Cerita hanya hayalan semata dan tidak menjiplak karya mana pun!
Julia hanya anak miskin yang di nikahi oleh Alan anak nya Juragan karet yang amat sangat kaya, Alan anak ketiga dalam keluarga ini dan semua nya tinggal satu rumah yang amat besar.
Persaingan antara menantu amat sangat ketat, hanya Julia yang tetap apa ada nya karena dia tak punya apa apa dalam hidup ini dan selalu kena marah oleh Warti.
hanya Karto sebagai mertua laki laki yang membela diri nya, bahkan lebih sayang mengalahkan Alan.
Bagai mana kisah mereka selanjut nya?
akan kah Julia larut dalam perhatian dan kasih sayang Karto?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Arwah suami Laras
"Anak ku."
Purnama yang sedang mencatat apa saja yang di perlukan untuk perbaikan rumah jadi tersentak kaget, suara yang amat ia hapal dan suara ini juga yang amat ia rindukan. sudah lama suara ini tidak datang pada nya, ada rindu yang sangat besar namun hanya bisa di tahan saja karena pemilik suara sudah tenang di surga.
Tapi kali ini malah suara itu datang lagi membuat rindu di hati Purnama kian membuncah besar, perlahan kepala ini menoleh untuk melihat dengan jelas dan pasti. seketika Purnama tersenyum lebar, mata berkaca kaca karena rasa haru yang sangat lama ia curahkan pada sosok lemah lembut ini.
Dengan kelembutan nya lah maka sosok Purnama bisa berubah menjadi baik dan penuh perhatian, andai saja dia tidak ada maka akan selama nya Purnama menjadi siluman yang amat sangat jahat. banyak korban manusia yang dia makan jeroan nya, bisa bisa seluruh warga kampung habis di bantai oleh Sekar ulo.
Untung nya Bu Laras ada dan mau menerima dia dengan penuh kasih sayang tulus, kasih sayang yang tidak palsu atau mengharapkan imbalan apa pun dari Purnama. sudah lama Bu Laras tidak datang dan baru sekarang dia muncul, pasti ada sesuatu yang mau di beri tahukan pada putri cantik nya ini.
"Ibu!"
Purnama antara bahagia dan juga bertanya tanya, kemunculan Bu Laras yang mendadak ini pasti ada sesuatu yang mau di sampaikan pada diri nya. setidak nya dia datang karena mau memberi tahu apa yang akan terjadi, memang begitu biasa nya dan bila bisa maka dia akan membantu Purnama yang bertarung.
"Anak ku, kau sudah tumbuh sebesar ini." Laras mengusap kepala putri nya.
"Berapa lama kita sudah tidak pernah bertemu, Bu? aku rindu sekali pada Ibu!" Purnama memeluk Ibu nya erat.
"Ibu selalu ada di samping mu walau tidak bisa kau lihat, tidak apa apa walau kamu tidak melihat Ibu kan." Laras tersenyum dan memeluk Purnama juga.
"Ibu datang hanya untuk memeluk Kakak?" tegur suara yang mudah sekali merajuk.
"Anak ku." Laras merentangkan satu tangan lagi.
Arya berlari memeluk Ibu nya erat dengan perasaan yang amat sangat tidak bisa lagi di jabarkan, serindu ini dengan sosok Ibu. mau setua apa pun kita, tetap saja butuh sosok yang nama nya Ibu. walau nanti hanya tinggal melihat kenangan saja, justru hal hal seperti itu yang bisa sedikit mengobati rasa rindu.
"Ibu datang untuk merepotkan kalian." ujar Laras.
"Iya lah, kalau tidak ada perintah mana Ibu mau datang menemui kami." Arya sudah mode merajuk.
"Dasar kau ini!" Purnama mencubit pinggang adik nya.
"Ibu sebenar nya juga mau datang setiap saat, namun bagai mana lagi karena sudah tidak ada lagi kemampuan itu." Laras tersenyum teduh.
"Ibu cantik sekali saat tersenyum begini." Purnama sangat kagum akan kecantikan Ibu nya dari dulu sampai sekarang.
"Mirip Kakak Rani, hanya saja Ibu kalem." jelas Arya.
Laras tertawa pelan mendengar ucapan dua anak ular nya ini, walau dua ular ini hanya anak angkat namun dia sangat sayang, tidak ada yang berbeda dari kasih sayang nya pada Maharani. memang seratus persen sangat tulus, wanita sebaik ini namun mendapat kenyataan pahit berkali kali dalam hidup nya.
"Rahmat di pelihara oleh seorang dukun sakti, dia sedang membuat ulah sekarang." jelas Laras.
"Rahmat itu siapa, Bu?" tanya Arya yang polos agak bodoh.
"Suami Ibu yang pertama, dia selama ini kan di pelihara oleh seorang dukun dan dia sekarang sedang menjalankan misi nya." jelas Laras lagi.
"Ya sudah biarkan saja lah, Bu." Purnama malas mengurus nya.
"Apa Ibu masih cinta dan mau kami membawa dia?" tanya Arya pula.
Pletaaak.
"Aduh!" Arya menjerit karena di sentil kening nya oleh Laras.
"Sembarangan saja kalau bicara!" Laras mendelik membuat Arya tersenyum takut takut.
"Ibu takut nya dia di pakai untuk mencelakai orang, kan kasihan orang itu." jelas Laras.
"Pasti di jadikan sarana santet lah dia, nanti akan kami lihat siapa yang sakit aneh." angguk Purnama menyanggupi nya.
Laras mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada anak anak nya, tak lama bayangan Laras sudah menghilang dari pandangan mata kedua anak nya. Purnama menarik nafas panjang, padahal ini sudah mau santai karena masalah ghaib selesai setelah kejadian rumah Raharjo.
Malah sekarang Laras sendiri yang datang mengatakan kalau arwah mantan suami nya yang gosong itu sedang di pakai orang untuk sarana santet, memang dia belum sempat di musnahkan selama ini oleh Purnama, karena dia tidak mengganggu juga.
"Jadi mau di urus?" tanya Arya pada Kakak nya.
"Tidak usah lah dulu, kan itu masih jadi tebakan Ibu. bagai mana kalau santet nya ada untuk orang jauh, menyala sekali kita nanti." jawab Purnama.
"Baik lah, lagian dukun sini mana ada yang sakti lagi kan." gumam Arya.
"Setau ku memang tidak ada ya, tapi tidak tau juga kalau praktek diam diam." jawab Purnama.
"Tunggu saja lah, pasti sakit nya nanti sama seperti sakit nya dia dulu kan." ujar Arya lagi.
Purnama menganggukkan kepala nya karena pasti orang yang kena santet itu akan sakit seperti Rahmat dulu, kemaluan yang membusuk dan juga lengkap akan ulat ulat mengerikan itu. lihat saja nanti siapa yang akan sakit begitu, maka pasti orang itu lah yang kena santet.
"Itu sakit apa nama nya kalau kemaluan membusuk?" Xiela datang sambil bertanya.
"Bisa jadi HIV juga, apa lagi kalau orang itu punya riwayat sex yang tidak bagus." jawab Purnama.
"Sex yang tidak bagus itu contoh nya seperti apa?" Xiela memang hantu yang polos karena dia mati saat masih gadis.
"Haduh aku masih kasih penjelasan pula, maka nya kau dulu jangan asik jadi jendral perang saja biar tau apa itu sex bagus dan tidak." ucap Purnama.
"Kau tinggal jelaskan saja malah membawa masa lalu ku pula." rutuk Xiela.
"Sex yang tidak bagus itu adalah gonta ganti pasangan, atau bisa di bilang sex bebas. seperti pelacur atau laki laki yang suka selingkuh!" Arya yang menjelaskan.
"Kau kan sempat ganti juga kan, istri pertama mu dan kemudian Fatma! apa itu juga sex bebas, kau bisa kena penyakit ya?" tanya Xiela lagi.
"Alah emboh, La!" Arya naik darah juga lama lama.
Purnama yang tidak kuat lagi menahan tawa nya karena kegoblokan nya Xiela, sudah lah tidak tau apa apa tapi malah sok tau. membuat yang memberi penjelasan jadi naik darah, malah mengungkit istri pertama Arya juga.
Bab ke empat ya guys, seperti biasa jangan lupa like dan komen nya biar othor semangat walau mata perih.
lanjut thor
lanjut thor 🙏