NovelToon NovelToon
Baby Sitter Untuk Yayah

Baby Sitter Untuk Yayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Anak Genius / Selingkuh / Pengasuh / Menikah Karena Anak
Popularitas:241.1k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Plak!
" Percuma aku menikahi mu, tapi sampai sekarang kamu belum juga memiliki anak. Kamu sibuk dengan anak orang lain itu!"

" Itu pekerjaanku, Mas. Kamu tahu aku ini baby sitter. Memang mengurus anak orang lain adalah pekerjaanku."

Lagi dan lagi, Raina mendapatkan cap lima jari dari Rusman di pipinya. Dan yang dibahas adalah hal yang sama yakni kenapa dia tak kunjung bisa hamil padahal pernikahan mereka sudah berjalan 3 tahun lamanya.

Raina Puspita, usianya 25 tahun sekarang. Dia menikah dengan Rusman Pambudi, pria yang dulu lembut namun kini berubah setelah mereka menikah.

Pernikahan yang ia harap menjadi sebuah rumah baginya, nyatanya menjadi sebuah gubuk derita. Beruntung hari-harinya diwarnai oleh wajah lucu dan tingkah menggemaskan dari Chandran Akash Dwiangga.

" Sus, abis nanis ya? Janan sedih Sus, kalau ada yang nakal sama Sus, nanti Chan bilang ke Yayah. Bial Yayah yang ulus."

Bagaimana nasib pernikahan Raina kedepannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Baby Sitter 17

Beberapa hari kemudian, sidang mediasi digelar. Karena sudah sepakat untuk tidak membuat proses perceraian ini menjadi lama, maka baik Raina maupun Rusman tidak datang. Jadi secara otomatis sidang mediasi dikatakan gagal.

Pihak pengacara Raina pun menegaskan keinginan kliennya hanya ingin berpisah sehingga proses persidangan tersebut dibuat menjadi lebih cepat.

"Jadi besok kamu udah langsung ketuk palu begitu sama Raina? Hmmm bagus, setelah itu semua perhiasan itu akan kembali ke kita,"ucap Ningsih dengan mata yang berbinar. Mereka sungguh tidak memiliki rasa bersalah barang sedikitpun. Bagaimana bisa yang ada di kepala mereka hanya tentang uang, uang dan uang.

"Iya, seharusnya sih begitu. Coba aku telpon dia. Kapan sekiranya dia bakalan balikin nya."

Rusman mengambil ponsel dari saku celananya. Ia mencari nama Raina dan menghubunginya.

"Halo, gimana Rai? Kapan kamu mau balikin perhiasan itu. Besok kita udah resmi bercerai."

Degh!

Jantung Raina berdegup kencang. Hatinya terasa ngilu. Ternyata Rusman sama sekali tidak ada hati lagi terhadapnya. Ia pikir pria itu kemarin memintanya pulang karena masih ada rasa tapi ternyata tidak.

Bagaimana pun Raina tetap merasa sakit hati. Pria pertama yang ia kenal, pria pertama yang ia cintai dan berharap bahwa ia akan jadi rumah dan pelindungnya, ternyata seperti itu.

Bagi Raina yang sebatang karang, mendapatkan seorang pria yang ia pikir baik dan penyayang akan menjadi pelabuhan terakhir dalam hidupnya. Tapi semua hanyalah angan belaka yang kemudian hanya menjadi asap dan hilang karena diterbangkan oleh angin.

Wanita itu mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan. Dia mengatur paru-parunya yang tadi begtu sesak agar bisa kuat dan lancar dalam menjawab pertanyaan Rusman.

"Perhiasan apa? Perhiasan yang mana? Kenapa aku harus mengembalikannya?"

"Apa? Kenapa kamu bilang gitu, kan kamu udah janji kalau kita cerai kamu bakalan balikin perhiasan aku itu?"

Hahahaha

Tawa Raina lepas sudah. Sangat keras dan juga begitu menggema. Hal tersebut membuat Rusman yang ada di seberang sana terkejut. Belum pernah dia mendengar Raina tertawa begitu kerasnya.

"Ka-kamu kenapa tertawa, Rai?"

"Lucu kamu, Mas. Sangat lucu jadi bikin aku ketawa ngakak. Perhiasanmu kamu bilang? Sejak kapan. Itu mahar. Tau nggak sih artinya MAHAR? Mahar adalah sesuatu yang kamu berikan kepadaku saat kita menikah dan itu sepenuhnya menjadi hak ku, jadi milikku. Dan kayaknya kamu lupa deh Mas, bahwa sebagian uang yang digunakan untuk membeli perhiasan itu adalah milikku."

Degh!

Rusman terhenyak, dia baru mengingat akan hal itu. Memang benar bahwa sebagain uang pada perhiasan yang digunakan untuk mahar adalah uang Raina.

Dia melupakan fakta itu sejenak. Dan kini Rusman terdiam seribu bahasa. Dia bingung mau berkata seperti apa.

"Ya udah kamu minta aja bagianmu," ucap Ningsih di telinga Rusman.

"Nah iya, berikan saja sejumlah uangku?"

"Diiih, nggak bisa lah. Kamu nggak inget apa yang udah kamu tanda tangani pas Pak Anton kesana?"

Tuuuuut

"Rai! Rainaa!"

Raina menutup sambungan telponnya. Dia sudah terlampau kesal dan marah atas sikap dan ucapan dari Rusman. Dan baginya memang tidak ada lagi yang musti dibicarakan.

Rasa-rasanya Rusman memang tidak pernah mencintainya. Itulah yang Raina pikirkan. Atau bisa jadi memang semuanya sudah berubah.

Percuma juga sekarang berpikir demikian. Karena semua sudah berakhir. Dan Raina harus sadar betul akan hal tersebut.

Haaah

Ia membuang nafasnya kasar. Mencoba untuk menerima kepahitan dalam hidupnya.

Segala hal yang terjadi memang harus terjadi. Baik dan buruk itu memang dua hal yang berdampingan dan saat ini buruk adalah hal yang sedang dijalaninya.

"Nak?"

Panggilan dari Asri cukup membuat Raina kaget. Saat ini memang sudah malam, dan dia seang duduk di ruang makan sendirian.

"Oh Ibu, maaf kalau mengganggu. Saya sedikit berisik tadi."

Raina merasa sedikit tidak enak. Tadi ketika bicara di telpon dengan Rusman dia memang sedikit keras. Semua itu karena dia emosi dengan mantan suaminya.

"Nggak apa Ai, kamu bisa meluapkan emosimu. Kamu berhak atas itu. Kamu juga berhak marah dan tidak akan ada yang melarang mu. Luapkan, Nak. Luapkan hingga hatimu terasa lega dan lepas."

Hiks

Air mata Raina tumpah. Sambil menangis dia menganggukkan kepalanya. Bersama dengan Asri dia melihat kasih sayang seorang ibu yang sesungguhnya. Kasih sayang ibu yang awalnya dia harapkan dari Ningsih namun hanya selalu mendapat rasa sakit.

"Terimakasih Bu, saya sungguh senang karena bisa mendengar itu dari Ibu. Saya adalah yatim piatu sejak kecil, jadi tidak bisa tau bagaimana rasanya dinasehati ataupun diberi semangat. Dan sekarang saya mendapatkannya dari Ibu. Saya sungguh sangat senang."

Asri menggenggam tangan Raina. Ia teringat oleh putri sulungnya Gendis. Dan anak di depannya ini, sungguh anak yang sangat kasihan.

Dia tidak punya keluarga sebagai tempat kembali atau bersandar di saat kehidupan rumah tangganya hancur berantakan.

Mendapat keluarga baru yang diharap menjadi tempat yang nyaman tapi malah tidak demikian.

"Anggaplah aku seperti ibumu. Aku nggak keberatan kok. Lagian anak perempuanku juga jarang pulang hahahah."

"Eh, mana saya berani begitu?"

"Jangan sungkan Ai. Kamu adalah orang yang begitu disukai oleh cucuku. Jadi tidak ada salahnya kan menganggap ku seperti ibumu. Nah sekarang istirahatlah. Ini sudah larut. Kamu harus menyiapkan tenagamu untuk Chan besok."

Raina mengangguk, dia lalu pergi ke kamar lebih dulu. Rasanya sedikit asing memang mendapat perhatian seperti ini, tapi tidak dipungkiri dia sangat senang dan menyukainya.

"Ngobrol sama siapa, Bu?"

"Raina, dia sungguh anak yang malang. Pengen aku adopsi jadi anak tapi Chan mau dia jadi ibunya. Kalau gitu, ya mending kita tunggu aja sampai dia jadi mantu kita."

Eh?

Budi mengerutkan alisnya mendengar ucapan istrinya. Dia tidak menyangka bahwa rencana Chan untuk menjadikan Raina ibunya itu langsung di dukung penuh oleh Asri.

Tapi itu juga bukan hal yang buruk. Chan dan Bagus membutuhkan kehadiran wanita dalam hidup mereka. Baik sebagai istri maupun sebagi ibu.

"Semoga apa yang diinginkan Chan terkabul ya? Walau mungkin akan sedikit sulit. Anak itu, maksudku Raina, dia sedang sangat merasa sakit. Butuh waktu juga untuk menyembuhkan luka hatinya. Dan Bagus sampai sekarang masih belum bisa move on dari istrinya yang sudah tiada."

"Aamiin, kita doakan saja yang terbaik bagi mereka."

TBC

1
afifah aefa
Luar biasa
Elizabeth Zulfa
sprtinya si othor msih pengen muter2 alur... haaaiiisssttt zh sat set gitu loh Thor 😅😅
Endang Sulistia
semangat
Eni Istiarsi
dua orang yang sama2 punya trauma. jika Raina trauma karena disakiti,maka Bagus trauma akan kehilangan.jadi ketika tidak menemukan Raina dalam kamarnya dia menjadi ketakutan
Eni Istiarsi
good job Ida, perbaiki diri dengan tulus maka kedepannya pasti hidupmu akan lebih baik
Mahendra Sari Anwar
terima ai..seperti kata bagus..biar jangan ada fitnah..jd saling kenalnya dlm ikatan yg sah...🔥🫶🥰
Mahendra Sari Anwar
yups. .
tetap semangattt thor💪💪🫶🔥
oca rm
adik2 Chan ngk tuh🤣🤣
Mahendra Sari Anwar
alhamdulillah..ida udh sadar ..mau berubah kebih baik lagi...semangattt ida💪🫶🔥
Listuti
Nah gt donk gercep Gus, drpd ntar di rebut Rusman sedeng lg kn...
Lebih cepat lebih baik🤣
Fani Indriyanie
Semangat Ida semoga kamu bs berubah dan dpt pekerjaan,memang benar sih kata Raina sebenernya Ida tuh pd dasarnya baik tp sayang didikan keluarganya salah
GiZaNy
woiii Bagus gercep benerrr abis dapet ilham... 😁😁🤣🤣
Siti Hafsah
Ayok Ai..jwb aku bersedia mas Bagus
Rina Wati.S
betul bagus,hal baik harus disegerakan,biar tdk fitnah.
mom'snya devadhamian
aku mau mas bagus malahan mau bangeeet...lama nunggu Raina jawab mah jadi aku wakilkan aja jawab nya ya heeee
GiZaNy
heh Bagus... yang bener aja blm keluar dari RS dah di confess.... ngebet amat si Bagus ini.. 😁😁
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑩𝒂𝒈𝒖𝒔 𝒈𝒆𝒓𝒄𝒆𝒑 𝒕𝒂𝒌𝒖𝒕 𝒚𝒂 𝑹𝒂𝒊𝒏𝒂 𝒅𝒊 𝒈𝒐𝒏𝒅𝒐𝒍 𝒄𝒐𝒘𝒐𝒌 𝒍𝒂𝒊𝒏 😅😅
Galih Galvin
bagus banget ceritanya g bertele-tele
mama_im
gercepnya yayah, terima aja ai
Iccha Risa
yups setuju Kaka emang ga mudah banget butuh waktu malah, susah banget nyembuhin trauma itu sendiri pelan2 biar bener2 sembuh banget...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!