Li Fengran tidak pernah menyangka jika setelah mati, dirinya akan pergi ke dunia lain dan menjadi peserta kompetisi pemilihan ratu. Untuk melarikan diri, dia mencoba yang terbaik untuk gagal, namun perbuatannya justru menarik perhatian Raja dan Ratu Donghao dan membuatnya terlempar ke sisi Raja Donghao.
Hidup sebagai pendamping di sisi Raja, Li Fengran berhadapan dengan tiga siluman rubah yang terus mengganggunya dan menghadapi konflik istana serta Empat Wilayah.
Akankah Li Fengran mampu bertahan di istana dan membuang niatnya untuk melarikan diri? Akankah ia mengabaikan kasih sayang Raja dan memilih mengamankan dirinya sendiri?
*Cover by Pinterest
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCQ 35: Ketidakyakinan Hati
“Nona, kenapa kamu melamun?” tanya Xiang Wan yang penasaran melihat Li Fengran melamun saat Raja sudah pergi dua jam yang lalu.
“Xiang Wan, menurutmu apakah seorang Raja bisa tetap mempertahankan keyakinan dan prinsipnya?”
“Maksud Nona?”
“Dia bilang, dia tidak akan menyentuh wanita yang tidak dia cintai. Tapi bagaimanapun, dia seorang Raja. Ada beberapa hal yang tidak bisa ia paksakan. Ketika masalah keluarga menjadi masalah negara, bukankah dia harus mengesampingkan keinginan hatinya?”
Li Fengran berpikir, meskipun Nangong Zirui berkata bahwa dia hanya akan menyentuh orang yang dicintai, tapi Li Fengran tidak sepenuhnya yakin dia bisa. Bagaimanapun, Nangong Zirui adalah seorang Raja Donghao. Masalah keluarganya menjadi masalah negara.
Tiga wanita di dalam Istana Belakang adalah istrinya, tapi dia tidak menyukai mereka. Bahkan ratunya sendiri ditolak mentah-mentah. Saat ini mungkin tidak akan menjadi masalah, namun suatu saat, cepat atau lambat akan menjadi masalah baru. Kerajaan memerlukan pewaris dari garis keturunan yang sah.
Maka, sangat tidak bijaksana jika Nangong Zirui terus mempertahankan keinginannya. Jika sampai usia tuanya dia tidak menemukan wanita yang dicintai atau tidak mendapatkannya, bukankah itu akan mendatangkan bencana? Dia pada akhirnya harus tetap melepaskan prinsipnya dan menikahi wanita lain, serta harus bergaul dengan istri-istrinya walau terpaksa.
Alangkah baiknya jika Nangong Zirui bukan seorang Raja dan tidak terlahir sebagai anggota keluarga kerajaan. Alangkah baik pula jika Li Fengran bukan seorang Pemangku Pedang dan putri dari Dongchuan. Kemewahan dan keglamoran istana serta kemuliaan yang ditawarkan itu, ditukar dengan kebebasan yang terkekang dan hidup yang ditekan banyak aturan dan keterpaksaan.
Li Fengran lebih suka menjadi burung yang bebas, yang mencari makan sendiri dan pergi ke manapun yang ia inginkan. Seperti di dunia nyatanya, dia bebas. Selain pekerjaan untuk menghidupi hidup, dia punya banyak hal untuk menyenangkan hatinya.
“Dia pada akhirnya harus tetap memiliki keturunan terlepas dari kenyataan apakah ibu dari anaknya itu adalah wanita yang ia cintai atau bukan,” Li Fengran menghela napasnya.
“Hm. Nona, aku bodoh dalam hal ini. Tapi, seorang Raja memang seperti itu. Sejak Donghao didirikan, raja-raja pada setiap generasinya memiliki lebih dari sepuluh istri. Hanya saat era Yang Mulia, dia bertahan beberapa tahun dengan mendiang Ratu Ling sebagai istrinya. Selir Su dan Selir Fei juga masuk harem dengan cara yang tidak sama seperti selir-selir di generasi sebelumnya. Aku rasa itu cukup menunjukkan bahwa sebenarnya Yang Mulia hanya menginginkan satu orang pendamping dalam hidupnya.”
“Itu jelas tidak mungkin terjadi. Meskipun mendiang Ratu Ling banyak membantunya, hatinya tetap tidak tergerak. Aku takut dia benar-benar mematikan perasaannya sendiri untuk menghadapi masalah keluarga kerajaannya.”
Li Fengran dan Xiang Wan sama-sama menghela napas. Tengah malam hampir tiba, bulan purnama masih bersinar. “Tapi, menurutku ada yang bisa menggerakkan hatinya,” ucap Xiang Wan.
“Siapa?”
“Kamu, Nona.”
“Huh, omong kosong.”
“Nona, kamu tidak sadar? Yang Mulia memandangmu dengan cara yang berbeda.”
Li Fengran memalingkan wajahnya dan mendelik. Li Fengra tidak ingin terjebak dalam ketidakpastian yang membingungkan. Lagipula, ia tahu persis alasan Nangong Zirui mempertahankannya di sisinya. Katakanlah bahwa pria itu hanya beralasan, tapi sungguh Li Fengran sendiri mulai kebingungan.
“Hari sudah larut. Aku harus pergi ke Beichuan untuk bertugas. Xiang Wan, bereskan semua ini dan pergi istirahat!”
Sementara itu di Istana Qihua, Wang Bi tengah mengomando para pelayan istana yang hilir mudik membawa ember air dingin. Di sebelah kamar tidur Raja, Nangong Zirui menenggelamkan dirinya di dalam bak mandi. “Tambahkan es! Jangan berisik!” seru Nangong Zirui.
Wang Bi memerintah pelayan, “Cepat!”
Meskipun Nangong Zirui sudah memuntahkan isi perutnya setelah pergi dari Istana Linghua, efek dari anggur yang sudah dicampur ramuan musim semi tersebut nyatanya masih memberikan reaksi. Sekujur tubuhnya panas seperti terbakar, terutama di antara kedua kakinya. Darah prianya bergejolak, mendidih dan membuatnya tersiksa.
Nangong Zirui sungguh ingin mencekik mati Shen Lihua saat itu juga!
Satu peti es datang, kemudian Wang Bi memindahkannya ke dalam bak mandi dan menyuruh para pelayan keluar, begitu pula dengan dirinya. Di balik layar lipat kertas yang memisahkan kamar tidur dengan ruangan itu, Nangong Zirui semakin menenggelamkan dirinya.
Suhu dingin dari air yang dicampur es memasuki kulitnya, memadamkan sebagian hasrat yang terbakar dalam tubuhnya. Nangong Zirui mengatur tenaga dalamnya, bernapas dengan teratur dan menekan efek obat itu dari dalam. Butuh usaha keras dan cukup lama sampai efeknya perlahan mulai menunjukkan penurunan.
“Yang Mulia, perlukah memanggil tabib?”
“Apa kamu pikir ini adalah sesuatu yang bisa ditekan oleh seorang tabib?”
“Kalau begitu, bagaimana jika meminta salah satu selir melayani?”
“Diam atau aku akan mengusirmu!”
Wang Bi menutup mulutnya.
Shen Lihua sialan! Dia benar-benar punya keberanian besar!
Baru saja menjadi Ratu, dia sudah lancang menggodanya dan tidak sabar memanjat ke tempat yang lebih tinggi. Seandainya Nangong Zirui tidak menahannya, saat di Istana Changsun ia mungkin mulai menggila. Ling Sui bahkan tidak pernah melakukan ini kepadanya, dia sangat berani!
Sebetulnya Nangong Zirui bisa menelan pil peredam hasrat, tapi dia lupa menyimpannya di mana. Itu semakin mengesalkan begitu mengingat tampilannya yang seperti orang gila setiap kali ada yang mencoba memancing hasratnya dengan obat semacam itu.
“Wang Bi!” serunya dengan suara teredam.
“Hamba di sini, Yang Mulia,” kasim itu menjawab di balik layar lipat.
“Sampaikan titahku. Ratu Shen baru memasuki harem, memerlukan pelatihan dan pembelajaran. Dia diperintahkan untuk melayani Ibu Suri dan belajar tatakrama istana kepadanya selama satu bulan!”
“Mengerti, Yang Mulia.”
Wang Bi hanya bisa menghela napas kecilnya, mengasihani nasib Ratu yang malang ini. Seharusnya dia tidak macam-macam dengan Raja, apalagi berusaha menginginkan malam pertama dengan cara yang licik.
Raja bukan pria hidung belang yang suka berkeliaran di rumah bordil, dia tidak akan terjerat hasrat sesaat seperti ini. Alih-alih mendapat keuntungan, Ratu justru menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam lubang yang digalinya untuk Raja!
Saat efek obat tersebut sudah mereda, Nangong Zirui keluar dari bak mandi. Setelah mengeringkan diri dan memakai pakaiannya, ia berjalan keluar dari ruangan dan duduk di meja di tengah kamar tidurnya. Raut wajahnya sudah lebih sedap dipandang ketimbang saat di dalam air tadi.
“Yang Mulia, minumlah segelas air dingin ini,” Wang Bi menyodorkan segelas air dingin padanya.
“Cari tahu siapa saja yang terlibat dengan rencana wanita itu!”
Ketika dia marah karena dijebak dan dipermainkan, dia akan mencari tahu segalanya dan tidak akan melepaskan siapapun yang terlibat. Paling ringan hukumannya hanya hukuman pukul di Biro Kedisiplinan, dan yang paling berat bisa sampai dieksekusi.
Wang Bi mengangguk mematuhi perintah. Dia meratap, “Ratu, kamu telah mencelakai banyak orang karena kesesatanmu.”