NovelToon NovelToon
As You Wish, Duke!

As You Wish, Duke!

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:51k
Nilai: 4.9
Nama Author: Eva IM

Elia putri Duke Haliden menikah dengan putra selir kaisar yang berstatus Duke, Julius Harbert.
Pernikahan yang tidak didasari cinta tidak akan bertahan selamanya, itulah yang Elia percaya. Julius selalu melihatnya sebagai gangguan di matanya.
Selama tiga tahun pernikahan Elia siang malam memikirkan bagaimana caranya lepas dari rumah Harbert yang tidak pernah menghargainya.
Kematian.
Hanya ada satu ide yang terlintas di benaknya.
"Seperti apa yang kamu inginkan, Duke! Kematianku."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva IM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Negosiasi

Duduk saling berhadapan dalam suasana yang tidak menyenangkan, Julius kembali mengingat pertemuan meraka terakhir, saat undangan makan malam Theodore. Mereka makan dengan nyaman dan hangat. Namun kali ini suasana mereka sangat canggung. Atmosfer yang mengelilinginya sangat menyesakkan. Apalagi tatapan Camelia, seperti siap membelahnya menjadi dua.

Julius mengendurkan ikatan dasinya kemudian meraih cangkir teh yang masih hangat. Berusaha untuk meringkankan dadanya yang sesak. Sekilas dia tahu maksud dua orang ini datang. Tak lain pasti karena Ines. Jelas tertulis di wajah Camelia yang menatapnya dengan dingin dan waspada.

Wajah cantiknya telah rusak sejak awal. Keanggunan yang dia lihat pada Camelia saat mereka makan malam telah menghilang tanpa sisa. Dia seperti singa betina yang sedang mengamati situasi, jika mangsanya lengah wanita itu siap menerkamnya.

Mengalihkan pandangannya ke arah Theodore diam-diam, Julius tak bisa membaca apapun. Bukan berarti dia bisa tenang. Theodore sama sulitnya dengan Wilhem, raja Inoa. Mereka tampak bisa didekati dari luar namun sejujurnya mereka memiliki senjata untuk menusuk musuhnya tanpa disadarinya. Begitulah sifat orang-orang pendiam. Sulit membaca emosi mereka. Apalagi dia adalah seorang ahli bahasa. Memparafrase kata-kata adalah keahliannya.

Negosiasi. Itulah yang Julius pikirkan. Dia harus berhati-hati. Taruhannya adalah Ines.

"Belum ada satu hari sejak saya menemui anda Lord Theodore. Apakah saya bisa menyimpulkan jika kedatangan anda kemari ingin membahas tentang Ines?" Julius memulai pembicaraan lebih dulu.

Basa-basi dia rasa tidak perlu. Menunggu siapa yang memulai lebih dulu juga terasa sia-sia. Dia sudah siap berperang. Bahkan jika harus berdarah, Julius tidak akan melepaskan Ines.

"Bagaimana kondisi Ines?" Alih-alih menjawab, Camelia melemparkan pertanyaan kembali. Padahal Julius melemparkan pertanyaannya pada Theodore. Camelia tidak bisa lagi sabar.

Julius mengalihkan pandangannya pada pertanyaan Camelia yang sporadis.

"Ines baik." Jawab Julius sopan. Bagaimanapun dia akan bertindak, dia harus memegang kesopanan hingga akhir bukan. Mereka berdua adalah orang yang sangat berarti bagi Ines. Julius memang berniat untuk membawa kembali Ines ke Delian, namun bukan berarti dia juga harus memutus hubungan mereka yang sudah terjalin.

"Bisakah kami menemuinya? Saya ingin melihatnya secara tidak langsung." Pinta Camelia dengan tatapan tidak lepas dari Julius.

"Tidak. Ines baru saja tidur setelah diberi obat penawar." Tolak Julius terang-terangan.

"Sebenarnya apa yang terjadi padanya pangeran?" Theodore menimpali.

Julius mengedarkan pandangannya pada Theodore dan Camelia bergantian sebelum akhirnya menjawab.

"Ines terkena racun Violacea, saat ini para dokter sedang membuatkan obat penawar untuknya." Jelas Julius.

Tentu saja mereka terkejut. Pasalnya racun Violacea adalah salah satu obat terlarang di Inoa. Dia hampir seperti Afrodisik yang bisa membuat seseorang hilang akal dan kecanduan. Jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak bisa menyebabkan kematian.

Mereka bertanya-tanya, siapa orang gila yang berani-beraninya menggunakan obat terlarang itu.

"Yosef Hayes, saya telah melakukan penyelidikan dan menanam orang disekitarnya. Karena posisi ayahnya yang tidak bisa diabaikan, maka saya memilih untuk melindungi Ines di dalam istana. Jika kondisi Ines diketahui orang lain, Ines bisa jadi tersangka jika Yosef Hayes berhasil cuci tangan." Tambah Julius.

Dia baru saja mendapatkan informasi dari Fox yang Owen tugaskan untuk mengikuti Yosef. Hasil yang dia dapat sesuai dengan prediksi Julius. Orang gila itu saat ini sedang bersembunyi di sebuah pulau pribadi tak jauh dari daratan Inoa.

Theodore menghembuskan nafas kasarnya. Sungguh mengejutkan. Dia pernah bertemu dengan Yosef beberapa kali. Orang itu tidak pernah jera mengejar Ines padahal sudah ditolak beberapa kali. Sangat tidak tahu malu. Sekarang dia malah menggunakan cara murahan seperti ini untuk menjerat putrinya.

"Ya dewa!" Camelia berteriak seraya menutup bibirnya dengan kedua tangannya.

"Saya yang akan bertanggung jawab pada Ines. Karena dia adalah istri saya, sudah seharusnya saya melindunginya. Mohon untuk Lord Theodore dan Lady Camelia bisa kembali ke kediaman dengan selamat. Saya akan menjaga Ines dengan baik." Sambung Julius dengan suara yang tegas. Menegaskan banyak hal. Satu Ines sebagai istrinya. Ines adalah tanggung jawabnya sekarang. Kemudian Julius akan menjaga Ines dengan baik.

Tidak setuju dengan apa yang Julius sampaikan, Camelia memotongnya dengan cepat.

"Tunggu pangeran." Potong Camelia. "Anda mungkin sudah berbicara dengan suami saya. Namun berbeda dengan suami saya, saya ingin mendengarnya langsung dari Ines."

Dahi Julius berkerut. Permintaan yang tidak akan mungkin dia kabulkan apapun alasannya. Hanya dia yang bisa bertemu Ines. Ines adalah tanggung jawabnya. Miliknya. Dan untuk tidak dibagi dengan yang lain.

"Saya akan mengirimkan surat ke kediaman anda jika Lady Camelia ingin tahu kondisi Ines. Tapi untuk bertemu dengannya saat ini saya tidak bisa mengizinkan."

"Pangeran, apa maksud anda?"

"Saya adalah suaminya. Jadi bertemu dengan Ines harus melalui izin saya."

Camelia terhenyak. Dia tidak ingin percaya namun itu kenyataannya. Dalam perjalanan ke istana, dia dalam kereta Theodore menyerahkan salinan dokumen yang diberikan dokumen padanya kepada Camelia. Dia membacanya sekilas dalam keadaan linglung. Informasi yang dia terima terlalu mengguncang kepalanya.

"Pangeran, bagaimana kalau kita membuat sebuah negosiasi?"

Akhirnya kata-kata yang telah Julius prediksi keluar juga dari seorang Theodore Abraham, sang ahli bahasa. Dia telah menangani banyak kepentingan perjanjian di Inoa. Secara jelasnya, dia adalah ahlinya. Tapi Julius tidak berniat untuk menyerah pada negosiasi yang Theodore tawarkan.

"Ah, layak dipertimbangkan." Julius menanggapinya dengan tertawa kecil. "Silahkan Lord Theodore sampaikan apa yang anda inginkan. Jika sesuai saya bisa saja menyetujuinya." Pancing Julius.

"Baiklah." Jawab Theodore. Dia membasahi bibirnya sebentar kemudian melanjutkan. "Tolong izinkan kami bertemu dengan Ines, kami akan mendengar yang sebenarnya dari Ines, kemudian biarkan Ines yang memutuskan semuanya." Itulah tawaran Theodore, setidaknya dia bisa mengulur waktu dengan bertemu Ines. Mengkondisikan semuanya. Tentu sesuai dengan keinginannya dan Camelia. Membuat Ines tetap di Inoa.

Julius mengangguk singkat. Namun dia tahu trik yang dilontarkan Theodore. Jika dia membiarkan Ines bertemu dengan keluarganya, mereka pasti akan bersekongkol untuk melepaskan diri darinya. Tidak bisa. Julius tidak akan terpancing.

"Apa yang bisa Ines putuskan? Seorang istri yang melarikan diri dari suaminya, apakah masih layak untuk dimintai pertimbangan?" Julius memprovokasi. Memandang Theodore yang tampak terguncang. Dia pasti tidak menyangka Julius akan menyerang dirinya dengan sebuah fakta yang sejak awal tidak Julius katakan.

"Setidaknya mari kita dengar penjelasan Ines. Pangeran tolong kami." Camelia ikut campur. Melihat suaminya yang disudutkan oleh Julius, dia pasang badan.

"Tidak. Keputusan saya sudah bulat. Mohon kembali ke kediaman dengan selamat." Julius bangkit dari kursinya. Membungkuk sedikit rendah kemudian siap untuk pergi.

"Pangeran tolong. Saya mohon. Pertimbangkan permintaan kami, satu kali saja. Saya hanya ingin bertemu Ines. Saya janji tidak akan mengganggunya lagi jika keputusan Ines kembali ke Delian."

"Sejak awal Ines tidak punya pilihan Lady Camelia. Dia akan akan tetap kembali ke Delian."

Tak lagi mempedulikan Camelia dan Theodore, Julius berjalan ke arah pintu. Tiba-tiba pintu terbuka dan Owen masuk tergesa-gesa. Melihat Julius berdiri di depan pintu, Owen segera menghampirinya.

"Yang Mulia." Suara Owen tersengal.

"Apa yang terjadi?"

"Lady Ines, anda harus melihatnya sekarang."

Julius mengambil langkah seribu menuju kamar Ines. Dia meninggalkannya dalam keadaan tidur. Apa yang terjadi dalam waktu singkat itu.

Terdengar suara kamar yang sangat berisik. Dari suara pelayan hingga suara barang pecah. Julius meraih pintu kemudian dihadapkan pada pemandangan kacau balau.

Beberapa barang berserakan di lantai, para pelayan yang menjerit, dan yang lebih penting adalah Ines. Dia melemparkan apapun yang bisa dia raih ke arah para pelayan. Alhasil lantai penuh dengan barang-barang yang pecah.

Tidak sampai disitu saja, kakinya penuh dengan darah. Dia bertelanjang kaki dan menginjak pecahan kaca. Menangis dan terus berteriak.

"Biarkan aku pergi!"

Tangisan itu menusuk telinga Julius. Tak bisa membiarkan hal ini terjadi, Julius ikut berteriak.

"Semuanya keluar dari ruangan sekarang!"

Ines yang terkejut menghentikan aksinya. Dia beradu pandang dengan Julius. Ada hening sejenak hingga bunyi pintu tertutup.

Julius mengikis jarak antara mereka tak lama setelah itu. Menginjak semua pecahan kaca dan segera meraih tubuh Ines. Mengangkatnya kemudian menjauh dari kekacauan yang dia ciptakan.

"Lepaskan aku!"

Bersambung...

1
Merry Maria
keren dooong..sangat menghibur😊
Esti Afitri88
Demi ines apapun ditempuh julius .
Merry Maria
wow..
Diah Al Khalifi
grazy up Thor🙏🙏
Sara Famay
lanjut ceritax bagus sekali /Smile//Smile/
Fikri Syahroni
up lg donk
Merry Maria
thank U karyax thor..keren dan menghibur. semoga nggak kelamaan yaa ngupdatex 🌹💐
Ddyat37 Del*
😘😘😘🥰🥰🥰🥰🥰
Sri Lia Mulyati
👍
vio~~~~
jangan lama2 ya thor kasian si ines jongkok ma nangisnya kelamaan..😅😅
vio~~~~
ditunggu lanjutannya ya..😊
Yulia Nengrum
lanjut ceritanya bagus ni torr
Esti Afitri88
siaap thor
Esti Afitri88
thanks.. thor
Diah Al Khalifi
dulu acuh ko sekarang jd peduli ,suami GK jelas😓
meee
semangat up thor... 💪💪💪
Frando Wijaya
gw semkin kesel bner....bknny jauhi semua bangsawan sialan tpi knp hrs dkti lg.....
Frando Wijaya
klo gw jd Ines gw langsung bicara inti....persetan dgn status uang mwpun kekuasaan....gk ada bedany bahwa mereka sendiri jg aib gk layak bicara dgn org yg sebut org lain aib
Frando Wijaya
lah? tua bangka busuk itu adalah paman Giselle ini?! jika bner....mka gk heran ines gk sudi dkt2 pda spapun
Anonymous
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!