Tak semua perjodohan membawa kebahagiaan, hal ini terjadi pada Melisa Prameswari dan Dion Mahessa.
Keduanya menikah atas kesepakatan antara keluarga. Namun, setelah bertahun-tahun membina rumah tangga, tak ada kebahagiaan sama sekali.
Hingga satu hari, Dion dan Melisa pindah ke rumah baru dan saat itulah Melisa seolah menjadi sosok berbeda setelah bertemu dengan seorang pemuda bernama Arvino Sanjaya.
Puncaknya, saat Dion dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan perselingkuhan istri dan tetangga nya itu.
Bagaimanakah nasib pernikahan Dion dan Melisa? Apakah akan berakhir atau sebaliknya, ataukah Melisa malah memilih Arvin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 - SANG PEBINOR
Keesokan hari nya, Arvin sudah bersiap untuk pergi, begitu pun dengan Melisa. Dia akan pergi ke salon bersama Arvin hari ini, tentu nya atas bujukan pria itu kemarin siang.
"Mau kemana udah rapi?" Tanya Dion, sialnya dia lupa kalau ini hari minggu jadi otomatis suami nya tidak pergi ke sekolah karena libur.
"Mau beli pakaian baru ke pasar." Jawab Melisa pelan.
"Uang nya?" Tanya Dion datar, pria itu bertanya tanpa sedikit pun menatap ke arah sang istri. Dia begitu fokus bermain ponsel, hingga tak menyadari penampilan istri nya yang jauh berbeda dari biasa nya.
"Ada, aku punya sisa belanja." Jawab Melisa.
"Ohhh, beliin celana dalaam baru sekalian."
"Uang nya?" Melisa menengadahkan tangan nya ke arah suami nya, membuat pria itu mendongak menatap tajam ke arah nya. Jujur saja, dia takut kalau suami nya marah lalu menyakiti nya, mengingat kalau Dion itu begitu tempramen. Kesalahan sedikit saja, bisa membuat nya babak belur karena ulah tangan pria itu.
Namun, sungguh tidak di duga. Dion merogoh dompet dari saku celana nya dan mengambil satu lembar uang berwarna merah lalu memberikan nya pada Melisa.
"Beli dua biji."
"Oke, sisa nya buat beli jajan ya?"
"Gak, buat belanja besok!" Tegas Dion, membuat nyali Melisa menciut seketika begitu mendengar nada suara pria itu yang mulai meninggi pertanda bahaya.
"Iya mas."
"Sana pergi, keburu siang."
"Iya Mas." Jawab Melisa, dia pun keluar dari rumah dengan membawa tas selempang kecil berisi uang yang di berikan Arvin dan Dion baru saja. Sisa nya, hanyalah bedak dan kaca, itu saja.
"Ehh, Mbak Mel. Mau kemana, mbak?" Tanya Arvin, entah memang sudah merencanakan hal ini atau bagaimana, tapi Arvin juga seolah sudah siap untuk pergi. Dia sedang memakai helm nya sambil memanaskan mesin motor nya di halaman rumah.
"Mau ke pasar, Vin." Jawab Melisa, seolah tak terjadi apa-apa dengan kedua nya.
"Ohh, ke pasar. Sekalian aja, aku juga mau ke kantor hari ini. Ngelewat pasar kok, lumayan tumpangan. Kalo jalan kan jauh sampe ke stopan bus." Ucap Arvin.
"Iya, Neng. Mendingan ikut aja, dari pada jalan kan capek." Celetuk Bu Ratmi dari ujung jalan.
"Yaudah deh, aku ikut sampe ke jalan raya aja."
"Iya mbak, sebentar aku ambilin helm dulu ya." Melisa pun mengangguk, dia membiarkan Arvin masuk ke dalam rumah untuk mengambil helm.
"Ngapain masih di situ?" Tanya Dion, pria itu berada di teras saat ini.
"Nungguin Arvin ngambil helm."
"Kok jadi bareng Arvin?" Tanya Dion lagi, kening nya berkerut. Mungkin dia heran, kenapa bisa istrinya menunggu tetangga pria nya?
"Tadi, Arvin nawarin tumpangan sampe ke jalan raya. Lumayan Mas, biar gak perlu jalan, hehe."
"Ohh, yaudah. Hati-hati di jalan nya, jangan malah selingkuh." Peringat Dion membuat Melisa tersenyum kecut.
'Kita sama-sama selingkuh, Mas. Jangan remehkan wanita yang selama ini kamu tindas, selama ini aku diam karena aku pikir kamu akan berubah seiring berjalan nya waktu. Perkataan Arvin benar, kalau ingin membuat mu menyesal, aku harus benar-benar berubah.' Batin Melisa, dia tersenyum smirk ke arah suami nya.
"Iya, nggak kok. Ngapain sih aku selingkuh, dosa!" Ucap Melisa dengan suara yang sedikit di keraskan dan tepat sasaran, pria itu nampak seperti terhenyak setelah mendengar ucapan istrinya sendiri.
"Mbak, ini helm nya."
"Ehh iya, makasih." Melisa pun memakai nya sendiri, padahal biasa nya Arvin akan memakaikan nya, tapi dia juga tahu situasi nya jadi dia tak melakukan hal yang beresiko akan memancing kemarahan dan kecurigaan.
"Bang, gak ngajar?"
"Libur, hari minggu. Waktu nya rebahan santai di rumah, mau nya sih di temenin istri, tapi kata nya mau beli baju baru ke pasar. Nitip ya." Ucap Dion. Dengan senang hati Arvin menganggukan kepala nya dengan senyum manis nya.
"Baik, bang." Jawab Arvin.
'Dengan senang hati aku akan menjaga istri mu, dari pria brengseek macam kau, bang! Gak tau di untung, plus gak tau diri juga. Udah punya bini sempurna malah nyari musang pandan.' Batin Arvin sambil menyalakan sepeda motor nya.
"Yuk, mbak." Melisa pun naik ke atas motor Arvin, pemuda itu pun langsung melajukan motor nya menjauhi kawasan rumah mereka.
Dion menatap kepergian sang istri dengan senyuman jahat nya, dia berpikir akan pergi ke rumah selingkuhan nya sambil menunggu istri nya pulang dari pasar. Dari pada bosan menunggu wanita itu pulang, lebih baik dia bermanja pada perempuan pujaan nya saat ini.
"Bisa nih manja-manjaan sama ayang, pergi aja yang lama ya, Mel." Gumam Dion, pria itu pun kembali masuk ke dalam rumah untuk membersihkan tubuh nya. Dia juga menyemprotkan parfum ke seluruh tubuh nya, memakai pakaian rapih lalu pergi dengan mengendarai motor kesayangan nya.
Sedangkan di perjalanan, Melisa terus memeluk pinggang Arvin dengan erat.
"Sudah makan, sayang?"
"Udah, sama tumis tahu cabe ijo. Kamu udah, yang?" Jawab Melisa sedikit keras.
"Udah, sama telur balado." Jawab Arvin sambil melirik sekilas ke arah wajah Melisa yang bersandar manja di pundak nya.
"Masih jauh gak, yang?"
"Bentar lagi kok." Jawab Arvin, dia tersenyum lalu mengusap tautan tangan Melisa yang melingkar erat di perut nya.
"Pake poni ya nanti, biar makan cantik." Saran Arvin membuat Melisa tertawa.
"Sayang, usia ku sudah tidak pantas melakukan hal semacam itu."
"Kenapa, kita masih muda. Yang tua tapi kekanak-kanakan itu suami kamu." Jawab Arvin. Tidak pantas kata nya, padahal usia Melisa baru 25 tahun, Arvin 28 tahun saat ini. Sedangkan Dion, tahun ini usia nya akan menginjak usia 32 tahun.
"Terserah kamu saja." Pasrah Melisa, Arvin terkekeh mendengar nya. Wanita nya selalu menuruti apapun usulan nya, hal itu membuat Arvin semakin mencintai wanita nya.
Singkat nya, motor yang di kendarai oleh Arvin pun sampai di sebuah salon yang cukup ramai oleh pengunjung. Tanpa basa-basi lagi, mereka pun melakukan treatment, Melisa melakukan smoothing sedangkan Arvin hanya mencukur rambut nya sedikit, agar tidak terlalu gondrong.
'Ternyata, begini rasa nya di ratukan oleh pria yang tepat.'
.......
🌻🌻🌻🌻🌻