Bebby Daniella Putri menjadi yatim piatu sejak batita akibat korban kecelakaan yang menimpa satu keluarganya, tanpa identitas. Bebby diangkat anak oleh Daniel Frederick, Dokter Muda yang menyelamatkan nyawanya. Daniel mengangkat anak karena rasa kasihan dan sebagai permohonan maaf karena tidak bisa menyelamatkan nyawa kedua orang tuanya.
Dalam perjalanan waktu muncul benih benih cinta di antara mereka berdua. Daniel sebagai orang tua angkat telah menepis perasaan itu. Bagaimana kisah mereka... dan siapa sebenarnya Bebby?
Yuuukkk ikuti kisah mereka guys ♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 35.
Mobil terus melaju, Daniel memang tidak berniat menurunkan Miranda di jalan, khawatir jika ada kenalan, saudara atau kerabat yang melihat. Demi nama keluarga Daniel terus melajukan mobilnya dengan kencang menuju tempat bekerja Miranda.
Beberapa menit kemudian mobil berhenti di suatu gedung kecil, suatu gedung yang digunakan perkantoran Miranda. Itu pun Miranda hanya menyewa gedung itu.
Miranda menoleh ke arah Daniel dan mengulurkan tangan untuk menjabat tangan suaminya. Akan tetapi Daniel kedua tangannya masih memegang kemudi mobilnya dan pandangan matanya tetap lurus ke depan. Mesin mobil pun tidak dimatikan oleh Daniel.
“Cepat kamu turun, dan nanti biar sopir yang menjemput kamu, karena aku malam pulangnya.” Ucap Daniel dengan nada datar datar saja dan tanpa menoleh.
“Iya Kak, nanti aku hubungi Kak Daniel saja ya.. soalnya aku nanti juga ada kunjungan ke tempat pameran produk.” Ucap Miranda yang tangan kirinya membuka pintu mobil. Miranda hanya mencari alasan saja, padahal yang sebenarnya dia sudah ada acara kencan dengan Renold.
“Hmmm .” gumam Daniel yang masih saja tidak menoleh ke arah Miranda. Dan Miranda pun segera turun dari mobil tanpa menjabat tangan suaminya. Setelah Miranda ke luar dari mobil, Daniel pun langsung tancap gas melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit.
Sementara itu di rumah sakit di ruang rawat. Bebby sudah dinyatakan sehat dan hari ini boleh pulang. Bebby dan Eliza sudah tampil cantik duduk di sofa yang ada di dalam ruang rawat itu.
“El, terima kasih ya, kamu sudah menemani aku selama ini.” Ucap Bebby sambil memeluk sahabatnya.
“Kamu kalau mau ke kampus sekarang juga tidak apa apa El. Aku menunggu Papa selesai kerja nanti aku di antar ke rumah Om Marco.” Ucap Bebby yang masih memeluk Eliza.
“Kamu jadi mengundurkan diri dari kampus Beb?” tanya Eliza yang juga masih memeluk Bebby, rasanya tidak rela jika harus berpisah dari sahabatnya itu.
“Iya El, aku sudah mengundurkan diri. Kapan kapan aku ke kampus untuk urusan administrasi. Informasinya di universitas terbuka aku bisa melanjutkan semester yang sudah aku tempuh, tidak harus mengulang dari semester satu. Tapi harus ada surat surat dari kampus lama.” Jawab Bebby dengan nada serius.
“Okey, besok kalau kamu mau ke kampus kabari aku ya.. Dan hari ini aku tidak ke kampus, aku mau mengantar kamu ke rumah Om Marco kok.” Ucap Eliza sambil mengurai pelukannya, bibir Eliza pun tersenyum penuh makna.
“Hei.. aku terawang kamu naksir Om Marco ya?” tanya Bebby sambil menatap tajam wajah Eliza.
“Sepertinya Beb he... he... he...” jawab Eliza sambil tertawa kecil.
“El, Om Marco play boy.. eh play man.. he... he... he.. kan sudah tua dia.” Ucap Bebby sambil tertawa kecil
“Kamu nanti hanya akan sakit hati saja El. Mending jangan dech sebelum perasaan cintamu tumbuh dan membara. Akan sulit nanti untuk memadamkan bara apinya...” ucap Bebby dengan nada serius namun tiba tiba kedua matanya berkaca kaca, sebab dia mengingat akan perasaan hatinya yang begitu sulit membunuh rasa cinta asmaranya pada Sang Papa.
“Aku malah tertantang dech Beb.” Ucap Eliza dengan nada serius dan pandangan matanya pun berbinar binar.
“Ihhh Om Marco itu tidak selera dengan cewek macam kita. Selera dia itu perempuan dewasa, make up wajah sempurna, pakaian sexy abis.. dan sudah pintar bercinta... Jangan dech El, kamu akan menyesal nanti.” Ucap Bebby sekali lagi.
“Kata Papa, Om Marco melakukan hal itu karena Aurora kekasih hatinya pergi meninggalkan dirinya karena hamil dengan laki laki lain, padahal Om Marco belum pernah menyentuh kekasih hatinya itu, dia sangat mencintai dan tidak ingin melakukan sebelum menikah, tetapi Aurora malah melakukan dengan cowok lain....” Ucap Bebby
“Eh Beb, nanti berarti kamu sore ya ke rumah Om Marco nya?” tanya Eliza memotong kalimat Bebby dan Bebby hanya menganggukkan kepalanya karena Sang Papa sudah memberi tahu jika sepulang kerja mengantar dirinya.
“Okey, kalau begitu aku ke luar dulu ya. Nanti aku ke sini lagi. Kamu tidak apa apa kan sendirian di sini.” Ucap Eliza sambil menatap Bebby.
“Iya, tidak apa apa perawat juga masih menemani aku kok. Tapi kamu mau ke mana katanya tidak ke kampus.” Ucap Bebby penasaran karena tiba tiba Eliza mau keluar.
“Ada dechhh.” Ucap Eliza lalu bangkit berdiri dan melangkah pergi.
Sementara Eliza pergi, Bebby duduk di sofa dan pikirannya terus aktif untuk menyusun rencana rencana ke depannya. Hingga tidak terpikir jika Sang Papa pagi ini tidak mengunjungi dirinya.
Waktu pun terus berlalu dan sore hari pun tiba. Bebby sudah siap untuk keluar dari rumah sakit. Erna berkali kali menghubungi dirinya untuk memastikan Bebby dalam keadaan baik baik dan panti siap menerima kedatangan Bebby jika Bebby butuh tumpangan untuk hidup.
Sesaat pintu ruang rawat Bebby terdengar suara ketukan.
TOK TOK TOK
“Itu pasti Papa, Ners...” ucap Bebby dan segera bangkit berdiri menuju ke pintu ruang rawat. Gestur tubuh Bebby sudah kembali tampak riang gembira dan lincah.
Dengan cepat Bebby membuka daun pintu itu, akan tetapi ekspresi wajah Bebby terlihat kecewa sebab yang berdiri di depan pintu bukan Sang Papa namun Om Marco.
“Om..” ucap Bebby dan wajahnya celingukan mencari cari sosok Sang Papa.
“Om tidak bersama Papa?” tanya Bebby selanjutnya.
“Aku hubungi Papa kamu hand phone tidak aktif sejak pagi. Maka aku ke sini. Aku lihat di ruang kerjanya kosong.” Ucap Marco yang masih gagah berdiri di depan pintu ruang rawat Bebby.
Dan tidak lama mata Bebby terbelalak menatap satu sosok yang berjalan di koridor menuju ke arah ruang rawat dirinya.
Satu sosok yang sudah begitu dia kenal akan tetapi tiba tiba kini berubah wujudnya. Melihat ekspresi wajah Bebby yang terlihat kaget menatap ke suatu arah. Marco pun menoleh ke arah yang Bebby lihat.
“Siapa dia.” Gumam Marco pelan, sambil terus menatap satu sosok melangkah menuju ke arah dia dan Bebby berdiri.
🤣🤣