Hidupku bahagia, meski harus tinggal di rumah sederhana. Apalagi ada dua anak kembar yang tampan mempesona, meski aku tak tahu siapa bapaknya. Aku hanya ingat ada tato kepala naga di tengkuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Riweh
"Aku tadi ketemu dengan mantan calon suami kamu di bawah," kata Hayden berbeda topik membuat Helena tersedak.
Hayden menyerahkan segelas air putih untuk sang istri.
"Siapa yang kamu maksud?" tukas Helena.
"Pakai pura-pura lupa segala," olok Hayden seraya mengusap kepala sang istri yang sedang makan.
"Beneran aku lupa," balas Helena.
"He...he... Emang seharusnya begitu. Aku tak mau ada pria lain di hati kamu. Walau itu masa lalu," ucap Hayden.
Helena mencebik, 'Siapa pula yang mengingat laki macam Andrew,' batin Helena.
Melihat Helena tak ada respon, "Pasti sedang teringat Andrew kan?" Hayden menyentil kening Helena.
"Issshhh selalu saja begitu. Sakit nih," Helena cemberut.
Cup.
Hayden dengan seenaknya mencium bibir sang istri.
Helena bengong dengan kemesuman sang suami yang menurutnya terjadi peningkatan signifikan.
"Mau dicium lagi? Kok diam?" kata Hayden dengan senyum mengembang.
"Issshhh maunya," Helena semakin cemberut.
Ponsel Hayden berdering.
"Halo," sapa Hayden.
"Dad, aku sama kak Zayn di lobi nih," kata Zayden pakai ponsel milik Parto.
"Oke, tunggu bentar," jawab Hayden.
Hayden menelpon resepsionis untuk memberikan akses kepada Parto.
Untuk mengantar twins ke kamar di mana Hayden dan Helena berada.
"Zayn sama Zayden?" ujar Helena.
"Yap, kangen mamanya katanya tadi," bilang Hayden.
Terdengar bel pintu.
Hayden membukanya, Zayn dan Zayden langsung menyeruak masuk ke kamar.
"Mama....," serunya keduanya sambil memeluk Helena.
"Mah, ngapain di sini?" tanya Zayden.
'Hadech, pakai nanya lagi. Ya pastilah enak-enak sama Dad,' batin Hayden.
"Diajakin Dad," jawab Helena.
"Apa kalian berdua tidur bersama?" tanya Zayden selanjutnya.
"Iya, memang kenapa?" telisik Helena.
"Asyiiikkkk mama sudah ada teman tidur. Jadi nggak gangguin kita lagi," seru Zayden.
"Dan satu lagi Mah," imbuh Zayden.
"Apalagi?" tanya Helena saat Zayden menjeda ucapannya.
"Bentar lagi kita berdua pasti punya adik bayi," kata Zayden senang.
"Emang kamu tahu cara bikinnya?" sela Zayn.
"Tahu lah," seru Zayn.
"Biarkan Dad sama mama tidur bareng terus. Lama-lama juga jadi,"
Hayden dan Helena saling pandang.
Pembicaraan kedua anaknya sungguh absurd.
"Dad, besok sudah jadi kan adik bayinya?" Zayden menoleh ke arah Hayden.
"Dad lagi usaha, makanya kalian harus segera pergi dari sini," kata Hayden mengusir membuat Helena melotot ke arahnya.
"Ngapain kita pergi? Kan kita berdua ingin lihat Dad," tanggap Zayden.
'Wow, amazing sekali Zayden,' pikir Hayden sambil menepuk jidat.
Zayn mendekat ke arah Helena.
"Mama sehat?" pandangan bocil itu menelisik ke atas kepala ke ujung kaki sang mama.
"Apa ada yang aneh?" Helena ikut mengamati badannya.
"Enggak kok Mah. Cuman kenapa mama cuman pakai jubah mandi? Mama nggak bawa pakaian?" tanya Zayn bagai detektif.
Hayden dan Helena dibuat tak berkutik oleh kedua bocah.
"Mah, leher sama dada mama kok merah-merah? Digigitin serangga kah?" Zayden ikutan mendekat untuk mengamati leher Helena.
Hayden dibuat menepuk jidat kedua kalinya.
"Jadi renang nggak nih?" Hayden sengaja memecah konsentrasi kedua bocil yang memandangi setiap jengkal kulit sang mama.
"Beneran nggak ada serangga Mah? Apa alergi mama kumat? Ayo ke rumah sakit aja. Zayn nggak ikutan renang juga nggak papa kok," tanggap Zayn.
"Mama nggak sakit Zayn, ngapain ke rumah sakit?" tolak Helena.
'Riwehnya,' keluh Hayden dalam benak.
"Alergi mama kambuh tuh, aku takut mama sesak nafas lagi," Helena memang pernah mengalami hal yang disebutkan Zayn barusan. Gatal sekujur tubuh dan berujung sesak setelah minum obat pereda nyeri.
"Zayden, Zayn kita renang aja. Mama biar istirahat. Ntar juga hilang sendiri," ujar Hayden.
"Aku nemenin mama aja," tolak Zayn.
"Zayden?"
"Aku juga nemenin mama," balas Zayden.
"Kalau gitu mama ganti baju aja. Kita jalan-jalan," ajak Hayden.
"Ganti?" seingat Helena dirinya tak bawa baju ganti sejak pergi kemarin.
"Tuh, di dalam paper bag samping kamu," beritahu Hayden.
Helena beranjak ke toilet untuk menuruti kemauan sang suami.
Baju turtleneck membuat Helena merasa aneh memakainya.
"Kok seperti ini? Di luar kan panas?" tanggap Helena.
"Ntar masuk mobil bakalan dingin hawanya. Biar nggak nampak tuh alergi kamu," canda Hayden.
"Hhmmmm nggak usah jalan-jalan aja dech. Renang saja Dad," twins sepertinya berubah pikiran.
"Loh?" Hayden dan Helena menanggapi bersamaan.
"Ayo Dad. Mama istirahat saja," seru Zayn.
Hayden dan Helena menepuk jidat bersamaan. Ada-ada saja ulah twins.
.
Di kolam renang, Hayden kembali bertemu dengan Andrew.
'Bakalan panjang nih urusan kalau ketemu dia," gumam Hayden.
"Dad... Ayo," panggil keduanya.
"Wah, hari ini kita berjodoh sekali tuan Hayden. Dua kali kita bertemu," sapa Andrew.
Hayden menunjukkan senyum paksa.
"Dad," teriak Zayn tak sabar.
Hayden mengangkat jempolnya untuk menjawab panggilan.
"Dad?" alis Andrew tertaut.
Hayden mendekati twins tanpa menjawab Andrew.
"Sayang, putri kita mana?" terdengar suara wanita yang diketahui Hayden adalah istri Andrew.
"Tuh, sedang berenang," tunjuk Andrew ke dalam kolam.
"Clara cantik, sudah yuk acara berenangnya," kata Alice mendekati sang putri yang sedang melihat ke arah dua bocil tampan di dekatnya. Nama yang sama dengan nama sahabat Alice.
"Dad, turun dong!" seru kedua anak yang membuat fokus putri Alice tertuju ke sana.
"Oke," seru Hayden yang melihatkan perut six pack tepat di depan mata Alice.
"Tuan Hayden? Dad?" gumam Alice. Sama persis dengan tanggapan Andrew saat mendengar Hayden dipanggil Dad.
Sementara Hayden dan twins mulai asyik berenang bareng.
Hayden terlihat jago sekali berenang, membuat twins bangga.
Cekrek.
Terdengar suara kamera mensyut ke arah Hayden dan twins.
"Maaf nyonya, bisakah anda menghapus foto yang barusan anda ambil?" suruh anak buah Hayden mendekati Alice.
'Sigap juga anak buahnya,' batin Alice dan melakukan apa yang diminta oleh pria berdasi barusan.
"Sayang, buruan. Clara kedinginan nih," panggil Andrew dari berlakang Alice.
.
"Ternyata tuan Hayden sudah punya anak. Kira-kira siapa istrinya? Berita baik nih. Pasti Helena akan kecewa karena pria yang didekatinya ternyata telah punya anak istri," senyum tersungging di bibir Alice.
"Huh, dasar tak punya pengalaman dia. Mau saja dibohongi mulut manis cassanova macam tuan Hayden," Alice menertawakan Helena.
"Kau ini kenapa sayang?" tanya Andrew.
"Menertawakan Helena, mantan calon istrimu itu. Mau saja dibodohi oleh tuan Hayden...ha...ha...," Alice tergelak.
"Tapi kasihan juga Helena, terlalu sering disakiti," tanggap Andrew.
"Apa kamu bilang sayang? Kasihan? Apa kamu masih cinta sama dia?" tukas Alice sewot.
Andrew diam, tak mau memancing masalah. Bagaimanapun Helena adalah masa lalu.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
like, komen and vote ya guyysssss
Bunga, kopi dan teman-teman juga boleh
Akhir-akhir ini hawanya panas, panas karena kemarau panjang #kasih dukungan agar naik popularitas, untuk up yang baru datang
lanjut thor...
jngn berharap terlalu tinggi bu..klo jatuh nti sakitnya ga ada obat..hahaha
ingin bls pantun tapi ga bisa thor.../Grin/
bisa nya kasih semangat untuk mu thor...
lanjuuut...