ini adalah sebuah divisi rahasia yang menyelidiki hal-hal yang tak masuk di akal. Ki sarma aji sebagai pemimpin divisi ini akan menguak tabir gelap kasus-kasus mistis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ihsan halomoan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayi satu suro bag 17
Terkejut lah seisi padepokan ketika sebuah ledakan kuat menggema dari arah gerbang. Mereka pun beringsut menuju gerbang. Dan setelah sampai tertegun lah mereka ketika melihat gerbang itu telah hancur berantakan. Dua orang penjaga gerbang pun telah terbunuh bersimbah darah dengan tubuh terkoyak.
Akan tetapi mereka tak melihat siapa-siapa lagi dari dalam gerbang. Dan ketika mereka ingin melangkah keluar, tiba-tiba dari pinggir tembok muncul dua orang yang sudah menggenggam senjata dan dinamit.
"Punteeenn.....dor dor dorr.."
"Serrr pus pus pus. Wussss duarrrrr.."
Tiga iblis bermentalan dan langsung terkoyak-koyak. Sementara sisanya segera mengeluarkan senjata dan membalas serangan itu.
"Hoaaargghh.. Dorrr..dorrr. dorrrr.."
Seleret peluru melesat ke arah mahendra dan ki sarma. Dengan cepat ki sarma dan mahendra kembali ke balik tembok. Mereka pun berpandangan. Lalu mata ki sarma mengerling ke atas. Mahendra pun paham. Kali ini mereka tak menyerang lewat pintu gerbang lagi.
Akan tetapi mereka melompat tinggi ke atas tembok. Dan ketika masih melayang di udara......
"Dorrr...dorrrr..dorrr.."
Ki sarma pun mengeluarkan famas nya
"Brambambambam...."
Yang berada di dalam terkejut dengan serangan itu. Dan langsung menghindar. Beberapa selamat berlindung di balik tembok bangunan. Tapi nahas nya 3 iblis telah tertembus beberapa peluru panas. Dan langsung terkapar.
Sementara sisa yang hidup, kembali menyerang mahendra dan ki sarma.
"Dorr..dorr. dorrr.."
Maka pertempuran pun semakin sengit. Ki sarma dan mahendra sambil menembak kemudian berlari ke arah sebuah bangunan untuk berlindung. Setelah berlindung mereka pun saling membalas serangan. Peluru pun berdesingan Suara ledakan senjata meraung memecah keheningan malam. Tembok tempat mereka berlindung pun mulai hancur dan puing-puing bermentalan.
Ki sarma dan mahendra menyerang dan mereload senjata. Namun di kala peluru mereka mulai habis....
"Mahendra buka portal...!!! Ki sarma berteriak karena suara desingan peluru yang membabi buta ke arah mereka.
"Kemana ki..?"
"Persis depan muka mereka. Lalu lempar dinamitmu.."
"Hahhaha..asyiaaapp".
Kembali mahendra menghisap dalam-dalam rokoknya. Dan menghembuskan asap berbentuk lingkaran. Ketika lingkaran mulai membesar, mahendra pun menyulut dinamitnya. Lalu sebuah portal tercipta dan tanpa ragu-ragu mahendra melempar dinamitnya. mahendra pun segera menutup kembali portal itu dengan mantranya. Maka....
"Bummmm....aachhhh"
Ledakan dan teriakan nyaring iblis itu terdengar di sisi lain ki sarma dan mahendra. Bahkan salah satu kepala iblis yang terputus terlempar ke samping mahendra dalam keadaan mulut ternganga dan mata terbelalak
Ahaa..souvenir yang menarik mahendra.."
lalu mata kepala yang putus itu berkedip.
"Alamak. Masih berkedip pula..dorr dorr". Otak pun berhamburan. Dan dengan sekali tendang. Kepala itu pun terpental jauh.
"Ah kau mahendra. Seharusnya kau simpan kepala itu. Lalu kita awetkan untuk penelitian..."
"Walah sejak kapan guru jadi ilmuwan gila??"
"Behaha..sudahlah. tampaknya mereka sudah musnah mahendra. Mari kita lihat.."
"Mari ki".
Mereka pun bergegas untuk melihat sisi dimana ledakan itu terjadi. Dan ya mereka memang telah musnah dengan luka yang terkoyak-koyak di seluruh tubuh. Bahkan anggota tubuh mereka pun tak utuh lagi.
Lalu ki sarma dan mahendra memantau se isi padepokan secara hati-hati. Namun hingga gerbang belakang tak ada lagi seorang iblis pun.
"Lalu dimana bayi itu ki..?"
"Di atas bukit itu ada sebuah gua tersembunyi mahendra. Aku pernah kesana. Kita harus membuka gebang ini dan mendaki menuju goa itu".
Namun dikala mereka berbicara. Tiba-tiba dari balik rimbun nya pohon cemara muncul puluhan pasang mata yang bersinar hijau. Ki sarma dan mahendra pun tertegun.
"Habis sudah kita ki..."
"Ya...sepertinya begitu mahendra."
masokis dia ya