bagaimana jika seorang yang cinta mati, yang mengejar-ngejar cewek yang ia cintai selama 3 tahun ini menyerah dan memilih untuk menjauh karena selalu di tolak, tapi ketika itu terjadi perasaan cinta malah tumbuh di hati cewek tersebut. tapi cowok itu sudah capek dan bukan perasaan tapi logika yang digunakan.
bagaimana perjalanan hubungan mereka ?, apakah masih ada harapan untuk satria ?, bagaimana sikap Rani ?, ikuti keseruan hubungan ke 2 nya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusnul Huda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAMPIR
Maaf
seribu maaf saya ucapkan kepada pembaca yang menunggu update terbaru dari karya saya, bukan bermaksud spakbong, tapi karena ada masalah teknis yang tidak dapat saya katakan, sehingga menyebabkan saya tidak update cerita ini lebih dari satu bulan.
Saya benar-benar minta maaf kepada seluruh pembaca setia yang selalu mensupport saya. Saya juga berterima kasih kepada seluruh pembaca karena hal tersebut.
...****************...
Setelah makan keduanya pun berleha-leha istirahat sambil memainkan gawainya masing-masing. Sambil sesekali menyeruput minuman yang telah mereka pesan sebelumnya.
"sat !?" kata pak Budi. satria yang sibuk main dawai nya pun meletakkannya.
"iya om ada apa ?"
"nanti kita kembali lagi kejalan besar tadi"
"lho jauh sekali om, bukannya ini satu jalan ?"
"kalau kita lewat sini, jalannya agak curam, nanti juga mutar jauh karena kita di batu, pulangnya aja lewat batu bagaimana?"
"saya sih sembarang aja om"
"hahahaha, saya seumuran mu aja sudah ngelayap kemana-mana, Tampa orang tua"
"sama om, pak aja yang gak tau, nih foto-fotonya" kata satria sambil menunjuk galerinya yang memperlihatkan foto-foto dirinya ketika traveling.
"tapi masih deket-deket daerah sana lha om dan hanya ketika libur panjang aja pak, hehe" kata satria.
"Hem...., om jadi inget sesuatu" pak Budi pun menceritakan pengalaman-pengalamannya dulu waktu muda.
.........
Tampa mereka sadari sudah satu jam an mereka istirahat di warung itu, suasana yang sejuk dan dingin khas pegunungan ditambah situasi yang sepi karena bukan hari weekend membuat keduanya kerasan berlama-lama di warung tersebut. Walaupun warung tersebut tidaklah sesepi yang di bayangkan.
"ayo sat kita lanjutkan perjalanannya, mungking 2 atau 3 jam an lagi kita sudah sampai di penginapan" kata pak Budi sambil mencoba berdiri, satria pun mengikutinya.
Mereka berdua pun melunasi pembayaran kepada kasir dan pamit untuk pergi. Kedua motor vespa ini langsung di hidupkan mesinnya kembali.
Mereka pun turun kembali ke jalan besar tadi, melewati bundaran Pacet. Lalu terus turun hingga menemukan sebuah warung yang ramai di pinggiran kuburan China.
"oh ya sat, disini itu terkenal Lo gorengannya, ayo mampir dulu, cari makanan penutup" kata pak Budi sambil menunjuk ke arah tenda kaki lima yang di depannya. Satria pun sedikit mengeluh, tadi sudah makan banyak, sekarang masih ingin jajan lagi ?. Itulah batinnya.
Satria di suruh mencari tempat duduk, benar saja di jam makan siang seperti ini mustahil baginya untuk menemukan tempat duduk yang cukup untuk dua orang sangking ramainya. Setelah melihat ada orang yang mau selesai ia berdiri di belakang orang itu.
Setelah orang itu meninggalkan tempatnya ia segera duduk dan membereskan piring dan gelas orang tadi, supaya ketika pak Budi sampai dengan pesanannya tempatnya sudah siap.
"eh sudah ada ya ?" kata pak Budi yang berdiri di belakangnya, di tangan kanannya ia membawa sepiring besar penuh gorengan dan di tangan kirinya ia membawa piring kecil berisi sambal petis dengan cabai dan garam.
"sini om saya bantu !" kata satria menawarkan untuk membawakan piringnya.
"kamu ambil minum sana, kamu katakan pesanan om" kata pak Budi.
"baik om" kata satria lalu berdirilah, berangkat menuju ke gerobak yang berisi gelas-gelas dan botol-botol yang penuh dengan air yang berwarna putih pekat.
"mang, pesanan om itu tadi mana ?" kata satria sambil menunjuk pada om Budi yang sudah memakan gorengan dengan lahapnya.
Sontak penjual itu mengeluarkan dua gelas besar berisi es batu dan satu botol penuh air berwarna putih pekat. Satria segera menuju ke pak Budi setelah menerimanya.
"apa ini om, kok kaya air cucian ?" kata satria bertanya perlahan.
"kamu gak tau ini apa ?" kata pak Budi heboh. satria segera menggeleng kan kepalanya lalu duduk di samping om Budi.
"ini tuh namanya air legen, biasanya sih di pesisir banyak, yang airnya di buat gula Jawa itu Lo" kata pak Budi sambil terus memakan gorengan yang sudah di potong-potong.
"ohhh, baru tau bentuknya saya om"
"ayo di tuangkan, segar itu dan bagus untuk kesehatan" kata om Budi. Satria segera membuka botol tersebut dan menuangkan isinya kedalam gelas, bau yang khas langsung keluar dari dalam botol plastik tersebut.
"ayo sat dimakan nih gorengan, mumpung masih hangat" kata pak Budi.
"Hem..., enak om gorengannya, terutama mendoannya ni" kata satria terkejut.
"apa ku bilang, coba air legen nya" kata pak Budi. Satria pun langsung meneguk es legennya Karena sudah dingin maka disebut es.
satria Langsung berhenti meminumnya, terkejut dengan rasa baru.
"ayo terus di minum sampai habis" suruh pak Budi.
"rasanya kok rada aneh ya om ?, tapi seger dan enak" setelah mengatakan itu satria menghabiskan minumnya lalu menuangkan lagi ke dalam gelasnya.
mampir juga yaa dikaryaku /Smile/
jangan lupa mampir juga ya 🤗
salam kenal
Satria, udh cari aja yg lain...