The Dangerous Duke

Aldrich berjalan mendekati Miguel tanpa aba-aba, dan langsung mencengkram kerah leher Miguel, pria itu tidak mau kalah Miguel menahan lengan Aldrich dengan sekuat tenaga kedua orang itu saling menatap tajam satu sama lain

"aku tidak tahu apa maksud mu Tuan Miguel, tapi berhentilah mengurusi kehidupan pribadi kami!"

“Aku tidak akan berhenti sebelum aku membawanya ke tempat yang lebih baik, dari pada ikatan seperti neraka yang kau berikan padannya”

“Dia tidak pernah mengeluhkan apuapun, dan yang paling harus kau tahu dia yang meminta untuk tetap menikah dengan ku meski aku menolaknya”

Miguel terdiam apa yang di katakan oleh Aldrich benar apa adanya, Ariana sangat mengangumi pria itu sebelumnya tapi sekarang berbeda Ariana kehilangan ingatannya bersamaan dengan perasaannya pada Aldrich, Apa wanita itu juga akan sama jika ingatannya kembali?

“Kau sudah banyak menyakitinya, dia punya satu tujuan kenapa dia ingin menikah dengan mu Tuan Duke”. Miguel menatap sinis pada Aldrich “Antara politik dan keinginan orang tua kalian, atau apapun alasannya dia sudah berbeda dari apa yang kau kenal dulu”. Miguel menepis tangan Aldrich sampai lengan itu terlepas dia menghindari pria itu . Jika dulu aku kalah karena Ariana mencintai mu, sekarang tidak lagi

“Aku belum selesai berbicara dengan mu Miguel”

“Apa yang anda akan katakana huh, anda lebih mengetahui tentang Ariana anda bahkan tidak tahu bagaimana kondisinya sekarang”.

Dengan kesal Miguel memasuki kamarnya dan langsung menutup pintu dia tidak peduli dengan Aldrich yang adalah seorang Duke terhormat di daerahnya

“Sialan!”. Batin Aldrich. Kau memberi tahu pria itu mengenai keadaan mu sedangkan suamimu sendiri tidak, kau sudah ketelaluan Ariana!

Kemarahan masih terdengar jelas melalui nafas berat Aldrich pria itu tidak akan memasuki kamar dia mungkin akan melukai perasaan wanita itu lagi

Langkah kaki pria itu tertuju pada ruangan tidak asing, dia ingin melangkah ke ruangan pribadinya tapi matanya malah tertuju pada ruangan pribadi milik Ariana

Dia tidak pernah masuk ke sana jika Ariana tidak berada di ruangannya, hanya sejak wanita itu kehilangan ingatan nya Aldrich mulai memperhatikan perilaku wanita itu

Sebelumnya mereka bahkan tidak saling berbicara jika Ariana tidak memulainya, Ibarat kan koin yang berputar kini pria itu ingin selalu wanita itu berbicara padanya bahkan menggunakan cara yang mengesalkan hingga Ariana sedikit muak padanya

“Ruangan ini sangat rapi, seperti saat aku pertama kali melihatnya”. Aldrich menyusuri meja kerja Ariana menatap sebuah buku yang terletak perish di tengah, Aldrich tersenyum miring “Wanita itu masih sangat suka menggambar, biasanya seorang wanita bangsawan lebih suka minum the atau berbelanja bersama teman-temannya, dia bahkan tidak punya teman…”

Tangan Aldrich terulur untuk mengambil buku itu, dia sedikit bingung karena buku itu sangat usang dan cukup kering “Apa dia tidak sengaja menjatuhkannya ke dalam air?”

Aldrich masih ingat pertama kali mereka bertemu saat usia Ariana 12 tahun dan dirinya sendiri baru menginjak 15 tahun wanita itu begitu ceria bersama dengan dua temannya Miguel dan Sofia

Wanita itu selalu tertawa bersama kedua temannya tapi saat menghadap dirinya, wanita itu diam seperti tidak memiliki suara pandangannya membuat Aldrich bingung dan risih

“Kenapa aku malah mengingat masa lalu itu!”. Aldrich bergumam sambil mencoba memahami gambar pertama dari buku itu . Seorang pria? . Aldrich tidak mengenalinya tapi dari pakaiannya yang masih terlihat jelas pria itu tersenyum

Gambar manusia itu adalah dirinya sendiri . Ck kau bahkan melukis ku dalam lembar pertama mu, sebenarnya kenapa kau begitu jatuh cinta pada ku dan mengapa sekarang kau sangat membenci ku?

Aldrich membuka lembaran demi lembaran hingga sampai pada lembaran terakhir, dia merasa sangat de javu dengan gambar itu dia memperhatikan nya dengan seksama

“Kenapa dia menggambar Carrisa tersenyum… saat itu Carrisa sangat ketakutan dengan ulahnya”. Aldrich bergumam dia menutup buku itu dengan cepat, pikirannya langsung terganggu hanya karena gambar itu “Dia menggambar semua kisah hidupnya di sini….”

Apa dia benar-benar Membenci ku?. Aldrich bergumam, pria itu merasa tidak rela hanya karena membayangkannya saja

Kini rasa marah yang berada dalam diri Aldrich berganti menjadi perasaan bersalah, dia mengingat kembali perbuatan kasar yang dia lakukan di masa lalu, bahkan saat di mana pernikahan awal mereka Ariana adalah sasaran kemarahannya

Untuk saat ini rasa bersalah sangat menggerogoti hati Aldrich, dia mengingat lagi tentang Ariana wanita itu tidak pernah melakukan kesalahan apapun di depannya hanya melalui beberapa orang saja , kecuali saat Memukul Carrisa secara terang-terangan

“Apa dia mengingat semua itu, ingatannya kembali? Karena itu dia marah?”. Aldrich mengetuk-etuk meja berulang kali dia merasa sangat bersalah . Tapi dia tidak pernah marah

Aldrich mencoba menutupi rasa bersalahnya dengan ego tapi tetap saja jantungnya berdetak tidak karuan, dia kembali ke kamar untuk memastikan Ariana

Wanita itu tertidur dengan sangat lelap, selimut yang tadi dia pakaian belum bergeser hanya saja posisi tidur Ariana sudah berubah terlentang

Aldrich mengusap dadanya dia merasa lega karena wanita itu terlihat baik-baik saja, dia duduk tepat si samping Ariana, tanganya terulur untuk menyentuh dahi wanita itu demamnya sudah turun . Ethan mengatakan jika wanita ini begitu kesakitan saat dia pingsan, dia tidak mengatakan itu pada siapapun kecuali pada pria itu, aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi

...******...

Ariana terbagun karena merasakan sebuah dua tangan yang mendekapnya dengan erat dia menatap lengan itu, lengan yang setiap pagi memeluknya dengan sangat erat

Ck pria ini apa tidak bisa membuat Batasan?. Ariana meregangkan dekapan dari Aldrich tapi pria itu malah memeluknya dengan lebih erat “Tuan Duke, bisakah anda melepaskan saya?”.

Aldrich membuka matanya lalu menatap wanita di dekapannya, dia merasa sangat hangat hingga tidak ingin melepasnya “Tuan Duke ini sudah hampir siang, apa anda akan tidur seharian?”

“Aku masih sangat mengantuk”

“Baiklah, tapi lepaskan saya terlebih dahulu”.

Aldrich membalikan posisi Ariana menghadap dirinya, wajah wanita itu terlihat sangat kesal “Aku akan melepaskan mu dengan satu syarat”

Ariana mendengus kesal pria itu benar-benar menguji kesabaran nya pagi ini, wanita itu sedang memikirkan banyak hal tapi Aldrich membuat semuanya semakin rumit Ariana mencoba mendengarkan nya dengan baik

Tapi suara ketukan pintu sudah terlebih dulu menggganggu perbincangan mereka

“Itu pasti Ethan, saya harus keluar tuan Duke”.

Pria itu dengan berat hati mengangguk dia juga harus ikut keluar untuk memastikan, kabar apa yang di sampaikan oleh Ethan karena tidak biasa jika pria itu mengetuk di pagi hari ini

“Tuan Duke, Nyonya Duchess cepatlah bersiap karena kalian akan melakukan kunjugan mendadak Tuan Dylan mengundang kalian untuk berkunjung ke daerah Laitan, kabarnya Ayah beliau sudah tiada”