NovelToon NovelToon
Memeluk Yudistira

Memeluk Yudistira

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Playboy / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Gulla

Ini tentang Naomi si gadis cantik ber-hoodie merah yang dibenci ibu dan kakaknya karena dianggap sebagai penyebab kematian sang ayah.

Sejak bertemu dengan Yudistira hidupnya berubah. Tanpa sadar Naomi jatuh cinta dengan Yudistira. Pria yang selalu ada untuknya.

Namun sayangnya mereka dipisahkan oleh satu garis keyanikan. Terlebih lagi tiba-tiba Naomi divonis mengidap kanker leukimia.

Apakah semesta memberikan Naomi kesempatan untuk memperjuangkan cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gulla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Yudistira menunggu Naomi di depan pintu masuk Cafe. Biasanya cafenya akan tutup  pukul sembilan tapi khusus hari ini ia majukan jadi setengah delapan  malam. Ia ingin mengajak Naomi ke pasar malam. Ada sesuatu yang ia

rencanakan.

“Kak Yudis belum pulang?” tanya Naomi terkejut melihat Yudistira yang masih  ada di kafe. Padahal ia tadi sengaja keluar lama agar tidak bertemu  Yudistira.

“Belum, aku mau ajak kamu ke suatu tempat,” balas Yudistira.

Deg!

Naomi merasa aneh dengan sikap Yudistira. Cowok itu semakin berani  mendekatinya mulai dari mengatakan jika ia adalah milik Yudistira dan  juga memberikan hadiah. Kemana Yudistira akan membawanya pergi? Lalu  untuk apa mereka pergi.

“Ke mana kak?”

“Pasar malam. Mau kan?” tanya Yudistira sambil tersenyum.

Naomi menganggukkan kepalanya antusias. Sudah lama sekali ia tidak pernah ke  pasar malam. Terakhir kali ketika ayahnya masih hidup. Naomi jadi  merindukan ayahnya. Siapa tahu dengan ini ia bisa mengobatinya rasa

rindunya.

“Ayo.” Yudistira menggenggam tangan Naomi. Menuntun gadis itu ke perkiran motor.

Motor yang dikendarai Yudistira melaju membelah jalan raya. Kebetulan sekali  jalanan tidak macet. Hanya dalam waktu lima belas menit mereka tiba di  pasar malam. Naomi memandang takjub tempat tersebut. Ia selalu suka jika

di ajak ke tempat seperti ini.

“Mau naik apa?” tanya Yudistira ketika mereka memasuki kawasan wahana permainan.

Pasar malam begitu ramai. Banyak sekali pedagang makanan, pakaian, aksesoris  dan lainnya. Naomi berbinar menatap beberapa wahana. Rasanya ia ingin  menaiki semuanya. Mulai dari kora-kora, komedi putar, kincir angin dan lainnya.

“Terserah Kak Yudis,” balas Naomi. Ia tidak ingin dibilang serakah. Yudistira  yang mengajaknya kesini, jadi ia hanya akan menurut keinginan cowok itu.Ia tidak enak hati jika terus-menerus merepotkan Yudistira. Ia tidak

ingin dibilang sebagai parasit.

“Jangan sungkan,” Yudistira paham Naomi pasti menganggapnya sebagai atasan. Padahal Yudistira ingin lebih.

Pada akhirnya Yudistira menuntun Naomi ke salah satu stand jualan. Bagi Yudistira kata terserah sangat merumitkan. Ia bingung dan tidak tahu isi hati Naomi. Matanya tadi tak sengaja melihat aksesoris yang menarik.

Kening Naomi berkerut bingung, untuk apa Yudistira membawanya ke tempat aksesoris gelang. Cowok itu nampak memilih beberapa gelang. Gelang yang dipilih Yudistira adalah gelang couple. Yang biasa dibeli untuk

orang-orang pacaran. Untuk apa gelang itu? Mereka tidak memiliki  hubungan apapun.

“Mana tangan kamu..” Naomi menurut menjulurkan tangannya. Lalu Yudistira memasangkan sebuah gelang berwarna hitam.

“Buat apa kak?”

“Pakai aja.” Yudistira ternyata juga memakai gelang yang sama untuk dirinya  sendiri. Jangan bilang kalau ini gelang couple. Pipi Naomi terasa panas. Membayangkan mereka berdua memakai gelang yang sama.

“Mau boneka?”

“Nggak usah Kak.” Tolak Naomi segera. Ia tidak enak hati. Karena yudistira  selalu memberikannya barang-barang. Bahkan kotak beludru tadi saja belum Naomi buka isinya.

Namanya bukan Yudistira kalau menerima penolakan. Karena cowok itu sudah sibuk memilih boneka tanpa  meminta pendapatnya. Naomi terkejut ketika  Yudistira memberikannya boneka Mei-mei dan Mail salah satu karakter di  serial upin-ipin. Naomi tahu sekali karakter mereka, saling suka tapi keyakinan mereka berbeda. Apa ini tanda jika Yudistira benar-benar menyukainya?

“Kamu pegang yang ini. Satunya biar aku saja.” Entahlah Yudistira terlihat  lucu memeluk boneka Mail. Imut sekali untuk ukuran cowok pekerja keras dan angkuh seperti Yudistira.

“Makasih, Kak.”

Yudistira tersenyum lalu melepas jaketnya memakaikannya ke pundak Naomi. Perhatian kecil itu membuat Naomi terkejut. Ia tidak menyangka jika Yudistira begitu manis hari ini. Apa yang sebenarnya terjadi?

“Biar kamu nggak masuk angin,” bisik Yudistira sambil menggenggam tangan gadis itu erat. Naomi tersipu, pipinya terasa panas. Ia tidak sanggup lagi dengan keuwuan ini. Andai saja ada kamera ia ingin melambaikan tangan menyerah.

Yudistira menuntunnya ke arah wahana bianglala. Berjalan beriringan dengan Yudistira membuat Jantung Naomi berdebar seiring langkah kakinya. Tak pernah ia merasa sebahagia ini.

Mereka duduk saling berhadapan di dalam salah satu biang lala. Langit malam  berbintang terlihat lebih indah dari atas sini. Mereka berada di posisi paling atas sekarang. Naomi jadi ingat dulu ayahnya sering membawanya

kesini. Naomi jadi merindukan ayahnya.

“Masih sering niup korek api?” tanya Yudistira tiba-tiba.

“Masih kak,”

“Aku tahu kamu pura-pura membenci Tuhanmu. Kamu hanya kecewa bukan sama  dia.” Naomi menoleh menatap Yudistira. Bagaimana pria itu tahu?

“Aku pernah denger kamu sering berdoa dan berharap setiap niup api. Itu artinya kamu masih mengganggap Tuhan itu ada, bukan?”

Naomi terdiam, ia selalu menyalahkan Tuhan atas kesulitan yang terjadi  padanya. Ia hanya kecewa kenapa Tuhan harus merenggut nyawa ayahnya?  Ayahnya orang baik bukan?

Yudistira tiba-tiba berlutut lalu menghapus air mata Naomi yang jatuh. Hal itu  membuat tubuh Naomi kaku. Ia masih canggung dengan sentuhan Yudistira.

“Semua akan indah pada  waktunya. Ikhlaskan kepergian ayah kamu. Doakan dia dan sekarang tugas kamu adalah membuatnya bangga memiliki anak sekuat kamu.” Ucapan  Yudistira semakin membuat Naomi menangis. Airmatanya turun begitu saja  membasahi wajahnya.

“Sekarang ada aku Yudistira Calvin Anggara yang akan menggantikan peran ayah  kamu. Aku akan buat kamu bahagia dan menjaga kamu, kelinci kecilku.”

“Aku ingin menjadi orang yang akan mendukungmu tanpa batas dan mencintaimu  tanpa akhir. Apakah kamu akan membiarkan aku menjadi orangnya?”

Naomi terpaku, lidahnya terasa kelu dengan pernyataan cinta Yudistira. Apakah yang yudistira katakan itu benar? Atau hanya ilusi semata. Naomi  terlalu takut. Jarak mereka begitu jauh dan berbeda. Ia tidak ingin apa  yang dulu terjadi di keluarganya terjadi padanya.

“Jawab Naomi, Apakah kamu akan membiarkan aku menjadi satu-satunya laki-laki  yang dicintai kamu?” mata Yudistira menatapnya dalam dan penuh harap. Bagaimana bisa Naomi menolaknya? Ia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri. Ia juga mencintai Yudistira. Mau tidak mau Naomi mengangguk.

Yudistira tersenyum senang. Ia langsung mencium kening Naomi dalam dan penuh  cinta. “Terima kasih, kelinci kecilku. Aku janji akan selalu  melindungimu...” Lalu memeluknya dengan erat. Seakan takut kehilangan.

Malam itu menjadi saksi cinta mereka. Meski mereka tidak pernah tahu bagaimana akhir dari kisah cinta mereka. Paling tidak mereka jujur dan tidak membohongi perasaan mereka sendiri. Setiap orang berhak bahagia

bukan? Meski hanya sekejap.

***

1
gulla daisy
sedih ceritanya tapi bagus
gulla daisy
Kasian Naomi
gulla daisy
Sedih banget novelnyaaa
wgulla_
ayo
Damiri
awas aja
Damiri
naomi sabar ya
Damiri
sedih jadi naomi
Damiri
lanjut
Damiri
bagusss
Damiri
lanjut suka kak
Damiri
bagus
Damiri
bagus sekali aku suka
Binti Masfufah
menarik
wgulla_: udh lanjut kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!