NovelToon NovelToon
My Perfect Stranger

My Perfect Stranger

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perasaan / Duda / Romansa Modern / Cinta setelah menikah / Tinggal bersama / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Pengantin Pengganti
Popularitas:6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nisaaayu

Berniat ingin menyelamatkan seorang pria dari pengkhianatan pernikahan justru membuatnya terlibat dan malah menjadi pengantin wanita pengganti. Friska Hallin Amanda, seorang gadis yang terpaksa berurusan dengan sang mempelai pria yang ternyata seorang CEO terkenal.

Dia tidak menyangka bahwa perbuatannya yang merusak pernikahan CEO tersebut justru mengantarkannya kepada pernikahan yang tak pernah Ia bayangkan. Friska terpaksa menggantikan mempelai wanita untuk menyelamatkan nama baik sang CEO.

"Saya tidak mau menikah dengan bapak!"

"Kamu harus mau! nama baik saya akan dipertaruhkan saat ini. Atau saya akan menghancurkan hidupmu beserta keluargamu!" begitulah ancaman Ardigo yang membuat pernikahan palsu itu akhirnya terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisaaayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pertama Magang

Hari senin telah tiba, kehangatan dan kebahagian di kediaman keluarga Fabiyan harus berakhir karena seluruh anggota keluarga memiliki kesibukan masing masing di awal pekan ini. Keluarga kecil Ardigo sudah kembali ke apartemen sejak semalam. Begitu juga dengan keluarga kecil Dinda dan Reyhan, mereka sudah kembali ke Bandung pagi ini. Rini dan Reno kembali merasakan hari hari mereka yang hanya berdua saja. Namun mereka sudah membuat rencana akan berkumpul lagi di weekend selanjutnya.

Pagi ini di apartemen mewah milik Digo terlihat Friska yang sudah berkutat dengan alat masak padahal waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi. Dia begitu bersemangat karena hari ini adalah hari pertamanya magang di perusahaan Fabiyan's Corp. Dia bahkan susah untuk tidur semalam karena tidak sabar ingin pagi segera datang. Pagi ini dia memasak sop ayam dan goreng tempe untuk sarapan sekaligus untuk bekal Vano. Dia juga membakar 2 lembar roti dengan selai coklat untuk snack sang anak. Setelah selesai memasak dia langsung mencuci semua peralatan dapur yang tadi dipakainya. Semua hidangan kini sudah tertata rapi di meja makan.

Friska langsung bergegas kembali ke kamarnya untuk bersiap siap. Setelah mandi, dia memakai pakaian ala kantoran yang sudah dia siapkan dari jauh hari. Rok span selutut berwarna hitam yang dipadukan dengan kemeja longgar warna creme. Rambut panjangnya dikuncir dengan rapi dengan menyisakan sedikit bagian poni yang agak panjang menjuntai di dekat telinga. Setelah mematut dirinya di depan cermin, dia pun tersenyum melihat gadis cantik di pantulan cermin tersebut

"Sempurna!" ujar Friska pelan sambil sedikit memutar tubuhnya.

Tak ingin berlama lama, Friska pun langsung menyambar tasnya dan keluar dari kamar untuk menemui anaknya yang sejak semalam belum dia temui karena Vano tidur di kamar Digo. Saat tiba di meja makan, Friska sudah mendapati dua lelaki beda generasi itu disana. Kini keduanya tengah menatap ke arahnya

"Selamat pagi sayang" sapa Friska yang tentu saja ditujukan kepada Vano. Namun dia merasa sedikit canggung dengan tatapan dari pria dewasa di depannya.

"Pagi, Ma. Mama terlihat tambah cantik" puji Vano bangga

"Vano bisa aja" balas Friska tersipu

Friska lalu menuju pantry untuk membuat kopi untuk Ardigo dan susu untuk Vano dan dirinya sendiri. Setelah itu dia mengambilkan nasi ke piring Vano lalu menyendokkan lauk ke atasnya, namun dia tidak berbiat untuk melakukan hal yang sama kepada sang suami.

"Makanlah duluan, Mama akan menyiapkan bekal Vano terlebih dahulu"

"Oke Ma"

"Ini roti bakarnya Mama taruh disini ya, nanti jangan lupa dimakan, oke?"

"Siap Ma" seru Vano tersenyum

"Silakan makan duluan, Mas" ujar Friska menyadari tatapan itu belum juga terputus dari sosok pria tampan dengan jas dongker tersebut

"Hmm" pria itu membalas dengan deheman

"Kamu akan mulai magang hari ini?" tanya Digo saat Friska sedang menyendokkan makanan ke piringnya

"Iya"

"Berangkat dengan siapa?"

"Dengan temanku"

"Kalian magang di tempat yang sama?"

"Iya, Mas"

Ardigo hanya mengangguk pelan. Setelah selesai sarapan, dia pun berangkat bersama Vano

"Mama tidak ikut mengantar Vano?" tanya bocah itu saat akan berangkat

Friska berjongkok mensejajarkan tinggi badannya dengan Vano

"Maaf ya sayang, hari ini Mama tidak bisa mengantar Vano karena ini adalah hari pertama Mama magang. Jadi Mama akan berangkat dengan teman teman Mama, Mama janji besok akan ikut mengantar Vano"

"Kenapa tidak berangkat dengan Papa saja Ma?"

"Tempat kerja Mama dan Papa kan berbeda sayang" ujar Friska lembut. Namun ada seseorang yang sedang menahan tawa mendengar ucapannya tersebut

"Baiklah, Vano berangkat dulu ya Ma"

"Hati-hati ya sayang, Mama sama Papa menyayangi Vano" ciuman lembut Friska daratkan di puncak kepala sang anak

"Mama juga nanti hati hati ya. Dahhhh"

"Kami berangkat dulu. Sampai bertemu lagi" ucap Ardigo ambigu namun tidak terlalu dihiraukan Friska

"Dahhh hati hati Mas, Vano"

Setelah kedua lelaki itu menghilang dari pandangannya, Friska pun kembali masuk ke dalam untuk mengambil tasnya dan menghubungi Tasya. Karena pagi ini dia akan berangkat dengan Tasya dan Naura dengan menggunakan mobil Naura

"Kalian dimana, Sya?"

"Kita sudah berada di dekat apartemen mu. Akan tiba dalam 5 menit, tunggu saja di bawah"

"Baiklah"

Setelah menunggu beberapa menit, sebuah mobil berwarna putih berhenti di hadapannya dan tampaklah dua orang temannya dari dalam mobil. Friska langsung bergegas memasuki mobil itu.

Kini mobil milik Naura sudah parkir di parkiran khusus karyawan. Mereka turun dan berjalan bersama memasuki gedung kokoh tersebut. Setelah memperkenalkan diri kepada resepsionis, mereka lalu diantar ke ruangan salah satu manager di kantor ini untuk diberikan briefing dan juga arahan selama melaksanakan kegiatan magang.

Ternyata di ruangan tersebut sudah ada tiga orang mahasiswa magang yang juga berasal dari kampus yang sama dengan Friska, Naura, dan Tasya. Ketiga orang tersebut adalah golongan mahasiswa yang paling pintar dan populer di kampus, karena selain pintar mereka juga memiliki wajah yang mendukung serta latar belakang keluarga yang mumpuni. Jadi tak heran bila mereka bisa diterima disini

"Hai apakah kalian juga mahasiswa dari kampus Gelora?" tanya Friska ramah kepada ketiga pria tampan itu. Mungkin disini hanya dia yang tidak mengenal mereka, sedangkan Naura dan Tasya sedikit banyaknya mereka mengenal para pria itu dengan segudang prestasi dan ketenarannya di kampus. Namun mereka memilih untuk diam

Kompak mereka mengangguk pelan

"Iya. Apakah kita satu kampus?" tanya salah satu pria tersebut yang duduk di tengah, diantara dua pria lainnya

"Iya, kami juga dari universitas Gelora" balas Friska lagi

Mereka pun saling berkenalan karena mengingat masih satu almamater

"Fris sekarang jelaskan kenapa kamu bisa tinggal di apartemen itu? setauku itu apartemen elit dan tidak sembarang orang bisa tinggal disana" tanya Naura saat mereka sudah duduk bersama

Friska tampak gugup dan tidak langsung menjawab. Hal itu membuat Naura semakin bertanya-tanya dan penasaran. Karena setaunya selama ini Friska tinggal di apartemen biasa, namun betapa terkejutnya dia ketika mendapati sahabatnya itu keluar dari lobi apartemen elit tersebut

"Ada apa Fris? apa ada sesuatu yang aku tidak tau? tadi saat aku tanya Tasya dia juga tidak mau menjawabnya dan menyuruhku menanyakan langsung kepadamu"

"Emm sebenarnya aku... sudah menikah Nau"

"What??!" mata Naura membulat bahkan teriakannya membuat ketiga pria di ruangan itu menatap ke arah mereka

"Iya begitulah Nau"

"Kamu menikah dengan siapa? kapan? dan kenapa aku tidak tau?"

Karena sudah kepalang basah akhirnya Friska pun menceritakan yang sebenarnya kepada Naura. Tasya yang sudah tau pun tetap mendengarkan penjelasan Friska

"Astaga Friska itu anugrah atau musibah ya? apa dia tampan?"

"Masih lebih tampan kak Rivan. Kak Rivan orang yang baik dan juga lembut" balas Friska

"Apa dia memperlakukanmu dengan baik? dia kasar kepadamu?" Naura semakin penasaran tentang kehidupan sahabatnya ini

"Sejauh ini cukup baik. Yahh aku tidak berharap lebih padanya"

"Wahhh aku masih tidak percaya sahabatku sudah menikah dengan orang kaya pula"

"Hei jangan begitu! tidak ada yang berubah dariku"

Naura dan Tasya hanya terkekeh mendengar ucapan Friska.

"Oh iya aku masih bingung kenapa kita bisa langsung diterima disini, ya? bukankah kita mendengar gosip bahwa sangat sulit untuk bisa diterima magang disini? Buktinya mereka! aku tidak heran mereka diterima, karena memang hanya orang seperti mereka yang biasanya diterima disini" bisik Naura kepada Friska dan Tasya

"Aku juga heran Nau. Tapi ya sudahlah tidak usah ambil pusing, itu namanya rezeki kita" balas Tasya sambil cekikikan

"Setuju" timpal Friska

"Benar juga. Yang penting saat ini kita ada disini" ujar Naura ikut tertawa pelan bersama kedua sahabatnya

Beberapa menit kemudian datang lah seorang lelaki berusia 30 an dengan memakai jas hitam. Mereka pun diberikan arahan dan aturan yang berlaku di kantor ini, setelah itu mereka diantarkan menuju ruangan khusus karyawan. Tentu saja ruangan yang sangat mewah dan juga bersih. Mereka duduk di tempat masing masing. Tak heran banyak orang yang ingin magang disini, karena pelayanan dan fasilitas Fabiyan's Corp memang tak perlu diragukan.

"Semoga kalian bisa betah disini dan bisa bekerja dengan baik, karena jika kinerja kalian bagus selama magang ini, tidak menutup kemungkinan bahwa kalian akan direkrut kembali oleh kantor ini." ujar Pak Ricky yang tadi memberikan arahan kepada pada karyawan magang

"Baik pak" balas mereka kompak

"Baiklah, selamat bekerja. Saya permisi dulu"

"Terimakasih pak" ucap mereka lagi

"Wahh vibes kantorannya sangat terasa ya, Sya" bisik Friska kepada Tasya yang berada di sebelah mejanya

"Tentu saja, kan ini memang kantor Fris" Tasya hanya memutar bola matanya malas mendengar perkataan konyol Friska

"Hehe aku ingin suatu hari nanti menjadi karyawan tetap disini"

"Aku juga. Sebaiknya sekarang kita mulai bekerja, karena aku tidak ingin mendapat masalah di hari pertama ini" ujar Tasya yang diangguki oleh Friska.

To be continued

1
phie
Luar biasa
Dian Rahmawati
wah Reyhan baik
Dian Rahmawati
friska kembali lg
Dian Rahmawati
sahabat yg baik
Dian Rahmawati
wah digo
Dian Rahmawati
modus
Dian Rahmawati
nyamuk nya besar
Dian Rahmawati
semoga digo usut pelaku nya
Dian Rahmawati
wah friska terluka
Dian Rahmawati
ardigo udh mulai cium2 kening noh
Dian Rahmawati
cie digo
Dian Rahmawati
friska ibu yg baik
Dian Rahmawati
wah udh mulai nyaman
Dian Rahmawati
sweet
Dian Rahmawati
wah Adrigo muali go public
Dian Rahmawati
wah udh mulai cium nih
Dian Rahmawati
akhirnya baikkan
Dian Rahmawati
wah siapa yg manggil ya
Dian Rahmawati
langsung digo ngaku
Dian Rahmawati
hahahah..friska memang beda
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!