NovelToon NovelToon
Dewa Setan Perbatasan Utara

Dewa Setan Perbatasan Utara

Status: sedang berlangsung
Genre:Raja Tentara/Dewa Perang / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:20.4k
Nilai: 5
Nama Author: Jibril Ibrahim

Muda, tampan, kaya, tidak berguna! Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan sosok Huan Wenzhao. Namun…

Siapa sebenarnya Huan Wenzhao tak ada yang tahu.

Mau tahu identitas lain Huan Wenzhao?

Ikuti kisahnya di sini!
Hanya di: Noveltoon/Mangatoon.

~Selamat membaca~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode¹¹

“Sungguh keterlaluan!” Geram Kaisar sambil mengepalkan tangannya di lengan kursi singgasananya.

“Yang Mulia jangan marah!” Huan Wenzhao berlutut dan membungkuk dengan kedua tangan tertaut di atas kepalanya. “Salahkan hamba terlalu angkuh!”

“Apa salahnya dengan keangkuhan?” Tukas Kaisar. “Kau adalah penerus Adipati Agung!”

Huan Wenzhao tertawa dalam hatinya. Ada bagusnya datang dengan wajah yang babak belur, pikirnya.

“Ini tak bisa dibiarkan,” kata Kaisar. “Aku akan menulis dekret kaisar untuk menjamin keamananmu selama belajar,” janjinya.

“Terima kasih atas perhatian Yang Mulia!” Huan Wenzhao membungkuk sekali lagi.

“Sudahlah, sudahlah!” Kaisar beranjak dari singgasananya sambil melambai-lambaikan kedua tangannya ke arah Huan Wenzhao. “Kau bangunlah!” Katanya dengan suara yang bersahabat. Lalu mendekat pada Huan Wenzhao sembari merengkuh kedua bahu pemuda itu.

Huan Wenzhao mengangguk dan tersenyum.

Kaisar membimbingnya ke meja teh di ruang tamu aula singgasana. “Duduklah!” Ia menawarkan sambil tersenyum hangat. “Tak perlu sungkan!” Ia menambahkan sambil menepuk-nepuk pundak Huan Wenzhao.

Huan Wenzhao mengambil tempat duduk di depan meja sementara seorang pelayan menuangkan teh untuk mereka.

Kaisar duduk di seberangnya. “Bagaimana kabar ayahmu?”

Huan Wenzhao menautkan kedua tangannya di depan wajah. “Menjawab, Yang Mulia,” katanya dengan sopan. “Ayahanda masih sekuat kuda!”

“Ah—haha! Baguslah!” Kaisar tertawa riang. “Jangan terlalu formal. Ini hanya obrolan santai saat minum teh.”

Huan Wenzhao akhirnya mulai bersantai. Lagi pula sejak awal sikap canggungnya hanya drama.

Macam dia, apa ada malunya?

“Adipati Agung melindungi perbatasan utara, sangat berjasa,” puji Kaisar. “Namun, sekarang sudah tua. Kuharap kau giat belajar dan meneruskan posisinya. Dengan begitu, aku bisa cepat menjemputnya untuk pensiun.”

“Terima kasih, Yang Mulia.” Huan Wenzhao menanggapi dengan sopan. “Hanya saja, selama di rumah, saya tidak terlalu belajar. Tubuh saya lemah, Ayahanda terlalu memanjakan saya. Dia bilang saya tak perlu menderita belajar. Jadi… jika hasil saya jelek, mohon Yang Mulia tidak menyalahkan!”

“Sembarangan!” Sergah Kaisar pura-pura memarahi, tapi raut wajahnya berseri-seri. “Belajar supaya pintar!” Ia menasihati dengan wibawa seorang ayah. “Meski keluarga Huan sudah hebat, tetap saja harus belajar! Asalkan kau ingin belajar, pasti akan berhasil!”

“Saya mengerti, Yang Mulia!” Huan Wenzhao memaksakan senyum.

“Ingat!” Kaisar menekankan. “Belajar dengan baik!”

Huan Wenzhao mengangguk dan tersenyum sekali lagi.

“Jangan mengecewakanku, dan harapan Adipati Agung padamu!” Kaisar menambahkan.

“Saya akan berusaha!” Jawab Huan Wenzhao.

“Pangeran ketujuh juga sekolah di sana.” Kaisar memberitahu.

“Saya tahu,” jawab Huan Wenzhao. “Kami sudah bertemu. Dan kebetulan sekelas!”

“Baguslah,” sahut kaisar dengan raut wajah berseri-seri. “Aku ingin lihat, bagaimana kau bersama Xiao Zhu?”

Dan aku sungguh celaka! Pikir Huan Wenzhao. Belum apa-apa sudah sampai pada intinya. Tidak putranya, tidak ayahnya! Mereka begitu terang-terangan!

“Sudah pernah bertemu pangeran kelima?” Tanya Kaisar.

Huan Wenzhao menggeleng. “Belum, Yang Mulia,” jawabnya.

“Kebetulan nanti malam ada festival lentera,” tutur Kaisar bersemangat. “Kuharap kau bisa datang ke taman kota, festival ini disiapkan oleh pangeran kelima.”

“Benarkah?” Respon Huan Wenzhao berbasa-basi.

“Aku mau dengar pendapatmu tentang kedua putraku. Mana yang paling menonjol?”

“Maaf, Yang Mulia!” Huan Wenzhao menautkan kedua tangannya di depan wajah sekali lagi. “Saya bodoh. Tidak bisa menilai. Tapi saya percaya, kedua pangeran lebih berbakat di antara sekian juta orang di Jian Xing.”

Jian Xing adalah nama kekaisaran mereka.

Kaisar mendesah dan tertunduk. Raut wajahnya berubah muram. “Sebenarnya… aku tak ingin pilih kasih,” ungkapnya setengah menggumam. “Di belakang Yi'er ada keluarga Shi. Di belakang Xiao Zhu ada keluarga Yang. Namun…”

Keluarga Yang? Batin Huan Wenzhao terkejut.

“Keluarga Shi dan keluarga Yang terikat perjodohan,” lanjut Kaisar. “Entah akan seperti apa kedepannya!”

Intrik ini makin menarik! Pikir Huan Wenzhao dengan ketertarikan baru.

“Sayangnya… aku dan Xiao Zhu tak pernah dekat,” imbuh Kaisar. “Sifatnya mirip ibunya.”

Xing Zhu adalah putra bungsu dari permaisuri terdahulu, istri pertama kaisar yang sudah meninggal. Sementara Xing Yi putra dari seorang selir yang kini diangkat menjadi permaisuri.

Satunya anak bungsu, satunya lagi anak haram kaisar. Keduanya adalah objek intrik. Itulah kenapa sampai sekarang kedudukan putra mahkota masih kosong.

“Yang Mulia, Anda memiliki sembilan anak.” Huan Wenzhao mencoba menghiburnya. Sebenarnya sedikit menyindir. “Tak bisa sama semua!”

“Benar juga!” Kaisar mengulum senyumnya. Raut wajahnya terlihat getir. Entah tersinggung, atau tak puas dengan jawaban Huan Wenzhao.

Selepas kepergian Huan Wenzhao, Kaisar bertanya pada kasimnya. “Menurutmu, dia bagaimana?”

“Maaf, Yang Mulia! Hamba juga tidak pandai menilai,” jawab Kasim Wu. “Tapi… kelihatannya dia hanya anak orang kaya biasa.”

Dengan segenap akal bulusnya, Huan Wenzhao berusaha untuk tidak berlama-lama berada di istana, karena pembawaan tubuhnya yang luar biasa bisa mempercepat pemulihan luka. Dalam hitungan jam, luka lebam pada wajahnya akan menghilang.

Bahkan kedua pengawal cantiknya terpaksa ia hindari!

Malam itu ia pura-pura mengurung diri dan membebastugaskan kedua pengawal itu.

Sebenarnya ia menyelinap keluar untuk melihat pangeran kelima di festival lentera.

Ia tampil elegan dengan pakaian serbaputih yang penuh wibawa dan mungkin sedikit misteri.

Bagian matanya yang lebam dan sudah sembuh total, terpaksa ditutupinya dengan topeng setengah wajah.

Rambut panjangnya yang hitam mengkilat selurus penggaris diikat sebagian di puncak kepala dalam gaya hun dengan ditopang ji—hiasan rambut dari perak khas para cendekiawan.

An Zuya mendampinginya menggantikan Yue'er dan A Nuo untuk menghindari kecurigaan publik.

Meski Huan Wenzhao memakai topeng dan berpakaian seperti cendekiawan, beberapa orang mungkin mengenali kedua pengawal wanita itu.

Lebih dari itu, Huan Wenzhao adalah satu-satunya tuan muda bangsawan dengan pengawal wanita.

Citra itu sedikitnya sudah menyebar di kalangan bangsawan.

Huan Wenzhao tak ingin ambil risiko!

Lagi pula ia sedang tak ingin bermain drama.

Malam ini akan menjadi malamnya!

Mungkin juga untuk beberapa malam ke depan.

Ini adalah pertama kalinya ia merasa benar-benar bebas sejak ia tiba di ibu kota.

“Idemu boleh juga!” Puji Huan Wenzhao pada An Zuya.

Sebaliknya, An Zuya yang biasa tampil misterius—mengenakan pakaian serba hitam dengan masker gelap yang menutupi mulut dan cuping hidungnya, lengkap dengan mantel armor bertudung yang misterius---malam ini tampil seadanya dengan pakaian hitam pengawal biasa selayaknya penampilan pengawal pada umumnya.

Sebilah pedang menggelantung di ikat pinggangnya---ini jelas di luar kebiasaannya. Sebagai seorang pengawal bayangan, senjata rahasia adalah senjata andalannya.

Rambutnya diikat tinggi menyerupai ekor kuda dengan poni menjuntai di sisi wajahnya.

Dan kemunculan mereka menyedot lebih banyak perhatian publik—terutama kaum wanita, karena aura mereka jauh lebih memukau dan berkarisma.

Pasangan itu terlihat seperti dewa dan malaikat.

Huan Wenzhao bisa mendengar bagaimana detak jantung setiap orang dan helaan napas mereka ketika ia melintas.

Bahkan si judes Lingling mendadak gemulai ketika meliriknya.

“Wah! Anjing kampung perbatasan utara!”

Terdengar seruan seseorang.

Huan Wenzhao mengerling ke arah suara itu dan memicingkan matanya, merasa sedikit familier.

“Di mana nona kalian?” Ejek suara lainnya.

Rupanya pengawal pangeran ketujuh!

Dan…

Kedua pengawal wanitanya.

“A Nuo? Yu'er?” Huan Wenzhao mendesis terkejut melihat kedua wanita itu berada di sana.

An Zuya mengikuti arah pandangnya dan mengepalkan tangannya, nyaris menindak kedua pengawal itu.

Tapi dengan cepat Huan Wenzhao menyergap tangannya dan menahannya.

“Anjing siapa yang menyalak?” Tanya A Nuo pada Yue'er. Pura-pura tidak melihat orang yang mengejeknya.

Huan Wenzhao tersenyum samar. Tak ada yang perlu dikhawatirkan! Katanya dalam hati. Mereka bisa mengatasinya.

Kedua pengawal pangeran itu tergagap dengan rahang mengetat. “Kau…”

“Omong kosong apa yang kalian ributkan?” Pangeran ketujuh tiba-tiba muncul di belakang kedua pengawal itu dan melangkah ke tengah-tengah mereka.

Kedua pengawal itu langsung terdiam.

Lalu tiba-tiba, secara diam-diam dan tanpa peringatan, pangeran itu mengerling ke arah Huan Wenzhao.

Huan Wenzhao mengerjap dan membeku di balik topengnya.

Dia tidak mengenaliku, kan?

1
Oe Din
Kau adalah Penerus Huan, mana boleh "istirahat"...😅😅😅😅😅😅
Oe Din
Tanpa mabuk pun kau banyak berkicau, apalagi mabuk...
Oe Din
Penulisnya pun ingin tampil dalam novel...😍😍😍😍😍
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
Oe Din
Monster hanya berjodoh dengan monster...
Oe Din
Mati Aku ...😥😥😥😥😥😥😥😥
Oe Din
berlanting itu apa, Thor ...?
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Berlanting itu kurang lebih berjingkrak kemayu, Kak 🤭
total 1 replies
Oe Din
Kampungan Yang Tak Tahu Malu...
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Oe Din
Amit2, semoga anak turunku tak ada yg seperti Huan Wenzhao...
( Begitulah kira2 dalam benak semua penghuni kelas )
Oe Din
Pertahankan prestasimu di kelas, Si Murid TELATAN ...😍😍😍😍😍😍
Oe Din
Siap, antar, galak....
Kang Kurir pun merasa minder...
Oe Din
Hahhh...
Di tempatku jg banyak yg sok misterius, tp banyak mulut di belakang 😎😎😎💋💋💋💋💋💋
Oe Din
Iblis nyamuk ini pasti yg membawa penyakit Demam Berdarah Kematian...
Oe Din
Karena Emak2 adalah Ras terkuat, jika bisa ditaklukkan, maka menaklukkan monster lebih mudah...
Oe Din
Keluarga kocak ini...😂😂😂😂😂
Oe Din
Ternyata begitu...
Dari dulu, Huan Wenzhao adalah "anak jenius yg super nakal" 😅😅😅
Oe Din
Kucing betina bahkan rela diperkosa, asal tidak bergilir ...?
Oe Din
Oh, ternyata kucing hitam adalah mata2 pangeran ketujuh...
Oe Din
Pangeran ketujuh pun takkan mengira, jika Huan Wenzhao punya dua peran, Tuan Muda Arogan nan Dungu, dan Ketua Akademi yg sakti...
Oe Din: Ketua sekte mata-mata...!!!
total 1 replies
Oe Din
Tertawakan orang2 yg menertawakanmu, biar hidupmu rileks....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!