi uang sebesar 10.000 rupiah beserta uang jajan untuk nya. Selama menikah dengan Burhan ia hanya tahu bahwa Burhan adalah seorang supir truk pengangkut sawit, tanpa ia ketahui suaminya itu adalah manajer di perusahaan kelapa sawit terbesar di kota itu. bagaimana kah kelanjutan rumah tangga Kemala? akan kah badai itu terus menerus datang ataukah akan ada pelangi setelah hujan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Fitnah

Setelah dua hari istirahat total aku sudah sehat kembali. Selama dua hari Wak nur yang membantu ku mengurus Aska. Aku sangat beruntung memiliki tetangga seperti beliau.

"Mala, rumah haji Badrun sedang di sewakan. Kau pindah lah ke sana Mala. Daripada di sini nyawa mu setiap hari bisa terancam."

"Berapa uang sewa nya sebulan Wak? Kan rumah nya lumayan bagus. Mala takut tidak mampu untuk membayar sewa nya nanti."

" Tenang saja kau Mala, nanti kita tanya sama-sama. Mungkin kalau untuk kau akan ada pengurangan harga."

"Apa iya? Wawak ini ada-ada aja." Ucap ku sambil tertawa.

"Siapa sih yang tidak mengenal kau Mala. Satu RT sini juga udah tahu. Gimana si Burhan dan keluarga nya itu jahat sama kau. Setiap pagi kami sampai pusing saat tahu si Burhan marah-marah. Tiada hari tanpa berteriak."

Aku tertawa geli saat mendengar perkataan Wak nur. Tidak sanggup ku bayangkan gimana para tetangga begitu terganggu dengan suara bang Burhan. Walaupun rumah kami tidak berdekatan, suara Bang Burhan bisa sampai kemanapun.

"Boleh lah Wak nur, daripada uang Mala habis di ambil bang Burhan lagi lebih baik habis karena menyewa rumah. Kalau rezeki nanti bisa Mala usaha nyari lagi."

"Betul itu. Kau juga harus memikirkan si Aska anak mu. Jangan sampai masa depan nya hancur karena ayah nya sendiri."

Kali ini aku sudah bertekad akan pergi dari rumah ini. Sudah lelah rasanya di perbudak oleh mereka. Tubuh ringkih ku sudah sangat lemah jika harus menerima pukulan demi pukulan lagi.

Bermodal uang sisa dari celengan Aska, aku pun tinggal di rumah sewa milik haji Badrun. Beliau tidak memberatkan uang sewa itu kepadaku. Aku bisa membayar setengah nya saja.

"Apa kita akan tinggal di sini Bunda?"

"Iya sayang. Apa Aska mau tinggal di sini dengan Bunda?"

"Mau Bunda. Tapi, apa ayah juga akan tinggal dengan kita?"

"Aska mau nya gimana?"

"Aska cuma mau tinggal berdua dengan Bunda. Aska takut nanti Ayah mukulin Bunda lagi."

"Kita akan tinggal berdua saja sayang di rumah ini. Aska jangan takut karena sekarang kita aman di sini. Lihat saja tetangga kita di sini semuanya baik-baik."

Keesokan harinya aku mulai menjalankan usaha ku dengan membuat beberapa kerajinan tangan.

Ranting kayu di hutan bahkan sabun mandi juga ku jadikan modal ku untuk membuat kerajinan tangan berupa bunga dan tangkai nya.

Hasil keringat ku banyak di promosi kan oleh anak nya Wak nur yang memiliki telepon genggam. Jangan tanya mengapa aku tidak memiliki barang mahal itu. Aku tidak akan sanggup untuk membelinya sekarang.

"Bunda, teman Aska kata nya mau beli hiasan gantung yang Bunda buat. Itu loh bunda yang ada cangkang siput nya."

"Emang teman Aska yang mana?"

"Namanya Om Ramadhan, dia sekarang jadi Guru ngaji di mesjid kita."

Degh...

"Nama itu...." Lirihku sesaat.

"Bunda.. kok diam aja sih."

"Maaf sayang Bunda cuma heran aja, kok Aska bisa berteman dengan orang dewasa."

"Bukan cuma Aska saja kok Bunda, anak-anak yang lainnya juga. Kan Aska udah bilang tadi kalo Om Ramadhan itu Guru ngaji kami."

"Apakah aku terlalu terbawa oleh perasaan ku sendiri?" Gumam ku lagi.

"Kan, bunda melamun lagi."

"Eh, maaf sayang Bunda cuma lagi berpikir aja tadi sebentar. Emang mau gantungan yang seperti apa nak?"

"Itu tu bunda, gantungan kecil-kecil yang terbuat dari siput kecil. Kok bisa jadi se cantik ini sih Bunda siput nya?"

"Kan udah bunda hias supaya siput nya cantik dan bisa di jual."

"Nanti Aska mau juga dong Bunda di ajarin."

"Iya sayang, nanti bunda ajarin ya nak."

Semenjak bisnis baru ku laku keras, aku mulai mengumpulkan kulit-kulit keong dan siput pada tanaman warga. Aku beli dari mereka langsung supaya kami sama-sama mendapatkan keuntungan.

Bang Burhan semenjak hari itu memang tidak pernah pulang lagi kerumah, aku pun sudah tidak mau peduli karena aku terlalu sibuk dengan bisnis ku saat ini.

"Wah Mala, makin hari makin cantik saja kau ini." Ucap bik Tuti.

"Betul itu Tini, semenjak dia nggak tinggal dengan Burhan lagi tubuh nya sudah berisi lagi." Wak Nur pun menimpali ucapan Bik Tuti.

Memang semenjak aku pindah ke rumah ini tubuhku semakin terlihat berisi. Aku pun sudah jarang mencari berondolan karena kesibukan ku di bisnis yang baru ini.

Aku juga membeli beberapa cream wajah yang cocok untuk kulit wajah ku. Tidak lupa pewarna bibir yang natural. Hanya pakaian saja yang masih belum aku sesuaikan. Aku masih nyaman dengan baju lusuh ku.

"Mau nyari apa ni Bik Tuti?" Aku pun mengabaikan candaan mereka.

"Begini Mala, aku lagi pengen hiasan dinding yang model lain. Aku punya foto nya."

"Kenapa nggak beli di sana aja Tuti?"

"Mahal Wak nur, mungkin kalau Mala yang buat bisa sedikit lebih murah. Kan lumayan uang nya nggak terpakai banyak. Gimana Mala? Bisa kan kamu buat hiasan dinding yang seperti ini?"

"Mala coba dulu ya bik. Takut nya nanti nggak sesuai. Kan bibik tahu kalau Mala masih belum terlalu pintar."

"Kau tenang aja Mala, kalau berhasil kau buat nanti ku ajak teman-teman arisan ku yang lain untuk membeli kerajinan tangan kau."

"Iya bik, makasih ya sebelum nya udah percaya sama Mala."

"Iya sama-sama. Bibik pamit ya Mala."

Semakin hari semakin bertambah saja orang yang mempercayakan dekorasi rumah nya kepada Kemala. Bahkan sekarang Kemala sudah memiliki telepon genggam seperti orang-orang pada umumnya.

Walaupun bukan ponsel mahal, setidaknya untuk mempromosikan dagangan nya saja itu sudah cukup.

"Mala, kau kan sudah punya handphone, kau buat lah media sosial supaya kau di kenal orang banyak. Nanti barang dagangan kau itu di foto, trus di masukkan ke media sosial. jadi nanti kalau ada orang yang mau pesan, ya orang itu tinggal menghubungi."

"Mala nggak ngerti yang begituan."

"Sini biar si Asih nanti yang wawak suruh buat kan punya mu. Wawak juga nggak tahu Mala! si Asih yang pintar urusan beginian."

Beberapa hari sudah aku menggunakan media sosial untuk kepentingan usaha ku. Disana aku memakai nama Aska anakku. Iseng aku mencari nama bang Burhan, mana tahu ia memiliki hal sosial media juga.

"Burhan Susilo."

Mencari.......

Akun bang Burhan langsung terpampang di depan ku. Sungguh suamiku itu sangat tampan di foto nya.

Ku lihat di dinding sosial media nya yang kebanyakan status galau yang tidak masuk akal. Semakin ke bawah aku semakin di buat tidak percaya.

Begitu mudah nya bang Burhan menjelekkan namaku di sini. Bahkan manusia-manusia yang tidak tahu apa-apa pun ikut menghujat ku.

"Istriku minggat karena uang yang ku berikan tidak lah cukup. Padahal seluruh uang keringat ku sebanyak lima juta rupiah selalu ku berikan untuk nya."

Begitulah kira-kira status yang di tulis di akun milik bang Burhan. Aku tidak percaya, selain pelit dan suka main tangan bang Burhan juga suka mengarang cerita buruk.

"Ganti istri aja bang, situ tampan pasti banyak yang suka."

Ucap salah satu aku bernama Tiwi-Tika. Ku yakin mereka pasti sekongkol menjelekkan nama ku.

Rasanya aku ingin sekali menangis dan berteriak sekencang-kencangnya, namun itu tidak mungkin ku lakukan karena nanti Aska akan bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Bunda nya.

Ternyata bukan itu saja fitnah yang di berikan bang Burhan kepadaku. Seluruh status yang ia bagikan semua nya tentang aku. Tidak ada satu pun hal positif di sana.

Ku screenshot seluruh status yang isi nya fitnah itu. Ku simpan baik-baik di galeri handphone ku. Untung saja Asih telah banyak mengajari ku bermain ponsel.

Besok rencananya aku akan kerumah lama ku untuk mengabadikan seluruh harta yang ada di sana. Aku harus punya bukti kuat jika suatu saat nanti bang Burhan mulai bertingkah lagi.

1
Aisyah Safitri
buat si Burhan di penjara thor atau buat dia jg seperti ramadhan thor
Nur😌😊
sok2 an peduli sama nasib Aska, kemarin2 kemana???!!!
Nur😌😊
apa hubungannya Mak, uang juga milik Kemala sendiri, dia usaha sendiri, tanpa uang anakmu, kok emak yang panas siiih...... susah emang berurusan dengan orang yang punya penyakit hati, sebaik apapun ya tetep jelek di mata mereka
Nur😌😊
10rb buat beli beras nggak dapat 1 liter, tapi beda daerah beda harga ya.....
makan nasi doang doong😆😆😆 gak di buat mikir niih otak, cuma buat pajangan ajaa.....
Nur😌😊
coba kalau kamu di posisi Kemala apakah kamu akan diam aja, membiarkannya........ aku yakin kamu juga bakal bersikap dan bertindak seperti Kemala bahkan bisa lebih lagi......
Nur😌😊
sok2 an belain lagi, kalau nggak tau masalahnya, mendingan diam ajaaa itu orang udah dari dulu kayak gitu, kalau di diamkan teruUs bakal ngelunjak......
༻♛A̷͙ͭͫ̕ḑ̴̞͛̒ỉ͔͖̜͌r̴̨̦͕̝a̤♛༺
seru 😁
Memyr 67
𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗴𝗮𝗹𝗮 𝗸𝗮𝗹𝗶𝗺𝗮𝘁 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝗱𝗮 𝗮𝗱𝗮, 𝗼𝘁𝗵𝗼𝗿 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗲𝗯𝗮𝘀𝗸𝗮𝗻 𝗻𝗶𝗻𝗮 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗽𝗲𝗻𝗷𝗮𝗿𝗮. 𝗺𝗲𝗺𝗮𝗻𝗴 𝗴𝗶𝗹𝗮 𝗻𝗶 𝗼𝘁𝗵𝗼𝗿. 𝗻𝘆𝗲𝘀𝗲𝗹 𝗮𝗾 𝗻𝗴𝗶𝗸𝘂𝘁𝗶 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗼𝘁𝗵𝗼𝗿 𝘀𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶 𝘀𝗲𝗷𝗮𝘂𝗵 𝗶𝗻𝗶.
Uul dheaven: Dan lagi,,, aku jadi gila🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Memyr 67
𝗸𝗮𝗽𝗮𝗻 𝗶𝗻𝗶, 𝗼𝘁𝗵𝗼𝗿 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗶𝗿𝗶𝗺 𝗻𝗶𝗻𝗮 𝗸𝗲 𝗽𝗲𝗻𝗷𝗮𝗿𝗮 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗿𝘂𝘀𝗮𝗸 𝗳𝗮𝘀𝗶𝗹𝗶𝘁𝗮𝘀 𝘂𝗺𝘂𝗺, 𝗺𝗮𝘀𝗶𝗵 𝗼𝘁𝗵𝗼𝗿 𝗯𝗲𝗯𝗮𝘀𝗸𝗮𝗻? 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁𝗶𝗻𝘆𝗮 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗻𝗶𝗻𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗴𝗶𝗹𝗮. 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗼𝘁𝗵𝗼𝗿, 𝗸𝗮𝗹𝗮𝘂 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗶𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗻𝗶𝗻𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗱𝗶𝗽𝗲𝗻𝗷𝗮𝗿𝗮.
Uul dheaven: Cuma gara-gara ini aku di bilang gila🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Memyr 67
𝘀𝗶𝘀𝗸𝗮 𝗴𝗼𝗯𝗹𝗼𝗴 𝗯𝗮𝗻𝗴𝗲𝘁 𝘆𝗮? 𝗽𝗮𝗻𝘆𝗲𝘀 𝗮𝗷𝗮 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗱𝗶𝗺𝗮𝗻𝗳𝗮𝗮𝘁𝗶𝗻 𝘁𝗶𝘄𝗶.
Merry Simanjuntak
Luar biasa
Alkahfi Khaedar
ada yah seorang ibu seperti itu..
Alkahfi Khaedar
astagfirullohaladzim.. kalo ada modelan burhan di depan ku dah ku bejek tuh mulutnya pake cabe ..
Uul dheaven: Hahhaha🤣🤣🤣
total 1 replies
arniya
luar biasa kak
tris tanto
muka burhan gimn itu tor
arniya
pintar
Tria Hartanto
yudha mau jd pahlawan kesorean,ngga mempan omonganmu yudha emang siapa dirimu.
tris tanto
itu udh dirs diperiksa jg tp kok dokter gk ngsih tau kalo nina sakit gituan ,ms iya dokternya gk tau
arniya
serem....
arniya
balasan yang cantik.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!