Adira tak menyangka bahwa suami dan sahabatnya berselingkuh di belakangnya.
Dia melihat mereka duduk makan berdua di sebuah restoran dengan begitu mesranya. Sakit dan hancur itulah yang di rasakan Adira.
📢📢 Jangan lupa Beri Nilai, Like, Komen, Vote, Hadia dan Favoritkan ya kakak-kakak semuanya.
maaf jika Masi banyak kekurangan
mohon dukungannya ya. Terimakasih 😊😊🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pujangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
**Flashback**
Sepasang kekasih sedang berdiri memandang senja di tepi pantai semilir angin sepoi-sepoi meniup rambut panjang sang gadis yang tergerai bebas.
Mereka sedang melihat matahari terbenam ditepi pantai "Sangat Indah" Ucap Adira. Sepasang kekasih itu adalah Radit dan Adira
"Apa kau menyukainya, Sayang?" Tanya Radit sambil memeluk Adira dari belakang
"Tentu saja, Terimakasih. Karena sudah mengajakku melihat matahari terbenam" Ucap Adira dengan senyum yang merekah dan suara yang lembut
"Jangan pernah mengucapkan terimakasih, Tidak boleh ada kata terimakasih dalam cintaku untukmu. Karena itu sudah menjadi tugasku untuk membuatmu selalu tersenyum dan bahagia" Ucap Radit tak kalah lembut dan mengecup pipi Adira.
Cinta Radit yang begitu tulus dan sangat dalam untuk Adira. Membuatnya merasa sangat dicintai dan ingin dimiliki selalu oleh pria yang sedang memeluknya ini. Ia sangat bahagia memiliki kekasih yang sangat peduli dengan kebahagiaannya.
"Apa kau begitu mencintaiku Radit?" Tanya Adira lagi
"Kau sudah tahu sendiri jawabannya, tanpa perlu aku menjawab pertanyaan konyol darimu ini, sayang" Jawab Radit sambil mengeratkan pelukannya.
"Aku takut suatu saat kau akan pergi meninggalkanku demi perempuan lain" Ucapan Adira membuat Radit mendengus kesal.
"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu mu apalagi hanya karena wanita lain. Sedangkan untuk mendapatkan mu saja begitu sulit, setelah mendapatkan mu, aku juga harus meminta restu papamu yang tak mudah penuh perjuangan untuk mendapatkan restunya" Ucapan Radit membuat Adira tersenyum.
"Apakah aku seberharga itu untukmu?" Tanya Adira lagi
Radit melepaskan pelukannya lalu membalikkan tubuh Adira untuk berhadapan langsung dengannya. Radit memandang wajah cantik gadis di depannya dengan tatapan yang begitu lembut, dalam dan memuja. Ia mengukir senyum dan mencium mata dan kening Adira dengan penuh perasaan. Adira yang diperlukan seperti itu membuat jantungnya berdegup dengan kencang, atas perlakuan manis Radit untuknya.
"Kau adalah perempuan yang sangat berharga dalam hidupku. Kerena hatiku hanya milikmu seorang, dan didalam hatiku sudah terukir penuh oleh namamu. Jadi, tak mungkin ada celah untuk perempuan lain bisa masuk dan mengantikan mu dalam hatiku. Aku akan mencintaimu sepanjang usiaku hingga aku menutup kedua mataku hanya kaulah gadis yang aku cintai." Ucapan Radit dengan begitu tulus. Tak ada sedikitpun kebohongan dalam matanya. Adira yang melihat kejujuran itu, Membuatnya tersenyum dan memeluk erat tubuh Radit untuk mencurahkan kebahagiaan yang dirasakannya.
**Flashback off**
"Tuan" Suara teriakan Johan membuatnya terkejut dan membuyarkan lamunannya.
Radit menatap Johan dengan kesal karena sudah mengganggunya mengenang masa-masa indah dengan sang pujaan hati. Sementara Johan yang ditatap seperti itu membuat nyalinya semakin menciut dihadapan tuan yang dingin dan irit jika berbicara ini.
"Ada apa" Tanya Radit dengan suara dinginnya
"Apa tuan belum ingin pulang" Tanya balik Johan
Radit melihat jam tangan mewah dipergelangan tangan kirinya. Menunjukkan jam kantor telah usai. Sekarang sudah Waktunya jam pulang kantor, Dia baru sadar kalau ternyata lamunannya lumayan lama, satu jam lebih.
"Lain kali pintunya diketuk terlebih dahulu sebelum masuk" Ucapan Radit seperti biasanya dengan suaranya yang dingin.
"Maaf tuan, saya sudah mengetuk pintunya terlebih dahulu secara berulang-ulang kali tapi tak ada sahutan dari dalam. Makanya, saya menerobos masuk saya takut terjadi sesuatu pada tuan" Ucap Johan yang tidak ingin di salahkan
"Apa kau pikir aku ini penyakitan?" Ucap Radit yang semakin kesal atas ucapan dari Johan.
"Sekali lagi, saya minta maaf tuan."
"Sudahlah, aku mau pulang. Jangan sampai aku telat menemui Adira" setelah mengatakan itu Radit melangkahkan kakinya pergi yang di ikuti oleh Johan dibelakangnya.