Seulbi dan Rain terpaksa menjalani pernikahan yang tak ada cinta di dalamnya. Keduanya harus bertahan sampai selama satu tahun, sesuai isi perjanjian kontrak yang dibuat kedua orang tua Rain. Namun dalam kurun waktu itu, banyak hal terjadi hingga mereka menjadi saling terikat dan membutuhkan. Sayangnya perasaan yang sudah sama-sama kuat itu tetap jua harus terputus oleh perceraian dengan alasan yang sama kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
"Aku dan Rain, bukan pasangan zinah."
Na Eun Yu masih berdiri dan bergeming di tempat sama, di hadapan Lee Seulbi, menunggu dengan penasaran dan sedikit ketegangan.
Setelah membuka dengan rentetan kata tadi, Seulbi mendongakan wajah, lurus menatap seraut wajah mungil milik gadis itu.
"Aku dan Rain ... kami sudah menikah."
Seperti disambar petir, jantung Eun Yu terhentak kaget setengah mati, mata melebar seperti akan terlepas.
"A-apa kau bilang?" tanyanya tergagap. "Kau dan--"
"Kami sudah menikah!" sergah Seulbi.
Satu langkah kaki Eun Yu mundur ke belakang. Keterkejutannya menampar keras.
"Ka-kau, tidak sedang berbohong, 'kan?"
Merasa perlu memberi kejelasan lebih, Seulbi berdiri dari tempatnya. "Tidak, Eun Yu," sangkalnya. "Kami benar-benar sudah menikah. Rain itu suamiku."
Semeyakinkan itu, Eun Yu langsung terpekur. Dia benar-benar telah bersalah. Salah besar pada Lee Seulbi.
Dengan tatapan malu, dia merunduk, dua tanganya saling bertemu dengan kaitan jari di depan perut. "A-aku ... Nyonya--"
"Kau tidak perlu seperti itu!" Seraya menghardik demikian, Seulbi menarik Eun Yu ke pelukannya. "Meski kau sudah tahu siapa aku, tolong tetap perlakukan aku seperti biasa, temanmu bicara dan bertukar cerita."
.
.
Setelah meyakinkan Eun Yu dan meminta gadis itu supaya jangan berubah, tetap jadi teman yang hangat seperti biasa, Seulbi mengajaknya ke luar untuk setidaknya meminum kopi. Jam makan siang hanya tersisa sekitar empat puluh menitan lagi.
Eun Yu setuju walau dengan anggukan kaku. Sekarang posisinya tak main-main lagi, dia bersama istri CEO.
Di perjalanan turun dari lantai atas, Seulbi terus meminta gadis 25 tahun itu agar biasa saja. "Tetaplah jadi dirimu sendiri, Eun Yu. Aku benar-benar suka berteman denganmu. Akan kuceritakan semuanya padamu, kenapa pernikahanku dan Rain dirahasiakan."
Seiring dengan angguk dan senyuman Eun Yu, pintu lift terbuka, mereka sampai di lantai dasar.
Seulbi menggamit lengan gadis itu lalu berjalan menyusur lantai bening menuju lobi dan pintu keluar yang berjarak kurang lebih enam puluh meter lagi.
Tepat di pertengahan area lobi yang lapang, tiga orang wanita menghadang dengan minuman berbeda masing-masing dalam genggaman. Sepertinya mereka baru kembali dari makan siang.
"Jal4ng!" Satu menegur Seulbi dengan suara keras dan kata yang kasar.
"Setelah semua orang tahu siapa dirimu, kau masih bisa tersenyum selebar itu?"
Satu mengangguk dengan ujung bibir atas terangkat naik.
Seulbi dan Eun Yu saling melempar pandang dengan tatapan sama-sama sulit.
"Kau sungguh sudah tak punya muka!"
"Eun Yu, jangan!" Seulbi menarik lengan Eun Yu yang hampir maju untuk melawan.
Sementara orang mulai berdatangan untuk menonton.
"Tapi, Seulbi ...."
"Sudah!"
Dengan kesal Eun Yu menurut dan kembali berdiri di samping Seulbi.
"Oh, jadi kau bertindak sebagai pembela?" Kata-kata itu dilontarkan pada Na Eun Yu, dengan wajah terangat angkuh dan dua tangan saling bersilang, wanita berambut ikal sepunggung itu melangkah ke hadapan Eun Yu hingga hampir mengikis jarak.
"Kau ... apa kacamatamu juga hanya topeng kepolosan untuk menutupi kelakuanmu yang sebenarnya sama dengan jal4ng ini?" Mengarah pada Lee Seulbi, kemudian dia menggeleng. "Sayang sekali. Padahal aku suka padamu dan ingin kita berteman, tapi ternyata kau sama-sama wanita gatal seperti dia."
"Kau tidak berhak menghinanya!" Seulbi menghardik, maju bertindak sebagai tameng, memposisikan Eun Yu di belakangnya.
"Lagi pula aku tidak mau berteman denganmu!" sanggah Na Eun Yu sengit.
"Hahaha!" Ketiganya tertawa keras penuh olokan.
"Persahabatan sesama j4lang yang mengharukan."
PLAKK!
Satu tamparan Seulbi mendarat sempurna di pipi wanita itu.
Membuat dua temannya meradang.
"Beraninya kau!"
BYURRR!
"Seulbi!" Eun Yu memekik terkejut, spontan merangkul pundak wanita itu.
Es kopi di tangan satu wanita pembuli disiramkan secara kasar ke wajah Seulbi.
Sekarang keadaan semakin ramai, orang-orang sudah kembali dari istirahat makan siang mereka.
Seperti menonton pertunjukan seru, mereka sampai bersorak-sorak, mendukung penuh kelakuan tiga wanita tadi. Meski ada beberapa yang netral, tapi mereka hanya diam dan tetap jadi penonton.
Seulbi mengusap wajahnya yang dingin berbau kafein. Matanya mulai berair. Sepanjang hidup, baru kali ini dia benar-benar diperlakukan seperti ini.
"Kalian!" Eun Yu berteriak. "Kalian tidak tahu siapa dia?! Dia ini--"
"Eun Yu, jangan!" Kembali Seulbi menginterupsi, menahan lengan Eun Yu yang akan maju memberi jelas siapa sebenarnya Seulbi.
"Tapi kenapa?" tanya Eun Yu, tak mengerti. Ekspresinya sungguh tak tahan ingin membungkam mereka. "Mereka harus tahu, Seulbi."
Gelengan Seulbi membuat gadis itu mendesah kasar.
"Biarkan mereka melakukan apa pun yang mereka mau."
Pemandangan yang bagi semua orang sangat menjijikkan.
"Memangnya apa yang harus kami tahu lagi, Na Eun Yu?" Seorang pria pendek dengan kepala plontos bersuara dari barisan penonton. "Kami sudah tahu siapa dia," sambungnya mencemooh Seulbi. "Wanita selintas yang dibayar Pak Shin hanya untuk bersenang-senang, bukankah sudah jelas berita itu muncul kemarin?"
"BENAR!" Semua menyetujui, sehubungan isi ulasan di foto yang beredar, menyatakan demikian.
Seulbi hanya wanita selintas yang disewa CEO, namun menjadi tak tahu diri dan memaksa untuk dekat dengan cara bekerja sebagai karyawan divisi.
Hebatnya, semua pesan dikirim hanya sebatas di lingkup karyawan, tidak ada para petinggi yang menerima, termasuk Shin Jeha dan Rain sendiri. Benar-benar dibuat sengaja untuk mengacaukan keadaan di bagian bawah.
"HUUU!" Mereka sahut bersahut meneriaki dan mengolok-olok.
Tiga wanita tadi, dua dari mereka adalah yang tadi pagi menjegal Seulbi di lantai divisi-nya. Saat ini mereka benar-benar senang karena keadaan sangat mendukung apa yang mereka lakukan.
"Satu tambahan lagi agar kau semakin manis."
BYURR!
Satu cup besar jus mangga disiramkan lagi ke kepala Seulbi.
"Kau!" Eun Yu mulai menangis. Diusapnya serampangan dengan kedua tangan bagian basahan lengket di tubuh Seulbi.
Seulbi terpaku diam, selintas dia melihat teman-teman divisi-nya termasuk Park Ji Eun, baru saja datang dan bergabung dengan para penonton. Mereka tak ada niat untuk membantu.
"Jal4ng sombong! Terus saja kau diam seperti patung!"
BRUK!
Eun Yu memekik lagi. Seulbi didorong jatuh dengan cara kasar oleh [masih] salah satu dari tiga wanita tadi. Dia ikut merunduk untuk memeluk Seulbi. Karena selain gelas es kopi dan jus tadi, menyusul beberapa botol air mineral menyirami tubuh Lee Seulbi.
"Kau tahu betapa kotornya dirimu, kau harus dibersihkan sebersih-bersihnya."
"Tidak! Jangan!" Raungan Eun Yu terdengar keras. Tak lepas kedua tangannya memeluk Seulbi yang terus diam seperti kehilangan nyawa.
"Tolong hentikan! ... Bu Park, tolong Seulbi .... Manager Kang, tolooong."
Sayangnya hari ini Kang Shi Won sedang ditugaskan keluar kota oleh Shin Jeha untuk mengurus masalah kecil tentang proyek yang terganggu.
Dan Park Ji Eun, wanita manager divisi itu bukan tak mendengar raungan Eun Yu mengarah padanya, dia juga sebenarnya merasa iba, tapi seseorang menahan pundaknya supaya jangan terlibat. Pada akhir dia hanya jadi penonton yang mengerikan.
"Rasakan! Tidak akan ada yang mempedulika--"
"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADANYA?!"