NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Ketua BEM

Istri Rahasia Ketua BEM

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Tamat
Popularitas:307k
Nilai: 4.8
Nama Author: Harumi Akari

Nara harus menerima dirinya hamil di luar nikah dan menyembunyikan identitasnya sebagai istri dari ketua BEM.

Sebagai istri rahasia, ia harus banyak bersabar karena banyak sekali rintangan dalam rumah tangga mereka berdua, terlebih usia Rendi yang masih muda dan populer di universitas, membuat Nara harus semakin waspada akan hadirnya orang ketiga.

Hingga Rendi kembali berulah dan menghamili wanita lain.
Akankah hubungan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harumi Akari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Izin untuk Pulang

Selepas Adel menyatakan perasaannya kepada Rendi, pria itu menjadi sering bingung, bagaimana reaksi dia ketika harus bertemu dengan Adel nantinya. Apalagi di kampus dia juga sering bertemu Adel. Saat pagi hari ia tengah melamun di rumah, Nara memanggil suaminya itu.

"Sayang," panggilnya. Namun, pria itu sama sekali tidak menjawab panggilan wanita itu. "Sayang!" Nara menggoyangkan tubuh pria itu.

"Apa? Kenapa?" kejut Rendi.

"Kamu kenapa sih? Masih pagi udah ngalamun aja. Makan dulu ih." Nara memperingatkan pria itu untuk melanjutkan sarapan paginya.

"Iya-iya." Rendi pun melanjutkan sarapan paginya itu.

"Aku hari ini berangkat jam 8, kamu bisa anter Syakila pas kamu berangkat nanti nggak?" tanya Nara yang sedang menyiapkan pakaian milik Syakila.

"Hah? Aku? Seriusan? Nanti kalau dia pup, atau nangis gimana?" tanya Rendi yang sudah panik sejak awal.

"Nggak bakal, Sayang. Dia kalau digendong nggak bakal nangis kok, terus, kamu tahu sendiri Syakila nggak serewel itu, dia aja jarang nangis asal kenyang," ujar Nara.

"Ah, nggak mau ah! Bawa aja sekalian ke Mbah Tik. Aku anterin deh, aku mandi sekarang." Pria itu langsung menghabiskan makanannya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi pagi.

Nara menghela nafas panjang, ternyata Rendi tidak semudah itu untuk bisa diajak kompromi soal mengasuh anak. Dia hanya mau enaknya saja. Padahal mereka bisa irit biaya jika Syakila dititipkan di siang harinya.

Rendi pun sudah siap untuk mengantarkan Nara tepat jam 7 pagi.

"Oh iya, besok Jumat, aku boleh pulang ke rumah nggak?" Nara membuka topik yang baru.

"Pulang? Seriusan?" Rendi nampak terkejut dengan ucapan wanita itu.

"Iya, aku udah lama nggak ketemu orang tuaku, kakek dan nenekku juga. Jadi, aku pingin pulang ke rumah, boleh?" Nara kembali meminta ijin kepada suaminya itu.

"Mau pulang ke sini kapan?" Rendi mulai memikirkan biaya untuk dia pulang dan pergi, belum lagi rasa capek yang akan dia rasakan nanti saat mengantar Nara pulang.

"Besok minggu kamu jemput aku. Ya? Aku nanti berangkat naik travel deh." Nara seakan sudah yakin dengan keputusannya itu.

Rendi mulai berpikir kembali, sejujurnya dia agak takut pulang ke rumah Nara, karena di sana dia jelas akan bertemu dengan mertuanya, dan sudah pasti akan menjadi sangat canggung. Apalagi Rendi sama sekali tidak menafkahi Nara secara keuangan, dan hanya bergantung kepada uang orang tua Nara saja. Hal itu membuat Rendi semakin bingung.

"Gimana ya ... " Rendi seakan tidak ingin menyetujui hal itu.

"Pliis, aku pulang juga sebulan sekali aja udah cukup kok. Boleh ya?" pinta Nara dengan raut wajah yang memelas sembari memeluk suaminya dari belakang dan bersikap manja.

"Eh tapi, kalau Nara nggak di rumah ...."

Rendi seperti memikirkan sesuatu hal yang cukup membuat dirinya justru setuju jika Nara pulang ke rumah selama beberapa hari.

"Ya udah deh, aku anter pulang besok jumat pagi, ya? Kudengar besok jumat libur loh soalnya para dosen ada urusan," ucap Rendi membawa kabar baik.

"Hah? Seriusan?!" Nara nampak terkejut dan juga bahagia.

"Iya! Aku dapat kabarnya kemarin, jadi perkuliahan dikosongin. Besok kan kamis nih. Pasti bakal ada pengumuman besok." Rendi tersenyum dan berbalik badan, memeluk wanita itu dari depan.

"Yes! Makasih sayang! Kamu baik deh!" Nara semakin bahagia karena bisa mendapatkan ijin untuk pulang ke rumah orang tuanya itu.

Rendi pun mencium kening Nara dengan lembut dan juga bahagia karena melihat wanita itu nampak bahagia.

"Tapi siangnya aku balik ke sini ya? Aku nggak bisa lama-lama soalnya. Besok minggu aku jemput deh." Rendi menatap mata wanita itu.

"Iya, aku bakal bilang bapak sama ibu nanti!" Nara pun kegirangan dan kembali ke ruang tv sembari bicara kepada Syakila dengan nada bicara yang nampak bahagia bukan main.

Rendi pun ikut merasakan kebahagiaan istrinya itu dan hanya tersenyum kecil melihat wanita itu.

Karena takut terlambat, Nara dan Rendi pun pergi untuk menitipkan Syakila lebih dulu, dan Rendi pun menurunkan Nara di jalan kecil samping kampus seperti biasa. Nara berangkat ke kampus dengan perasaan yang begitu bahagia lalu bertemu dengan Tia.

"Pagi, Bestiee!" sapa Nara dengan penuh rasa bahagia.

"Buset! Tumben banget lu girang begitu? Kenapa?" Tia nampak penasaran dengan apa yang terjadi kepada sahabatnya itu.

"Kepo deh, hehe." Nara nampak bahagia terus.

"Aduh, kalau senyumanmu udah gitu, pasti tentang si cowok brengsek itu deh. Males gue dengernya deh, kaga usah cerita!" Tia langsung menutup telinganya itu.

"Ih! Jahat banget Tia."

Mereka berdua pun masuk ke dalam kelas, mengikuti perkuliahan seperti biasa dan keluar di jam makan siang. Mood Nara nampak begitu bagus dan dia pergi ke kantin untuk mengganjal perutnya itu.

Saat Nara pergi ke sana, ia melihat Gibran dan menyapa pria itu dengan senang.

"Gibran!" panggil Nara.

Gibran yang dipanggil dengan suara yang begitu bahagia itu justru nampak terkejut dan menatap ke arah Nara.

"Kenapa lo? Bahagia banget dah!" Gibran ikut tersenyum karena mood wanita itu begitu baik.

"Aku besok jumat balik loh!"

"Serius? Boleh sama si Rendi?" Gibran nampak tidak percaya juga.

"Iya! Aku udah bilang tadi pagi, dan dia ngebolehin aku dong! Aku seneng banget serius!" Nara semakin bahagia, bahkan ia hampir tidak bisa mengendalikan kebahagiaannya itu.

"Syukur deh kalau gitu! Makan gih! Aku yang traktir karena kamu berhasil bilang sama dia dan dapat ijin!" Rendi memberikan menu kepada Nara.

"Asyiik!" Wanita itu makin kegirangan dan membuat Rendi senyum-senyum sendiri.

Meskipun yang sebenarnya ada di pikiran Rendi sudah beda lagi dengan yang dipikirkan Nara. Dari kejadian kemarin, Gibran semakin curiga jika pria itu mengijinkan Nara untuk pulang kampung, sepertinya ada hal yang disembunyikan.

Namun, di saat mereka tengah makan siang, tiba-tiba banyak sekali orang-orang yang seakan berbisik dan membicarakan Gibran. Nara yang pendengarannya sangat peka, samar-samar mendengarkan bisikan kedua wanita yang ada di belakang Gibran.

"Lihat itu! Preman kampus yang lagi banyak dibicarakan sama banyak mahasiswa dan dosen! Ngeri nggak sih, dia lagi deketin cewek loh! Kayaknya bahaya deh."

"Kenapa cowok itu bisa kuliah di kampus kita ya? Kayaknya si rektor emang mata duitan banget deh!"

Nara langsung melihat ke arah Gibran, dan nyatanya Gibran tidak menggubris ucapan itu dan tengah menikmati membaca bukunya. Hal itu membuat Nara sedikit penasaran dengan latar belakang kehidupan Gibran. Apakah ada hal yang tidak ia tahu?

"Kamu selesai kuliah jam berapa?" Gibran tiba-tiba bertanya saat Nara meminum minumannya sampai ke tetes terakhir.

"Eh? Kayaknya ini udah selesai sih, aku sengaja ke sini soalnya lapar, hehe. Kenapa?"

"Ikut aku yuk!"

Gibran langsung menarik tangan Nara dan mengajak wanita itu ke suatu tempat.

"Eh! Eh! Mau ke mana, Gibran!"

1
Shifa Burhan
yang membuat novel tidak munafik dan bermoral adalah
*pemikiran munafik, novel ini melaknat kelakuan Rendi dan adel tapi membenarkan kelakuan Nara dan gibran

*tidak bermoral, melaknat pelakor yang mendekati suami orang tapi malah membenarkan pebinor yang mendekati istri orang

*pemikiran munafik wanita dalam membuat novel dia melaknat kelakuan Rendi pada wanita lain tapi malah membenarkan kelakuan Nara dengan pria lain

*menjijikan melaknat pelakor tapi memuja pebinor
Shifa Burhan
pebinor menang lagi

pemikiran author pria egois
spesial kan pelakor
pemikiran author wanita egois
spesial kan pebinor
Safa Almira
seru
Harumi Akari: terima kasih kk sudah mengikuti cerita Nara dan Gibrann❤️❤️
total 1 replies
Enni Yuliyani
Akhirnya Nara sama Gibran menikah❤️
Harumi Akari: iya setelah sekian lamaa/Grimace/
total 1 replies
Ivana Monica
lm ya updatenya..
Surati
bagus
Ivana Monica
thor dilanjutkan lg donkk..
aku selalu intip nih cerita nya...
Sri Indah Budiyati
ditunggu endingnya
Hanisah Nisa
lanjut upnya
Hanisah Nisa
lanjut
Mira Aryani
ini ceritanya bagaimana ya masa jd orang kaya malah enggak tau yg bener dan yg salah
Harumi Akari: karena ada orang kaya yang mikirin hartanya doang kak🤭
total 1 replies
Bivendra
iya dah ky sinetron ikan terbang
Mira Aryani
ceritanya muter-muter kaya ikan terbang
Harumi Akari: krna sebentar lagi tamat😭
total 1 replies
Enni Yuliyani
ceritanya bagus kak., tambah semangat yaa..
Harumi Akari: aww terima kasih kk
total 1 replies
Enni Yuliyani
Bagus., ceritanya menarik..
terima kasih kak
Hanisah Nisa
lanjut upnya
Hanisah Nisa
lanjut
Hanisah Nisa
thanks.... lanjut...
Alma Azizah Alwina
💛💛
Hanisah Nisa
sudah nak....dapat lelaki macam gibran.....yg boleh terima ...wanita yg sudah mempunyai anak.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!