Menikah Untuk Bercerai

Menikah Untuk Bercerai

Episode 1

"Ini zaman apa sampai kalian masih percaya takhayul?!" Rain menyeru kedua orang tuanya. "Aku hanya kecelakaan kecil, mana bisa disangkutpautkan dengan nasib buruk dari hari dan tanggal lahirku?!"

Tak habis pikir sendiri, orang tuanya mendadak konyol, padahal alur hidup mereka mengikuti pergerakan zaman.

"Bisa-bisanya kalian tertipu omongan orang itu," sungutnya sembari membuang wajah. Yang dimaksudnya adalah pria tua yang dianggap guru spiritual oleh kedua orang tuanya.

"Kau bisa mengatakan itu jika kecelakaan yang menimpamu hanya baru kali ini!" Yujin--ibunya, balik menyeru.

"Kau hampir dibunuh bandit saat di London, kau tenggelam di sungai Han saat menyetir lepas kendali, kau hampir tertimpa beton saat mengunjungi proyek pembangunan, dan sekarang kau terjatuh di area pendakian, Rain! Apa kau tidak mengerti ketakutan ibu dan ayahmu, huh?!" Yujin menggebu, kecemasan membawa sesak di ujung dada hingga pecah jadi tangisan. "Ibu mohon ...." Suaranya melemah. "Menikahlah dengan Seulbi. Hanya dia yang bisa menyelamatkanmu dari kesialan dan nasib buruk."

Rain menggelengkan kepala, sangat tidak suka mendengar teori itu. "Tapi kenapa harus wanita itu, Ibu ...?"

Merujuk dari keyakinan kolot orang tuanya, dia punya banyak teman wanita yang mungkin saja cocok salah satunya untuk dinikahi.

"Apa yang salah dengan Seulbi?!" Kali ini ayahnya--Shin Jeha ambil bagian. "Selain shio, hari dan tanggal lahirnya cocok denganmu, Seulbi gadis yang cantik dan juga pintar. Kenapa kau mendadak buta? Apa kau benar-benar ingin mati? Atau kau ingin ayah dan ibumu yang mati lebih dulu karena mencemaskanmu?!"

...******...

"Seulbi Sayang, kau yakin akan menerima tawaran Jeha dan Yujin untuk menikahi Rain?" Areum menatap sedih wajah putrinya.

Dari jendela yang menganga, pemandangan kebun belakang terlihat indah, Seulbi mencampakkan itu, memilih membalik badan menghadap ibunya yang berdiri di belakang sejak tiga menit lalu.

"Kita tak punya pilihan lain, Ibu," katanya, diam sejenak untuk mengatur perasaan yang sebenarnya penuh gemuruh, "Rumah ini akan hilang jika aku egois."

Areum semakin merasa bersalah. Sebagai ibu, dia benar-benar merasa gagal. "Kita bisa usaha lebih keras dari ini." Berharap sedikit mungkin bisa mengurangi beban.

"Semua akan sia-sia, Ibu. Tenggat waktu yang diberikan bank hanya hitungan hari, kita tak bisa melunasi di jangka waktu yang tersisa itu. Terlalu berat." Seulbi pesimis, dan kenyataannya memang seperti yang baru saja dia ucapkan. "Menikah dengan Rain mungkin tak seburuk yang dibayangkan." Dia memasang senyum, berusaha menyembunyikan ketidakyakinan dalam dirinya di depan sang ibu. "Dan rumah kita akan kembali."

"Tapi kau akan terluka, Kak!" Micha--adik perempuan Seulbi tiba-tiba datang, berseru impulsif. Jelas terlihat dari rautnya betapa dia tak menyetujui apa yang telah diputuskan kakaknya. "Rain itu seorang playboy. Aku mencari tahu banyak tentang dia dari media sosial. Dia bukan pria yang baik, Kakak."

Seulbi melangkah mendekati Micha yang berdiri di ambang pintu. Setara tinggi, membuatnya leluasa mengelus pipi adik satu-satunya itu, menatap ke dalam mata Micha yang merah karena amarah.

Dia juga tahu semua fakta tentang Shin Rain yang baru saja dikatakan Micha, tapi semua terlanjur buntu dan menikahi pria itu adalah jalan satu-satunya untuk mempertahankan aset keluarga yang tersisa. Jika tidak, mereka akan terlunta-lunta. Hati Seulbi tak sampai ke sana untuk membuat ibu dan adiknya menderita.

"Lalu apa kau punya cara, Micha?" tanya Seulbi, berharap mungkin adiknya memiliki cara selain yang saat ini mereka debatkan.

Sorot mata Micha dibanjiri kebingungan, terdiam dengan pertanyaan yang jelas dia tak punya jawabannya.

Dan Seulbi lekas paham ekspresi itu.

"Uang hasil aku bernyanyi di kafe, uang hasil ibu menjual roti dan kue-kuenya, tidak akan bisa menutupi apa pun, Micha. Tidak ada yang bisa kita pertaruhkan lagi untuk menyelamatkan kenangan kita dan rumah ini."

Cukup tercubit dengan pernyataan kakaknya, Micha merundukkan kepala, 'tak bisa mengatakan apa-apa. Dia tidak punya bahan kontribusi apa pun untuk melepaskan kesulitan yang menjerat keluarganya.

 Dirinya adalah orang yang paling tak ingin kehilangan rumah yang mereka tempati ini, rumah yang dibangun ayahnya dengan susah payah sejak mereka kecil. Berulang dia berseru tidak ingin rumah itu sampai disita pihak bank.

Micha sadar dengan apa yang sangat dia ingin, tapi dia juga tak rela jika kakaknya harus menikah dengan pria yang tak dicinta juga mencintainya, terlebih pria itu adalah Rain.

"Tapi, Seulbi--"

"Kumohon kali ini biarkan aku, Bu." Seulbi memotong kalimat ibunya yang saat ini berdiri tepat di antara dirinya dan juga Micha.

"Jika aku kalah dan tak sanggup, aku akan kembali pada kalian. Aku janji."

Adik dan ibunya tak bisa berkata lagi.

Bersamaan mereka bertiga saling berpeluk, berbagi tangis. Betapa hidup terkadang sepahit itu.

...*****...

Detik berjalan 'tak kenal lelah. Seminggu berlalu.

Suasana di ruangan itu terasa kelam, ruangan yang menjadi saksi dua sejoli akan dipersatukan.

Kediaman keluarga Lee.

Tidak ada hiasan mewah dan tamu-tamu, semua dilakukan secara diam-diam yang hanya melibatkan dua keluarga inti saja.

Sesuai keinginan Rain yang juga disetujui Seulbi.

Dengan wajah mengurat karena tak suka dengan keadaan ini, Rain baru saja membubuhkan tanda tangannya di atas sehelai kertas yang merupakan sertifikat pernikahannya dengan wanita yang sama sekali 'tak dia inginkan jadi pasangan.

Sedang Seulbi sendiri sudah lebih dulu menggores bagiannya tanpa berpikir, seperti dia penuh semangat dengan pernikahan ini. Kelakuan yang membuat pandangan Rain padanya semakin membenci saja.

"Memuakkan!" Pria itu mengumpat di dalam hati.

"Baiklah. Dengan begini kalian sudah sah menjadi pasangan suami isteri. Selamat." Ucapan pria petugas pencatat nikah itu kedengaran sangat manis dan menyenangkan.

Mungkin iya, jika pasangan yang disahkannya adalah pasangan saling menginginkan. Sedangkan ini adalah Shin Rain dan Lee Seulbi, sejoli yang dipersatukan karena paksaan orang tua dan keadaan.

Bagaimana pun ini tak adil, tapi mereka harus. Pura-pura rela menjalani alasan yang berlainan.

Semua berjabat tangan dan mengucapkan terima kasih satu sama lain setelah itu.

"Sudah selesai, aku harus kembali ke kantor." Rain berdiri dari tempatnya, tak ingin berlama-lama ada di sana.

Namun langsung mendapat hardikan keras dari sang ibu, "Tidak ada kantor! Hari ini kau harus membawa Seulbi pulang ke rumah. Ibu sudah mengatur kamar pengantin untuk kalian!"

Bukan hanya Rain, Seulbi pun turut terkejut mendengar itu.

"Itu tidak ada dalam perjanjian, Ibu!" debat Rain. "Bukankah pernikahan ini hanya status saja? Kenapa Ibu sampai repot menyiapkan kamar pengantin?"

Areum merasakan sakit jauh dalam hatinya. Putri yang begitu dia banggakan harus menikah dengan lelaki yang sama sekali tak menginginkannya.

Micha ingin menampar wajah tampan mengerikan yang kini telah sah berstatus kakak iparnya, tapi Areum menahannya dengan gelengan.

Lebih terhenyak dari siapa pun, Seulbi merasakan hatinya seperti ditusuk-tusuk. Sikap blak-blakan Rain lumayan membuat harga dirinya seperti sepotong roti kering yang tercampakkan.

Tapi dia tak boleh terlihat lemah, harus tetap tenang.

"Aku setuju denganmu, Bu. Aku akan ikut Rain pulang ke rumah kalian."

Terpopuler

Comments

༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐

༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐

Akhirnya mengangkat tema yang disukai pembaca dan editor 🤭

2024-02-19

1

Be___Mei

Be___Mei

janganlah begitu bang, nanti kalo bucin gimana? malu sendiri nantinya ente 😋😋

2024-02-15

0

Be___Mei

Be___Mei

tapi bang rain menolak kamu seul. Hemmm tenang saja, nanti aku ajarin ajian perayu pria, biayanya murce kok 🤭

2024-02-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!