NovelToon NovelToon
Terlambat Menyadari

Terlambat Menyadari

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anissa Ruth

Kisah gadis yang jatuh cinta pada pandangan pertama, begitu cintanya di balas saat itu juga hidupnya bahagia. Ketulusan dan kelembutan dalam menjalani hubungan membuat pasangannya merasa seenaknya. Sifat pemaaf yang di miliki Melati membuat laki-laki itu mengulangi kesalahan terus-menerus. Namun, gadis itu senantiasa memaafkan karena hatinya hanya untuk Rafaly Thamana.

"Tolong beri aku kesempatan."

"Bertahanlah sedikit lebih lama, sampai aku bisa menerima dirimu kembali."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anissa Ruth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertengkaran

Pagi ini, Raf ada di meja makan seorang diri, matanya tertuju pada sarapan yang sudah habis, bengong. Diam tak berkutik, pikirannya berkelana mengelilingi lautan, tidak tahu ujungnya sampai mana. Wajah Melati memenuhi pikirannya, Raf tidak habis pikir bisa-bisanya Melati punya pacar lagi.

Raf tahu, mendapatkan cinta Melati sangat susah. Kenapa laki-laki yang mengaku pacar barunya bisa sangat mudah mendapatkan Melati. Bahkan sampai berada di kamar, lebih parahnya, laki-laki itu berani cium Melati.

Gue aja udah 4 bulan pacaran, gak pernah, tuh, berani cium, batinnya.

Raf tidak sadar diri. Dia selingkuh, tapi dia gak mau diselingkuhin. Semalaman lelaki itu uring-uringan. Kesal karena Melati punya pacar lagi, cemburu? Ya. Sampai Raf berpikir.

“Apa Melati tahu kalau gue pacarin sahabatnya, Sabil. Masa, sih? Gak mungkin! Tahu dari mana coba? Ohyah, bisa jadi dia balas dendam sama gue, makanya dia cari cowok lain.”

Hari Minggu ini, Rafaly Thamana nama lengkapnya. Tidak ada acara apa pun, ia bingung harus ngapain, biasanya di hari Minggu, dia kumpul bareng teman-teman. Tapi, kali ini semua temannya sedang sibuk. Mau ngajak Melati jalan, tapi sudah beberapa kali teleponnya tidak diangkat. Saking bosannya, dia kembali menyendok nasi dan melahapnya.

Sudah bermenit-menit yang lalu, ponsel tak kunjung berdering, dia sangat berharap Melati telepon balik. Naas, gak ada tanda-tandanya.

Coba sekali lagi, dia meraih ponselnya. Baru saja dipegang, eh ada panggilan masuk.

Laki-laki itu tarik nafas dalam. “Kok malah dia, sih?” Diam sejenak, matanya menatap langit-langit, berpikir. “Yaudah lah, mending gue ajak jalan dia aja, daripada bosen di rumah. Lumayan ternyata punya dua pacar.”

Raf mengangkat telepon itu. Mulutnya menganga mendengar suara Sabil, ternyata Sabil bukan ngajak jalan, tetapi ngajak temenin dia main voli. Raf kesal bukan main, dia sangat tidak suka olahraga itu, tapi apalah daya, Raf tidak bisa membantah hanya bisa pasrah.

***

Selepas mandi, Melati bersiap-siap. Minggu yang cerah ini adalah hari pertandingan voli, Dity ikut dalam pertandingan itu, lelaki itu juga yang memaksa Melati untuk ikut temani. Biar gak suntuk di rumah terus, mending ikut aku, katanya saat bangun tidur tadi Subuh.

Ternyata di teras rumah sudah ada Ibu dan Dity sedang ngobrol sesekali tertawa, kelihatan bahagia sekali. Seperti biasa Bapak setiap hari Minggu masih terjaga dalam tidurnya. “Kak Melati udah siap? Ayo berangkat.” Ternyata Dity menyadari keberadaan Melati yang ada diambang pintu.

“Iya, Kak. Sini, minum dulu tehnya, biar anget di perut kamu,” ucap Ibu.

Melati tersenyum, menghampiri dan meneguk teh itu sampai habis lalu mereka berdua berpamitan. “Ibu jangan lupa doain aku supaya menang. I love you. Dah Ibu.” Dity melambaikan tangannya sebelum benar-benar pergi.

“Iya, hati-hati pakai motornya, jangan ngebut.”

“Okay.”

Tempat pertandingan sudah ramai dipenuhi banyak orang, Dity dan teman-teman mewakili sekolahnya. Turnamen ini diadakan antar SMA, sekolah Dity hanya mengirimkan satu tim putra saja. Sementara sekolah Melati mengirimkan dua tim, putra, putri. Jadi Melati dan Dity beda sekolah. Beda jurusan pula, Melati IPA, Dity IPS.

Laki-laki itu memarkirkan motor dan menyuruh sang kakak tunggu sebentar, dia mau menemui teman-temannya. Namun, Melati gak mau ditinggal sendiri, dia takut, banyak sekali orang dan ia pertama kalinya ke tempat seperti ini.

“Yaudah, ayo,” ajaknya. Mereka jalan, ada enam laki-laki tubuhnya tinggi-tinggi semua, mereka adalah teman-teman Dity.

“Lo bawa siapa?” Seorang laki-laki itu menatap mereka berdua bergantian.

“Menurut lo, dia siapa?” Keenam laki-laki itu seolah-olah berpikir mendengar ucapan Dity.

“Pacar lo?”

“Yah, anda benar.” Melati melotot mendengar itu. Sementara Dity, dia biasa aja. Bukan tanpa alasan mengakui Melati sebagai pacarnya bukan semata-mata untuk pamer atau apalah, maksudnya baik, tidak mau sang kakak diganggu, dia tahu bagaimana teman-temannya, agak nakal.

“Sepuluh menit lagi pertandingan dimulai, ayo ke lapang.” Revan, dia salah satu teman Dity yang paling bijak. Lapangan cukup luas, sudah banyak orang, melati duduk di kursi penonton dan menyaksikan pertandingan itu dalam diam, gak seperti orang lain yang bersorak gembira, mendukung para pemain.

Tiba-tiba ditengah pertandingan, Melati pengen pipis, dia memutuskan ke toilet. Sepanjang jalan ia mencari toilet dan akhirnya ditemukan. Dalam toilet gadis itu melihat Sabil berdiri di depan cermin, tapi Melati pura-pura tidak melihat, rasanya malas jika harus menyapa atau berbincang. Sementara Sabil, dia menyadari adanya melati. Sebenarnya agak takut, karena dia mengajak Raf.

Kok Melati ada di sini? Ngapain? Gimana kalau dia lihat gue sama Raf? Gawat ini gawat! Gue harus gimana? Tadi dia lihat gue di sini gak, ya? Batinnya terus bertanya-tanya.

Melati keluar dari toilet, langsung berjalan tanpa melihat sana-sini. Sementara Sabil, terlihat ragu, dia ingin menyapa Melati tapi takut, gak nyapa juga nanti dibilang sombong, jadi serba salah. Yaudah lah daripada bingung, dia mengejar Melati.

“Mel. Melati!” Namun, yang dipanggil jadi menuli. Melati terus berjalan, sebenarnya dia mendengar suara Sabil. Ya begitulah, dia engan menanggapinya. Melati kembali ke lapangan, ternyata pertandingan sudah selesai, gadis itu menghampiri Dity yang baru saja duduk dan minum, keringat membanjiri tubuh laki-laki itu.

“Gimana, Dit? Menang gak?” tanya Melati, setelahnya dia duduk samping Dity.

“Menang, sudah masuk final. Ayo keluar, di sini mau dipake tempatnya sama yang lain.” Melati tersenyum tipis lalu bangun dan keluar lapangan barengan. “Mau langsung pulang atau gimana?”

“Terserah.”

“Jajan dulu, yuk.” Dity ngajak Melati jajan. Melati iya, iya aja, dia itu penurut, mau diajak ke mana aja, asal jangan ngajak keburukan, gadis itu pasti nolak.

“Oh yah. Hp aku mana? Semalam sama kamu, kan?”

“Ada kok di rumah, disimpan di kamar aku.”

“Oh. Pantesan tadi dicari-cari gak ada.”

Mereka sampai di abang penjual telor gulung, Dity memesan dan mereka duduk menunggu. Banyak yang berjualan di sini, hampir disetiap sudut. Melati sampai bingung mau jajan apa lagi setelah beli telor gulung. Tidak lama abang penjual itu selesai membuat telor gulung, Dity membayarnya dan berikan telor gulung itu pada Melati. “Kok cuma satu kantong? Kamu gak beli?”

“Nggak. Aku cape, pengen pulang.”

“Kenapa tadi ngajakin jajan! Kalau kamu sendiri gak jajan. Yaudah ayo pulang!”

“Nggak, nggak. Kakak habisin dulu makanannya, baru pulang. Aku cuma lemes doang.” Dity memegang pundak Melati dan mendudukkan kembali, yang tadinya sempet berdiri. Gadis itu menurut saja, ia makan dengan cepat, kasihan melihat sang adik habis tanding, pastinya lelah.

“Ayo pulang.”

“Udah selesai?” Melati memjawab dengan deheman.

“Mau jajan lagi, gak?” Gadis itu menggeleng.

“Kalau gitu minum dulu, belum minum kan dari tadi?” Melati menatap air minum di tangan Dity yang hanya tinggal setengah.

“Gak, ah, bekas minum kamu.”

“Yaudah kalau gamau, aku habisin, nih.”

1
Amelia
wong anak Pak pir ikih😀😀
Amelia
hahaha mision completed😀😀
Amelia
kan ada kuman tengil nanti nular🤭🤭
Amelia
hahaha ada yang cemburu 😀😀
Elfrida Nahak
lanjutkan
Amelia
hahaha jail nya pool😀😀
Amelia
hahaha tom and Jerry 😀😀
Amelia
adiknya random banget 🤭🤭
Amelia
eh kalau orang marah nya diam malah menakutkan loh😀😀
Amelia
ngambek kan😀😀
Amelia
jangan sedih tumbang satu datang sepuluh ribu 😀😀
Putri Galuh
cinta boleh, bodoh jangan
kayaknya gampang nih deketin melati lagi, yg seru dong thor buat balesan si Rafnya masak langsung mapan aja
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
Anissa Ruth: Terima kasih
total 1 replies
Putri Galuh
htor ketemuin pas melati udah jadi janda aja biar impas
Anissa Ruth: /Rose/
total 1 replies
Amelia
sahabat nya paket komplit ❤️❤️❤️
Anissa Ruth: iya komplit banget
total 1 replies
Atha Diyuta
ih ngri siapa tuh
Aidha Dhum
Keren kak🤗😍 jangan lupa mampir karyaku juga, mohon suportnya untuk penulis baru ini🙏🥰
Aidha Dhum: MasyaAllah makasih kak.🤗
Anissa Ruth: Sudah kak
total 2 replies
Anissa Ruth
Mantap. seru sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!