Dendam Dan Cinta Suami Cacat

Hari-hari pengantin baru itu penuh dengan ceria, keduanya semakin dekat bahkan tak sungkan memperlihatkan perhatian masing-masing.

Menunggu suami pulang kerja kadang membuat Rere bosan, dia ingin ikut bekerja tapi Rere ingin mencoba mempercayai suaminya dengan tidak ikut ke kantor.

"Aku mau belanja ya" Ucap Rere memulai obrolan.

"Sendiri?" Tanya Edward.

"Emang nya kamu ikut?" Tanya balik Rere.

Dan Edward menggeleng.

"Aku akan meeting di luar dan itu mungkin akan sangat lama, ada beberapa pertemuan juga yang harus aku lakukan" Balas Edward menjelaskan.

"Ya udah aku sendiri saja" Ucap Rere sambil makan.

Keduanya memang sedang sarapan bersama, Rere selalu menjadi istri yang baik untuk Edward begitupun dengan Edward yang selalu menjadi suami baik untuk Rere.

"Setelah itu aku mau cek kedokter" Lanjut Rere.

"Kenapa? Kamu sakit?" Tanya Edward lagi.

Rere menggeleng.

"Kamu lupa? Siang ini kita ada jadwal konsultasi sama dokter, dan aku juga mau cek rahim soalnya aku mau memastikan jika aku sehat" Jelas Rere lagi.

"Maksudnya gimana? Kamu sehat lalu siapa yang sakit? Aku" Edward nampak terpancing.

Dan Rere menggeleng kembali, dia menatap suaminya yang sedang melihat ke arah nya.

"Begini, aku nggak maksud bilang kamu sakit. Aku hanya ingin melihat apa aku bisa memberikan kamu keturunan apa tidak, hanya itu aku benar-benar nggak bermaksud apa-apa, serius" Ucap Rere meyakinkan Edward agar tidak salah paham dengan nya.

Karena Rere memang tidak mengatakan jika Edward lah yang sakit, dia hanya ingin memastikan kesiapan rahim nya saja.

Selain itu Rere juga ingin memeriksakan sakit di bagian pinggang nya, Rere sudah merasakan keluhan ini sejak seminggu lalu dan setiap berhubungan intim dia selalu merasakan sakit yang lumayan membuat nya sampai menangis.

Edward nampak masih diam, membuat Rere bangkit dan langsung memeluk suaminya.

"Maaf, aku nggak bermaksud" Kata Rere meminta maaf.

"Kamu tidak salah, harusnya aku mengantarkan mu" Balas Edward mengusap tangan sang istri.

"Kamu bekerja saja, kalau aku hamil dan kita punya anak uang mu sangat di perlukan maka dari itu jangan banyak cuti sekalipun perusahaan nya punya kamu" Ucap Rere sambil nyengir.

Dan ucapan Rere berhasil membuat Edward tersenyum dan mencubit gemas pipi sang istri.

"Jadi kalau aku miskin kamu tidak mau dengan ku, begitu" Edward bertanya.

Rere diam nampak berpikir, lalu menggeleng.

"Jika kamu miskin dan jelek mungkin aku tidak mau, tapi kalah kamu miskin masih ganteng sih masih bisa di bicarakan" Rere menjawab dengan polosnya.

Dan berhasil kembali membuat Edward gemas dengan celotehan sang istri yang menurut nya sangat lucu.

Setelah itu keduanya lanjut makan lagi, selesai makan Edward pun akhirnya berangkat bekerja.

Sedangkan Rere dia memilih mengambil tas nya dan lanjut cek ke dokter.

Saat sampai di rumah sakit Rere yang sudah membuat jadwal langsung masuk ke ruangan dokter.

"Silahkan berbaring dulu ya" Ucap dokter.

"Dok saya kayanya sakit" Rere memberitahu.

"Baik, saya akan periksa dulu ya bu" Balas dokter yang mulai memeriksa.

Dan selama di periksa Rere hanya diam, dalam hatinya dia merasa deg-degan takut terkena penyakit serius.

Dokter masih memeriksa Rere, dan untuk Rere dia hanya diam dengan perasaan campur aduk.

"Apa yang sakit nya sebelah sini" Tanya dokter.

"Iya, itu dok sakit banget" Kata Rere meringis.

Dokter memeriksa dan setelah itu Rere diminta turun.

"Silahkan duduk bu" Ucap dokter mempersilahkan.

Rere menarik kursi dengan wajah tegang nya, dan menunggu dokter yang masih terlihat menunggu nya siap.

"Saya sakit apa dok?" Tanya Rere.

"Untuk sakit sebenarnya ini tidak sakit, sakit di pinggang itu umum untuk seorang wanita apalagi ibu masih sering melakukan hubungan intim, hanya saja jika masih terasa di usahakan untuk tidak melakukan kegiatan intim setiap hari agar nyeri nya perlahan hilang" Ucap dokter menjelaskan dengan hati-hati.

Rere diam, kini bukan tegang yang dia rasakan melainkan malu yang dia rasakan.

Rere dan Edward memang hampir setiap hari siang atau malam sama saja, dan itu terjadi  selama Rere tidak menstruasi.

"Jadi nggak sakit ya dok?" Tanya Rere lagi.

"Tidak bu, dan untuk rahim sejauh ini masih normal dan sehat, tidak ada keluhan apapun yang harus di khawatir kan" Jelas dokter lagu.

Hufh..

Rere akhirnya lega mendengar penjelasan dokter, meski sedikit malu tapi dia merasa lega karena semuanya baik-baik saja.

Cukup lama Rere berkonsultasi dengan dokter kandungan, setelah selesai Rere pun lanjut untuk belanja bulanan.

Saat sampai di tempat perbelanjaan Rere pun langsung mengambil troli, dan mulai memasukkan barang-barang yang dia butuhkan.

Di mulai dari persabunan dan banyak lagi yang lain nya, Rere nampak sibuk mengisi troli nya dengan belanjaan nya yang super banyak.

"Mbak, bisa titip dulu?" Tanya Rere pada seorang wanita yang sedang duduk.

"Silahkan mbak" Balas wanita itu ramah.

Rere mengambil troli baru dan mengisi troli baru itu dengan kebutuhan dapur di mulai dari beras dan yang lain nya.

Saat sedang belanja tiba-tiba seorang anak kecil menubruk Rere, membuat anak laki-laki itu jatuh dan melihat itu Rere pun membantu anak laki-laki itu untuk berdiri.

"Mommy, sakit hikss" Anak laki-laki itu menangis.

"Mana yang sakit sayang? Yang ini?" Tanya Rere mengusap bagian kaki anak laki-laki itu.

"Mommy" Panggil anak laki-laki itu semakin kencang tangisan nya.

Rere melihat sekitar nya dan tak melihat tanda-tanda orang yang mencari anak laki-laki di depan nya, selebihnya dari pengunjung lain hanya cuek pada mereka.

"Mommy mu dimana?" Tanya Rere.

"Di sana tante" Balas anak laki-laki itu.

Rere membantu anak laki-laki itu berdiri, lalu dia berniat Mengantarkan anak laki-laki itu pada ibunya.

Saat sampai di lorong sebelah anak laki-laki itu langsung berlari lagi dan memeluk seorang wanita cantik.

"Mommy" Anak laki-laki itu nampak memanggil ibu nya.

"Sayang, kamu kemana aja sih" Wanita cantik itu nampak memeluk putranya.

"Dia berlari dan menubruk ku, lalu menangis" Ucap Rere menimpali.

Membuat wanita itu langsung melihat ke arah Rere.

"Maaf, putraku masih tiga tahun dia pasti merepotkan mu" Wanita cantik itu meminta maaf.

"Tidak sama sekali, santai saja" Balas Rere tersenyum.

Rere berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan anak laki-laki itu.

"Siapa nama mu sayang?" Tanya Rere tersenyum.

"Nuel tante" Balas anak laki-laki itu cepat.

Nuel?

"Nama yang bagus untuk anak laki-laki seperti mu" Ucap Rere masih dengan senyuman nya.

Nuel hanya tersenyum, Rere melirik ibu dari Nuel yang nampak melihat kearah nya.

"Apa kita pernah bertemu sebelum nya?" Tanya Rere.

"Seperti nya tidak, aku baru pindah ke sini" Balas wanita itu.

"Oh begitu ya, mungkin hanya perasaan ku saja" Rere membalas sambil melihat ke arah Nuel yang tampan.

Sedangkan wanita di depan Rere nampak terus melihat ke arah Rere, entah apa yang di pikirkan wanita itu tapi Rere merasa jika wanita itu terus memperhatikan nya.