NovelToon NovelToon
Alandra & Anjani

Alandra & Anjani

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Gadis Embun

Anjani terpaksa menikah dengan pria asing yang bernama Andra. Momen pernikahan mereka yang tidak di hadiri oleh mempelai pria, dan pertemuan pertama mereka setelah setahun menikah, serta sikap dingin suami nya, semakin menambah duka dan kecewa di hati Anjani.
Kehadiran Rara, mantan kekasih nya, membuat hati nya ragu untuk meneruskan hubungan nya dengan Andra.
Karena kesalahpahaman, mereka terpaksa terpisah dalam waktu yang cukup lama.
Akan kah mereka bersatu kembali?
Apakah cinta mereka masih utuh atau sudah berkurang?
Simak Kisah nya yaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Embun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 29

“Gimana kelanjutan S2 Lo? Udah nemu kampus yang cocok, belum?” tanya Putri mengganti topik pembicaraan.

“Udah nemu, kemarin iseng-iseng cek prodi di kampus Satyagama, ada sih yang cocok. Tahun ajaran baru ini gue mulai masuk kuliah, semoga nggak ada kendala.” Ucap Anjani yang langsung di ‘Amiin’ kan oleh Putri.

“Gue sebenarnya juga pengen lanjut S2, tapi kendala di biaya. Lo mah enak, ada duit suami, lha gue? Masih jadi tulang punggung keluarga.” Putri menghela nafas berat, membuat Anjani tak tega dengan kondisi sahabatnya.

“Udah coba cari beasiswa?” Putri menggeleng.

“Kenapa?”

“Gue mikir-mikir ulang kalau harus kuliah lagi, takut pemasukan dan pengeluaran jadi nggak seimbang.” Anjani mengangguk, “Iya gue paham masalah Lo.”

Drrttt..

Drrrtt...

Ponsel Anjani bergetar, “Halo, Assalamu’alaikum, Ma..” Putri yang merasa tidak enak dengan posisi nya, dia pun segera bangkit dari kursi, dan melanjutkan kerja nya. Sambil berbisik dia pamit pada Anjani, “Gue kerja dulu, ya.” Anjani mengangguk, dengan ponsel yang menempel di telinga nya karena sedang mengobrol dengan Ibu Mertua nya di telfon.

“Oke, Ma. Abis ini Jani segera kesana. Assalamu’alaikum..”

Selesai mengakhiri pembicaran, Anjani lalu memasukkan ponsel nya ke dalam tas. Dan menuju ke tempat kasir untuk membayar pesanan nya.

Kebetulan yang jaga kasir sahabat nya sendiri, Putri.

“Gue pulang dulu, Put. Disuruh Mama mertua ke rumah nya.” Anjani lalu menyerahkan lembaran uang seratus ribuan pada Putri.

“Oke.. Hati-hati ya, Say.” Putri melambaikan tangan pada Anjani, sembari memasukkan lembaran uang ke dalam laci mesin kasir.

Anjani lalu berjalan ke pinggir jalan, menunggu Taksi lewat, kalau pesan online, takut kelamaan.

Lima menit menunggu, akhir nya ada juga taksi yang lewat. Anjani melambaikan tangan nya, isyarat memanggil taksi. Dan Taksi pun berhenti tepat di depan nya.

“Ke jalan ini ya, Pak.” Anjani masuk ke dalam Taksi dan menyerahkan selembar kertas berisikan alamat rumah Mertua nya.

“Baik, Mbak.” Taksi pun melaju dengan cepat, menuju ke arah yang di tuju.

Perjalanan menuju rumah Sang Mertua membutuhkan waktu 15 menitan, karena harus melewati kemacetan. Di tambah lagi ini jam-jam rawan orang-orang beraktifitas di luar ruangan.

***

*Tok tok tok*

Mbok Ina segera membuka kan pintu.

“Assalamu’alaikum, Mbok..” sapa Anjani setelah menginjakkan kaki nya di rumah sang mertua.

“Wa’alaikumsalam, Mbak Anjani.. akhir nya datang juga.”

“Mama mana, Mbok?”

“Di kamar nya, Mbak. Nungguin Mbak Anjani.” Jawab Mbok Ina sembari menutup pintu nya kembali.

Anjani bergegas ke kamar sang mertua. Penasaran dengan alasan mertua  nya yang tiba-tiba menyuruhnya datang.

*tok tok tok*

“Assalamu’alaikum, Ma.. Ini aku, Anjani.”

“Langsung masuk aja, Jani. Pintu nya nggak di kunci.” Suara Bu Salsa dari dalam kamar yang masih terdengar samar-samar.

*ceklek*

“Assalamu’alaikum, Ma..” Anjani mengulang ucapan salam nya yang tadi belum sempat di jawab oleh Bu Salsa, mungkin karena tak mendengar salam dari menantu nya itu. Dia pun menyalami tangan Mama mertua nya dengan takzim.

“Wa’alaikumsalam..” jawab Bu Salsa dengan posisi yang masih terbaring lemas di ranjang.

“Mama sakit?” tanya Anjani sembari memposisikan duduk nya di tepi ranjang samping Bu Salsa berbaring. Bu Salsa hanya menanggapi pertanyaan Anjani dengan tersenyum.

“Tangan Mama hangat. Udah periksa?” Anjani menunjukkan ekspresi khawatir nya. gelengan kepala sang mertua membuat nya semakin cemas.

“Anjani antar ke dokter, ya?” tangan Anjani menggenggam tangan Bu Salsa yang terasa panas.

“Nggak perlu, Jani. Mama nggak kenapa-napa. Cuma sedikit pusing saja. Mama nyuruh kamu kesini, karena Mama mau di temenin mantu Mama. Mama kangen.” Ujar Bu Salsa dengan senyuman lembut nya, guna mengalihkan kekhawatiran sang menantu.

“Mas Andra sudah tahu kalau Mama lagi sakit?” Bu Salsa menggangguk pelan.

“Kalau Papa?” Anjani masih memberondong mertua nya dengan berbagai pertanyaan yang mengusik pikiran nya.

“Papa masih sibuk kerja, Mir. Nanti aja kalau Papa sudah dirumah, dikasih tahu. Mama nggak enak kalau harus mengganggu kerjaan mereka. Maka nya Mama manggil kamu, cuma kamu yang bisa nemenin Mama sekarang.” Mata Anjani menahan haru, mendengar penuturan Mama Mertua nya.

Sungguh beruntung hidup Anjani saat ini, punya mertua yang begitu menyayangi nya, menganggapnya seperti anak sendiri. Hal-hal kecil yang patut untuk di syukuri. Termasuk saat ini.

Kehadiran nya yang sangat di nantikan oleh sang Mertua, membuat nya merasa di hargai.

“Ya udah, Mama mau apa? Makan? Jani ambilkan..”

“Boleh. Mama pengen… makan buah yang seger-seger.” Pinta Bu Salsa yang terlihat seperti anak kecil yang ingin di manja.

“Siap, Ma! Jani ambilkan di dapur dulu ya, Ma.” Anjani langsung berdiri, dengan gaya nya yang seperti anak kecil, mencoba mengimbangi Sang Mertua.

“Mama tunggu..” Bu Salsa tersenyum lebar melihat tingkah laku menantu kesayangan nya. Keinginan nya mempunyai anak perempuan sudah terwujud, walau statusnya sebagai menantu, tak mengurangi sedikitpun rasa sayang Bu Salsa pada Anjani.

Terlebih melihat karakter Anjani yang menyenangkan, murah senyum, membuat Bu Salsa bersyukur dengan kehadiran Anjani di tengah-tengah keluarga nya.

Secepat kilat Anjani kembali ke kamar sang mertua dengan membawa nampan besar berisikan berbagai buah-buahan yang tentunya sudah di kupas bersih. Ada buah apel, anggur merah, melon, dan pisang. Terlihat menyegarkan.

“Taraa.! Buah-buahan Anda sudah siap, Nyonya. Silahkan di nikmati..” Anjani berlagak seperti pelayan resto yang menghidangkan makanan pada customer nya.

Bu Salsa tersenyum melihat menantu nya yang sangat pandai membuat orang di sekitar nya merasakan kebahagiaan. Walau hanya hal-hal sepele.

“Waahh.. Makasih, Sayang..” Bu Salsa mengambil alih nampan yang di bawa Anjani dan meletakkan nya di atas pangkuan nya.

“Makan bareng-bareng, yuk!” Bu Salsa mengajak Anjani untuk menikmati buah-buahan bersama. Anjani pun mengangguk mengiyakan, lalu ikut duduk di tepi ranjang.

“Kamu suka buah, kan?” tanya Bu Salsa sembari menyunduk buah dengan garpu.

“Suka banget, Ma.. Semua buah, Jani suka, kok.” Anjani menyundukkan garpu nya ke salah satu potongan apel.

“Hmmm, manis asem apel nya.”

“Itu apel di kasih temen Mama kemarin, katanya sih dari Malang.”

“Jauh banget..”

“Asli dari Malang, surga nya buah Apel.”

“Ngomogn-ngomong, gimana Andra? Dia baik kan sama kamu? Nggak nyakitin kamu?” Anjani menggeleng cepat.

“Mas Andra selalu baik kok, Ma. Cuma, ya gitu, suka usil!” Bu Salsa terkekeh mendengar cerita Anjani.

“Memang gitu orang nya. Dari wajah nya sih kelihatan orang nya tertutup, penuh misteri, tapi kalau udah kenal dekat, beuuh.. jauh banget sikap nya.” Anjani menganggukkan kepala nya berkali-kali, menandakan pernyataan Bu Salsa itu sangat lah benar.

“Jani juga gitu mikir nya, Ma. Mas Andra ini orang nya misterius banget. Kayak nggak bisa nebak gitu mau nya apa.” Ucap Anjani sembari memasukkan buah anggur ke mulut nya.

“Kamu yang sabar aja. Kalau Andra terkesan nggak peka, cuek atau apalah, jangan di ambil hati. Sebenarnya, Andra ini tipe laki-laki yang sangat perhatian, dari hal-hal yang paling kecil, Cuma dia bingung ngungkapin nya.” Penjelasan Bu Salsa sudah terbukti kebenaran nya.

Anjani menganggukkan kepala lagi, karena memang semua yang di ucapkan mertua nya sangat lah benar.

“Kamu udah isi?” tanya Bu Salsa sedikit melirik ke arah Anjani, dengan nada menggoda.

“Belum di kasih, Ma.”

“Terus rencana kamu yang kata nya mau lanjut kuliah S2 itu gimana?”

“Tahun ajaran baru ini InsyaAllah udah mulai masuk perkuliahan, Ma. Doain Jani ya, Ma.”

“Pasti, sayang. Do’a Mama selelalu ada buat kamu dan Andra.”

“Makasih, Ma.” Anjani tersenyum haru melihat ketulusan Mama mertua nya.

“Jani, kalau misal nya kamu hamil pas lagi kuliah, gimana?” Bu Salsa mengungkapkan semua uneg-uneg yang mengganjal di hati nya.

“Selama masih bisa di pakai aktifitas, ya aku jalani aja, Ma.”

“Mama Cuma bisa do’ain aja yang terbaik buat kamu dan Andra.”

Semacam percakapan antara Ibu dan Anak nya. Mereka tersenyum menikmati momen-momen bahagia, sedikit melupakan sejenak segala masalah yang tengah di hadapi.

1
Supriatun Khoirunnisa
Buruk
Supriatun Khoirunnisa
Kecewa
Anonymous
Karya yang luar biasa
Anonymous
pernikahan paksa memang menyakitkan
niasyauqi
/Drool//Drool//Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!