NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Mimpi

Jodoh Jalur Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.Ozora

Diandra rukmana, gadis cantik yatim piatu, seorang guru bahasa indonesia, di sekolah dasar di kota M.
Berulang kali bermimpi dilamar oleh lelaki yang belum dia kenal.
Bagaimana jadinya jika dia bertemu dengan lelaki yang selalu ada di dalam mimpinya, bagaimana awal pertemuan mereka.
Akankah mereka berjodoh di dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.Ozora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Hari yang di nantikan pun tiba, di pagi hari di hari minggu ini. Dian, Irul dan kedua sahabatnya sudah berkumpul di cafe Risa. Risa duduk di samping Umar, Umar berada di tengah tengah antara Risa dan Khalil, sedangkan Dian dan Irul duduk berdampingan di depan ketiganya. Mereka masih menunggu Aini yang masih menunggu Farel menjemputnya. Yah, Aini mengajak Farel sang calon suami untuk menemaninya bertemu sang sahabat di cafe adiknya Farel sendiri, yaitu sahabat yang juga akan menjadi adik iparnya.

"Beb, Aini bakal di temani abang kamu kesininya". Bisik Umar.

"Iya beb". Jawab Risa

Umar dan Farel sudah pernah ketemu, tapi belum pernah mengobrol lama, dengan kedua orangtua Risa, Umar sama sekali belum pernah bertemu, dia masih belum berani bertemu dengan kedua orangtua sang kekasih, selain itu juga alasannya karna kedua orangtua Risa belum ada waktu, mereka selalu keluar kota.

"Nah tuh yang di tunggu sedari tadi udah nongol". Ucap Khalil yang melihat Aini memasuki cafe.

"Assalamu'alaikum everybody". Teriak Aini.

Farel yang melihat kelakuan sang calon istri hanya geleng kepala.

"Buset dah, lu toa amat ya, kalem dikit kek depan calon suami". Ucap Khalil.

"Kenapa abang yang protes, calon suami aku aja nerima". Ucap Aini sambil melotot ke arah Khalil.

"Udah sini duduk Ni deket aku". Ucap Dian.

"Sayang sayangku, aku kangen banget sama kalian". Ucap Aini lalu memeluk kedua sahabatnya bergantian.

"Kalian berdua yang sekarang jarang kesini, mentang mentang udah ada calon suami yang nemenin kemana mana". Ucap Risa.

"Yee sirik aja deh, kamu kan juga ada bang Umar, ajak bang Umar lah". Ucap Aini lalu duduk di samping Dian.

Sebelum duduk, Farel menyapa Dian dan para pria yang ada disana, Farel hanya mengenal Umar yang tak lain adalah kekasih dari sang adik, sedangkan Irul dan Khalil, mereka baru berkenalan.

"Sebelum memulai obrolan, sebaiknya kita pesan makanan dulu". Ucap Irul dengan ekspresi datar.

"Oke bang". Ucap Risa.

Risa pun mencari karyawan yang dekat dengan mereka.

"Dit". Panggil Risa ke salah satu karyawan cowok yang bernama Adit.

"Ada yang bisa saya bantu kak". Tanya Adit.

"Tolong bawain pesenan kita semua ya Dit". Ucap Risa.

"Siap kak". Ucap Adit.

Adit pun langsung pergi untuk menyediakan pesanan Risa dan yang lain.

"Lisa kemana Sa, tumben bukan dia, dari tadi juga ngga keliatan tu anak". Tanya Dian.

"Lisa udah dua hari ngga masuk, kasian lagi sakit, katanya si cuman kecapean". Jawab Risa.

Khalil yang tadinya sedang sibuk bermain game langsung menoleh ke arah Risa. Dia menaikkan satu alisnya bingung, kemarin saat dia menanyakan kepada Lisa perihal dia yang tidak masuk kerja dia bilang sedang izin karna sedang sibuk di kampusnya. Tapi apa ini, dia sekarang mengetahui kebohongan Lisa.

"Aku kasian sama Lisa, dia sepertiku yang sudah tidak memiliki orangtua, meskipun dia masih punya tante di kampung tapi disini dia hanya sendiri". Ucap Dian.

"Punya tante juga cuman bikin hidup Lisa makin susah". Ceplos Aini.

Yang lain hanya mendengarkan tanpa ingin tahu lebih dalam, berbeda dengan Khalil yang sangat penasaran dengan perkataan Aini, sepertinya banyak yang belum dia ketahui tentang gadis yang di cintainya itu. Tapi dia juga tidak ingin bertanya, takut para sahabatnya curiga.

"Pulang dari sini gue harus samperin Lisa di kosannya". Ucap Khalil dalam hati.

Tak menunggu waktu lama, pesanan mereka pun tiba, langsung saja mereka memakan makanannya, karna waktu juga hampir masuk waktu makan siang.

Setelah semua selesai dengan makannya, Risa meminta Adit untuk merapikan meja mereka sekalian membawakan minuman dan juga cemilan.

"Jadi apa yang pengen lu sampein ke kita semua bro". Tanya Khalil.

Sebenarnya sedari tadi Khalil sudah gelisah ingin segera menemui Lisa.

"Sebelumnya saya minta maaf buat Aini dan pak Farel karna mungkin sudah mengganggu kesibukan kalian". Ucap Irul.

"Santai aja sih bang, aku sama bang Farel lagi free juga kok". Jawab Aini.

"Jangan panggil pak, panggil nama saja supaya lebih akrab, saya sudah menganggap Dian seperti adik saya sendiri, dan sepertinya kita berdua juga seumuran". Jawab Farel tenang.

"Ah baiklah Farel". Ucap Irul.

"Kalo gitu saya akan mulai, saya meminta kalian berkumpul disini karna saya ingin memberitahu kalian, bulan depan saya akan mengajak Dian ke rumah saya di kota B, kami akan melangsungkan pernikahan disana". Ucap Irul.

Kedua sahabat Dian yang mendengar penuturan Irul kompak membulatkan matanya, sedangkan yang lain hanya menganggukkan kepala mereka, mereka paham bahwa Irul yang memang bukan orang sini pasti akan kembali ke kotanya dan membawa Dian ikut serta.

"Di, selamat sayangku, aku seneng banget denger kamu mau nikah bulan depan". Ucap Aini memeluk Dian.

"Iya Di, aku juga bahagia, tapi kenapa ngga disini aja bang acaranya". Tanya Risa.

"Bukan cuman acara pernikahan kami saja yang akan di langsungkan di sana Sa.. Ni.. tapi aku akan menetap disana". Bukan Irul yang menjawab tapi Dian.

Risa yang mendengar itu langsung berpindah duduknya mendekat ke arah Dian, alhasil Irul dan Farel pun berpindah, membiarkan ketiga wanita itu duduk berdekatan. Jadilah Dian berada di tengah tengah Risa dan Aini.

"Di, kamu serius". Tanya Aini.

"Iya Ni, aku juga sudah memutuskan untuk berhenti ngajar, besok aku akan mengajukan surat pengunduran diriku ke sekolah". Jawab Dian.

"Kita bakal jarang ketemu dong Di, pasti bakal susah buat ngumpul kayak gini lagi". Ucap Risa sedih.

Risa dan Aini lalu memeluk sang sahabat, setelah bersahabat bertahun tahun, baru kali ini mereka akan terpisah jauh, mereka bertiga sudah seperti saudara, bahkan semasa sekolah dan kuliah mereka seperti anak kembar yang tidak pernah terpisah.

"Saya akan sering sering menemani Dian kesini, kalian juga boleh kapan saja ke kota B untuk berkunjung ke rumah kami". Ucap Irul.

Melihat ketiga wanita di depannya, Umar tiba tiba jadi merenung, bagaimana dengan dia dan Risa, apa Risa mau dia ajak ke kota B, atau dia harus menetap disini.

"Iya, bener kata mas Irul, aku akan sering sering kesini, dan kalian kan bisa datang ke kota B. Ucap Dian.

"Kamu harus menjaga Dian Rul, Dian sudah saya anggap seperti adik saya sendiri, saya tidak akan mengampuni kamu jika kamu membuat adik saya itu terluka". Ucap Farel kepada Irul.

"Pasti Rel, saya tidak akan mengecewakan kalian semua yang begitu menyayangi Dian". Jawab Irul.

Dian hanya menatap haru kepada Farel, kedua orangtua Risa dan Aini juga sangat baik kepadanya, mereka sangat menyayangi Dian seperti anak mereka sendiri, dan Farel, sedari dulu dia memang sangat menjaga Dian seperti dia menjaga Risa adiknya.

"Makasi ya bang, abang selama ini sudah sangat baik sama Dian, dan sangat menjaga Dian". Ucap Dian kepada Farel.

"Tentu Di, kamu ngga ada bedanya dengan Risa, di mata abang kamu masih gadis kecil abang, abang senang kamu sudah mendapatkan laki laki yang akan menjadi pelindung untuk kamu". Ucap Farel menatap Dian tulus.

Irul menatap Dian penuh cinta, tidak ada rasa cemburu terhadap Farel, dia merasa senang melihat mereka yang begitu menyayangi sang calon istri, Irul sudah tahu seberapa dekatnya Dian dengan keluarga kedua sahabatnya, mereka yang mengisi kekosongan Dian yang hidup sebatang kara, sehingga Dian tidak pernah merasa bahwa Dian sendiri di dunia ini.

"Berarti lu juga bakal ngundurin diri dong bro di kelurahan". Ucap Umar.

"Iya bener, gue akan fokus di perusahaan". Jawab Irul.

"Bang Irul punya perusaan". Tanya Aini yang baru tahu berita ini.

"Iya Ni, Irul itu orang kaya yang lagi iseng jadi pegawai sipil". Bukan Irul yang menjawab tapi Khalil.

"Keren banget calon suami kamu Di, ternyata bukan orang biasa, pantesan cuman lurah masa punya mobil mewah sih". Ucap Risa.

Dian hanya geleng kepala mendengar perkataan Risa.

Mengalirlah obrolan, yang tadinya mengharu biru menjadi lebih santai.

"Maaf ya Di.. bang Irul, Aini harus ke butik karna ada klien yang mau datang fitting baju pengantin". Ucap Aini.

"Tunggu Aini, saya berencana akan memesan baju pengantin di butik kamu, kapan saya dan Dian bisa fitting". Ucap Irul.

"Wah aku seneng banget, abang dan Dian bisa dateng kapan aja, kalo abang mau abang bisa dateng hari ini, atau besok siang juga ngga masalah bang". Ucap Aini.

"Baik, nanti Dian akan hubungin kamu yah". Jawab Irul.

Aini dan Farel pun pergi lebih dulu. Tak lama, Khalil pun juga pamit kepada semuanya.

"Bro gue juga duluan yah, ada yang mau gue urus". Ucap Khalil.

"Mau kemana lu, jangan jangan mau nemuin inceran lu itu yah". Tanya Umar.

"Kepo lu, udah yah bro gue jalan dulu". Ucap Khalil.

Irul seperti biasa dengan tampang datarnya hanya berdehem sebagai jawaban. Dian yang melihat sang calon suami hanya geleng kepala, bisa bisanya calon suaminya itu begitu dingin dengan orang lain bahkan kepada sahabatnya tapi begitu manja seperti anak kecil jika bersamanya.

"Emang bang Khalil lagi deket sama cewek mana beb". Tanya Risa kepada Umar.

"Ngga tau juga beb, dia belum mau ngasih tau". Jawab Umar.

Di jalanan, Khalil menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi menuju kosan Lisa.

Sesampainya disana, terlihat kosan itu begitu sepi, mungkin karna ini masih jam kerja, karna kebanyakan yang ngekost disana adalah pekerja dan mahasiswa seperti Lisa.

Khalil langsung mengetok pintu kosan Lisa, hingga beberapa kali barulah pintu terbuka dari dalam.

Terlihat Lisa dengan wajah pucatnya begitu terkejut akan kedatangan Khalil.

"Aa..bang kenapa bisa disini". Tanya Lisa gugup.

"Apa kamu tidak mengizinkan abang untuk masuk Lis". Tanya Khalil.

"Ma..maaf bang, silahkan masuk, maaf kosan Lisa berantakan". Ucap Lisa memberi Khalil jalan.

Setelah mereka duduk di dalam , Lisa hanya diam, dia begitu gugup karna Khalil yang terus menatap tajam ke arahnya.

Sebelum berbicara, Khalil terlihat menghela napas.

"Kenapa kamu bohong sama abang, kenapa ngga bilang kalo kamu lagi sakit". Tanya Khalil.

"Aku cuman demam biasa kok bang, mungkin karna sedikit kelelahan". Jawab Lisa dengan masih menunduk.

"Abang khawatir sama kamu Lis, apa abang benar benar ngga ada artinya di mata kamu, abang udah bilang ceritain semua masalah kamu sama abang, kalo pun kamu ngga cinta sama abang, kamu bisa anggap abang kakak kamu". Ucap Khalil.

Khalil begitu terluka, begitu sulitkah untuk Lisa mempercayainya, Khalil bisa merasakan bahwa Lisa juga mencintainya dari cara Lisa memandangnya, tapi entah kenapa gadis di depannya ini tidak ingin jujur dengan perasaannya sendiri.

"Lisa ngga mau ngerepotin abang". Jawab Lisa lirih.

"Berapa kali abang bilang, abang ngga akan pernah merasa di repotkan Lis, harus berapa kali lagi abang ucapin kalo abang itu cinta sama kamu". Ucap Khalil dengan marah.

Rasanya dia sudah lelah meyakinkan gadis yang ada di depannya, apakah dia harus berhenti mengejar pujaan hatinya ini.

"Maaf, tak seharusnya abang memaksa kamu buat nerima abang, mulai hari ini abang ngga akan ganggu kamu lagi, bulan depan Irul akan kembali ke kota B dan menetap disana bersama Dian, abang akan ikut mereka, mungkin setelah ini kita tidak akan bertemu lagi, abang pamit, jaga diri kamu baik baik". Ucap Khalil.

Setelah mengatakan itu, Khalil pun bangkit berjalan menuju pintu. Lisa yang mendengar perkataan Khalil begitu kaget, pria yang diam diam dia cintai akan meninggalkannya, hatinya terluka membayangkan dia tidak akan bisa melihat pria itu lagi, tanpa terasa airmatanya pun tumpah, dia menggelangkan kepalanya berkali kali. Tak ingin menyesal, Lisa pun mengejar Khalil yang sudah berada di atas motornya.

"Abang". Teriak Lisa sambil menangis.

Langsung saja Lisa menubruk tubuh tegap pria yang berada di atas motor itu, Lisa memeluk pinggang Khalil sambil terisak.

Khalil yang di peluk oleh lisa tak langsung membalas, dia mendongakkan kepalanya menahan airmata yang sedari tadi dia tahan.

"Jangan tinggalin Lisa bang, maaf Lisa sudah menyakiti hati abang, maaf, tolong jangan tinggalin Lisa". Ucap Lisa yang masih terisak.

Tak tahan, Khalil pun memeluk Lisa tak kalah erat dengan airmata yang sudah tak tertahan.

"Abang ngga akan ninggalin kamu meski kamu yang meminta abang pergi, abang cinta sama kamu Lis, jangan pernah menjauh dari abang". Ucap Khalil sambil mengecup kepala Lisa berkali kali.

Khalil melepaskan pelukannya setelah merasakan tubuh Lisa yang panas.

"Ayo masuk sayang, badan kamu panas banget". Ajak Khalil.

Lisa pun mengangguk, dia tidak ingin Khalil meninggalkannya jika dia tidak menurut.

"Ayo sini baring dulu". Ucap Khalil.

Khalil membaringkan Lisa di tempat tidur. Kosan Lisa cukup luas karna ada kamar meski tidak terlalu luas kamarnya, dan ada dapur yang meski agak sempit.

"Kamu udah makan belum". Tanya Lisa.

"Belum bang, biasanya aku pesen dari cafe kak Risa". Jawab Lisa.

Tanpa bertanya lagi, Khalil langsung menghubungi Umar.

"Halo bro, lu masih di cafe Risa ngga". Tanya Khalil setelah telfon tersambung.

"Iya bro masih, ada apa emang". Jawab Umar disebrang sana.

"Gue minta tolong suruh Risa minta karyawannya buat bawain makan siang ke kosan Lisa ya bro". Ucap Khalil.

"Hah maksudnya gimana, lu di kosan Lisa sekarang, ngapain". Tanya Umar.

"Entar gue jelasin di rumah, tolong ya bro, kalo bisa jangan lama". Ucap Khalil.

Setelah mengucapkan itu, Khalil langsung mematikan telfonnya.

1
Yani
Cepat halallin Rul
Yani
Ternyata Aini sama Farel
Yani
Dian cemburu
Yani
Aku kira Dian pake ternyata engga ya?
Yani
Mas apa abang 😊
Yani
Layanya sama ada hati ni
Yani
Jangan dingin" bang
Yani
Apakah jodohnya Dian?
Yani
Seru kauanya
Mrs.Ozora: selamat membaca kak
total 1 replies
Yani
Mampir ah...
Mrs.Ozora: boleh dong kak
total 1 replies
nis_ma
semangat berkarya, kak 🔥
Mrs.Ozora: terimakasih kak🙏
total 1 replies
Joanita Missella
salam kenal dari malaysia..suka baca cerita ini../Smile/
Joanita Missella: dari sarawak
nis_ma: dari negeri mane KK?
total 3 replies
Maito
Bukan main bagusnya.
Mrs.Ozora: Alhamdulillah, terimakasih kak dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!