Pil Paracetamol Yang Merubah Hidupku.

Bab 10. Kekuatan Yang Mendominasi.

Keesokan harinya, tepatnya di jam yang sama, yaitu 23.00, seorang pemuda tampan menutup pintu gerbang tempat ia bekerja dan mulai berjalan dengan santai, untuk pulang menuju rumahnya. Pemuda itu tidak lain, adalah Rian.

Dia terus berjalan menyusuri setiap gang gang yang mulai sepi karena malam memang sudah cukup larut.

Menatap daerah sekeliling yang begitu sepi, dia mulai masuk ke dalam gang. Rian mulai merapalkan mantra. Dan tentu saja ini adalah mantra kuno yang ia buat untuk menggandakan dirinya atau untuk menciptakan klon-nya.

"Virtute lucis, animæ meæ essentia circumfusa, formam corporalem mihi congruam creo. Surge et manifestare!"

("Dengan kekuatan elemen cahaya yang diselimuti oleh kekuatan jiwaku, aku menciptakan wadah fisik yang sesuai dengan diriku. Bangkitlah!")

Tidak lama kemudian, tubuh Rian mulai memancarkan cahaya yang begitu terang. Dengan satu pikiran, cahaya yang itu mulai berkumpul di depannya, memadat lalu membentuk tubuh fisik benar-benar mirip dengan dirinya.

Saat Rian menghubungkan kesadarannya dan memasukkan kekuatan jiwanya ke dalam klon barunya itu, tiba-tiba klonnya membuka mata.

Dengan santai, Rian berkata, kamu pulanglah terlebih dahulu.

"Oke." jawabnya dengan santai. Kemudian sosok itu segera pergi berlalu meninggalkan Rian untuk pulang menuju rumah.

Kenapa Rian melakukan ini? Karena malam ini dia ada pertemuan dengan seseorang. Dan karena mungkin akan memakan waktu yang cukup lama, dia tidak ingin ibunya khawatir. Maka dari itu dia menciptakan klon dirinya.

Setidaknya, saat klonnya ada di sana, baik dirinya maupun ibunya bisa bernapas lega. Ibunya lega karena anaknya sudah tiba di rumah dengan kondisi baik-baik saja, dan Rian sendiri juga lega karena melihat kondisi ibunya yang baik-baik saja.

Tidak lama kemudian, di tempat yang telah disepakati, dia melihat ada beberapa mobil yang sudah terparkir menunggu kedatangannya.

Di sana ada wajah-wajah yang familiar yang tidak lain adalah Jatmiko dan beberapa orang. Di sampingnya ada seseorang yang memakai jas terlihat begitu berwibawa dengan tubuh tinggi kekar dan berkacamata hitam.

Rian sama sekali tidak mengenalnya. Akan tetapi, dalam sekali pandang saja dia, bisa memperkirakan, jika sosok itu adalah pemimpin mereka.

Melihat itu, dia sedikit menyipitkan mata, dan tanpa sadar bergumam.

"Hmm.. ternyata mereka cukup bisa dipercaya juga."

Ya, itu sudah pasti. Mereka pasti akan datang, karena bagaimanapun hidup dan mati mereka ada di tangan Rian. Hanya dengan satu pikiran, Rian bisa membunuh mereka.

Sementara, mereka sendiri masih merasakan bagaimana rasa sakit saat jantung mereka dilemas seolah akan dihancurkan kapan saja. Itu membuat mereka begitu waspada dan gemetar setiap saat.

Rian berjalan dengan santai dan menghampiri mereka semua.

"Apakah kalian semua menunggu lama? tanyanya dengan santai kemudian tetap anggotanya beralih pada pria kekar tersebut.

"Apakah kamu pemimpin mereka semua?"

Pria kekar itu mengurutkan kening, matanya diselimuti oleh keraguan. Selain itu dia juga sangat tidak puas dengan penampilan Rian. Dirinya terlihat biasa-biasa saja bahkan cenderung normal seperti anak kecil pada umumnya.

Dia bahkan mulai berpikir apakah anak buahnya menipu dirinya. Pasalnya, sosok pemuda di depannya benar-benar tidak memancarkan aura apapun yang menunjukkan jika dirinya adalah salah satu dari Petarung Legendaris.

Di sisi lain, seolah Rian memahami apa yang dipikirkan oleh pria kekar tersebut akhirnya dia terkekeh.

Dalam sekejap orang yang luar biasa dahsyat meletus dari dalam tubuhnya. Namun tetap ada tahapan yang bisa ia kendalikan ketidak menghancurkan segala hal yang ada di sekitarnya. Lalu dia berkata dengan ringan sapi menguji sesok pria kekar yang ada di depannya.

"BERLUTUT!"

Seketika "BOOM". Tekanan gravitasi yang luar biasa dahsyat langsung menyelimuti dirinya tanpa perlawanan sedikit pun tubuhnya langsung ambruk dan berlutut. Bahkan dalam prosesnya dia berlutut dengan sangat keras sehingga membuat tempurung lututnya pecah dan hancur.

Bukan hanya lututnya Bahkan dia merasakan seluruh tulang dan organnya berguncang hebat. Seluruh tulangnya parah. Dan organ-organnya pecah. Intinya tekanan itu benar-benar memberikan rasa sakit yang tak terelakkan.

Peristiwa itu hanya berlangsung dalam hitungan detik. Karena merasa pelajaran yang ia berikan sudah cukup yang mulai merapalkan Matra Penyembuhan dalam hati.

"Benedictione lucis, sana omnia vulnera et damna. Redde quae fracta sunt ad formam primigeniam."

("Dengan berkah kekuatan cahaya, pulihkanlah segala luka dan kerusakan. Kembalikan yang hancur kepada bentuk aslinya.")

Seketika cahaya yang begitu terang menyembur dari telapak tangannya itu mengalir kepada tubuh pria kekar itu dan seketika langsung menimbulkan luka-lukanya. Pulangnya sempat pecah telah dibolehkan bahkan menjadi lebih kuat organnya sebelumnya mengalami gagal fungsi kini bukan hanya kembali normal akan tetapi menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Tidak lama kemudian cahaya terang di telapak tangannya meredup. Dan dia berkata dengan acuh tak acuh.

"Apakah itu cukup? tanya Rian dengan datar.

C-Cukup Tuan Muda." ucap pria kakak itu dengan tubuh gemetar hebat.

Sementara itu, Jatmiko dan yang lainnya benar-benar terperangah menurut mereka terbuka lebar sampai bisa dimasuki satu butir telur ayam utuh. apa yang baru saja mereka lihat apakah mereka melihat kekuatan mistis seperti yang mereka tonton di film-film fantasi yang ada di televisi.

Jika sebelumnya mereka hanya menganggap itu akal-akalan saja kini mereka benar-benar percaya sepenuhnya. ternyata seorang remaja yang ingin mereka patahkan tangan dan kakinya adalah seorang yang sekuat ini.

seolah merasakan tatapan orang lain yang ditujukan kepadanya. Rian hanya menyipitkan mata kemudian berkata dengan ada main-main.

"Kenapa? Apakah kalian semua terkejut? kalian dengan butuhnya mengancam ingin mematahkan tangan dan kakiku. sungguh konyol. bahkan aku bisa membunuh kalian hanya dengan satu pikiran." ucapnya sambil terkekeh.

seketika Jatmiko dan yang lainnya merasakan keringat dingin membasahi seluruh tubuh mereka. tanpa menunda waktu, mereka semua segera berlutut dan memohon ampun.

"Tolong ampuni kami Tuan Muda. Kami berjanji akan berubah menjadi lebih baik lagi, kami berjanji tidak akan pernah menjadi orang jahat lagi. Kami akan benar-benar bertobat.

Rian tidak menanggapi, akan tetapi atas senyum tipis yang tersungging di bibirnya yang menyatakan Jika ia puas dengan jawaban yang diberikan oleh Jatmiko dan anak buahnya.

Sementara itu pria kekar itu masih diselimuti oleh keterkejutan yang luar biasa, untuk sejenak dia merasa linglung dan bingung di saat yang bersamaan.

Dia tidak tahu apa yang terjadi tiba-tiba tekanan yang begitu dahsyat langsung menyelimuti dirinya.

Detik berikutnya, tubuhnya benar-benar dihancurkan berkeping-keping tanpa perlawanan.

Namun, ajaibnya dia juga disembuhkan dalam hitungan detik yang mana seolah-olah rasa sakit itu tidak pernah terjadi sebelumnya jadi bolehkan ke dalam kondisi semula tidak akan tetapi dalam kondisi yang lebih baik dia bisa merasakan perbedaannya kekuatan fisiknya menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Kekuatan fisik ini adalah kekuatan fisik yang ia idam-idamkan untuk melangkah menuju jalan Petarung Legendaris.

Faktanya memang itulah yang terjadi. Rian mengubah konstitusi tubuh pria kekar itu menjadi lebih kuat lagi sehingga cocok untuk menampung energi Qi.

Sekali lagi pria kekar itu membungkuk.

"Maafkan atas kelancangan yang saya lakukan sebelumnya Tuan Muda" ucapnya dengan keringat dingin yang bercucuran di wajahnya.

Jika seandainya itu orang lain dengan temperamen yang buruk bukan hanya disembuhkan tetapi dia sudah pasti akan dibunuh dengan cara yang kejam dan brutal.

Dia memahami di dunia ini siapa yang kuatlah yang bertahan dan yang lemah akan diinjak-injak. Dan tidak diragukan lagi, para petarung legendarislah yang saat ini berkuasa.

Mereka seringkali memandang orang yang lebih mereka dari semut yang tidak berharga memiliki harga diri yang tinggi dan tidak mudah disinggung. Mereka tersinggung maka satu keluarga bisa lenyap dari dunia ini. Bahkan jika petarung legendaris yang lebih kuat skalanya bukan hanya satu keluarga akan tetapi satu negara bisa di buat musnah dalam sekejap mata.

"Hmm...Lain kali, jaga sikapmu. Jika itu orang lain mungkin kau sudah mati."

"S-Saya mengerti Tuan." jawabnya dengan suara bergetar.

Kemudian Rian menyipitkan matanya. Menatap Jatmiko dan yang lainnya,

"Bagus! kalian menepati janji. Sekarang kalian pilihlah mengikutiku dan di masa depan mungkin kalian bisa menjadi Petarung Legendaris. Atau jalani hidup kalian sebagai manusia normal namun dengan syarat kalian tidak boleh melakukan kejahatan apapun jika tidak maka kalian akan mati. Mana yang kalian pilih? Ini juga berlaku untukmu." kata Rian sambil menatap pria kekar yang masih membungkuk di hadapannya.

Tanpa ragu pria kekar itu menjawab aku bersedia mengikuti anda Tuan Muda.

Kemudian Jatmiko dan yang lainnya juga berjanji. Membungkuk pada Rian an untuk mengucapkan sumpah setia mereka.

"Hmm." jawabnya sambil menggangguk.

Dia melambaikan tangannya, dalam sekejap cahaya yang begitu terang segera menyembur dari telapak tangan kanannya. Sekali lagi cahaya menyelimuti Jatmiko yang lainnya. Hanya dalam hitungan detik saja mereka bisa merasakan jika kekuatan fisik dan organ dalam mereka menjadi lebih kuat.

Yang dilakukan oleh Rian adalah menyusupkan sedikit esensi cahaya murni dalam tubuh mereka. Rian mengukurnya dengan komposisi yang pas yang telah ia sesuaikan. Karena, jika itu sedikit berlebih, bukan hanya membuat aku mereka menjadi lebih kuat, akan tetapi tubuh mereka akan meledak menjadi kabut darah karena kelebihan energi.

Bahkan, Rian menyesuaikan kekuatan fisik mereka agar bisa menampung energi Qi. Yang mereka bisa memasuki jalan Petarung Legendaris.

"Maaf Tuan. Meskipun terlambat, ijinkan saya memperkenalkan diri saya dengan benar.

Namaku adalah Baron. Aku adalah pemimpin Geng Harimau area distrik Mawar. Bisa dikatakan seluruh area distrik mawar berada di bawah kekuasaanku.

Mendengar itu Rian tidak terkejut dia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dengan santai. Apa yang dikatakan oleh peran darah yang tidak penting.

Melihat reaksi Rian Baron sama sekali tidak tersinggung justru dia hanya tersenyum kecut dan membatin dengan mencela diri sendiri.

"Siapalah aku, aku hanya semut kecil di matanya." Keluhnya sambil menghela napas panjang.

Namun meskipun begitu dia tidak menyerah ini adalah kesempatan emas yang tidak akan pernah datang untuk kedua kalinya jadi Baron berusaha dengan baik untuk menyenangkan hati Rian setidaknya Jika ia memiliki hubungan yang baik dengannya itu mungkin akan membuka jalannya dari yang semula menjadi semut ini tumbuh menjadi kumbang.

"Oh ya, Tuan Muda. ini adalah kartu nama saya jika anda menemui masalah apapun, jangan ragu-ragu untuk menghubungi saya.

Barang menyadarkan kartu namanya dengan hormat dan disambut oleh Rian dengan senang hati. Bagi Rian sendiri Ini adalah langkah awal baginya untuk membangun koneksi. Dan dia memang membutuhkan orang lain untuk mencarikan dirinya beberapa informasi mengenai beberapa hal yang sulit di dapatkan jika hanya mengandalkan dirinya sendiri.

"Baiklah..kalau begitu sekarang antarkan aku menemui orang-orang yang di sebut Petarung Legendaris itu."

Mendengar apa yang dikatakan oleh Rian. Baron hanya tersenyum kecut.

"Di mata para petarung legendaris itu orang-orang seperti kami sama sekali tidak penting tuan. Kami mengenal mereka tapi mereka tidak mengenal kami."

Mendengar itu Rian terkekeh dan tanpa sadar bergumam.

"Ya itu bisa dipahami istilahnya bagaimana mungkin orang dewasa bisa bergaul dengan anak TK. Itu sama sekali tidak sepadan.

Mendengar itu, bibir Baron berkedut. Apa yang dikatakan Rian membuatnya benar-benar merasa ingin menemukan lubang dan bersembunyi di dalamnya.

Berusaha menahan rasa malunya, dia kembali berkata,

"Namun, anda tidak perlu khawatir. Bagaimanapun kota daun hijau sangat luas. Di distrik lain ada seorang pemimpin geng yang merupakan keturunan dari petarung legendaris.

"Oh begitukah? baiklah kalau begitu, antar aku ke geng tersebut. Ada beberapa hal yang ingin aku ketahui."

"Baik Tuan, silakan masuk ke dalam mobil. Saya akan langsung mengantarkan anda ke tempat mereka berada."

Singkat cerita, setelah Rian masuk ke dalam mobil, mobil itu segera melaju kencang meninggalkan tempat sepi itu menuju ke suatu tempat dimana wilayah distrik lainnya berada.