Bayi Rahasia CEO

Deg...

"Son...Son...bangun Nak, Abian...Abian!" teriak Adrian histeris melihat bocah kecil ini yang sudah menyelamatkan perusahaannya kini kembali menyelamatkan nyawanya padahal anak ini bukan keluarganya hanya bocah yang baru ia kenal tapi begitu istimewa.

Adrian menangis pilu mendekap Abian yang tak sadarkan diri bersimbah darah dalam pelukannya. Seharusnya dirinya yang terluka karena tusukan Arman dari belakang tubuhnya namun saat itu Abian berlari padanya ternyata melihat Arman ingin melukai dirinya sehingga Abian menjadikan dirinya tameng melindungi Adrian.

Arman pun berusaha lari namun berhasil Anton dan para bodyguard lainnya tangkap. Sebelumnya Anton sempat terjebak di ruangan lain oleh bodyguard Arman sehingga tak bisa langsung membantu Abian. Namun berkat kegigihan mereka akhirnya bisa keluar dan segera berpencar menangkap pihak lawan serta menghubungi kepolisian. Dari kejauhan Anton dibuat terkejut melihat Abian sudah bersimbah darah.

Ia segera memukul Arman secara membabi buta hingga lelaki itu terkapar tak berdaya. Sirine kepolisian dan ambulance telah tiba di BTS Group, seluruh anak buah Arman dan Zoya berhasil diringkus. Arman pun dalam kondisi tak sadarkan diri akibat bogeman Anton bertubi-tubi hingga wajahnya babak belur. Zoya pun tak kalah acak-acakan dirinya setelah anak buah lawan sudah dibekuk polisi, Anisa sempat menampar dan menjambak rambut Zoya menumpahkan kekesalannya.

Anisa tak terima akibat perbuatan Arman dan Zoya kini seorang bocah tak bersalah harus berada dalam ambang hidup dan mati. Keluarga Wicaksana tentu merasa sangat bersalah pada Bunda Abian karena merasa lalai tak bisa menjaga keselamatan bocah genius itu yang telah banyak menolong mereka. Bahkan hadiah software "Papa" belum Adrian berikan tetapi justru pertumpahan darah yang kini dialami oleh Abian membuatnya sesak nafas.

Zoya dan Arman kini sudah mendekam di penjara untuk mempertanggungjawabkan kejahatan mereka bahkan mereka akan dikenakan pasal berlapis yang akan memberatkan hukuman mereka.

"Pyar...." suara gelas pecah berkeping menggema di rumah Linda.

"Ya Tuhan kenapa ini? Mengapa perasaanku gelisah terus? Semoga tak ada apapun yang terjadi dengan Abian di Jakarta." ucap Linda penuh kecemasan.

Sedangkan suasana mencekam terjadi di sebuah rumah sakit ternama di Jakarta. Nyonya Tiara bahkan mendadak pingsan dan Anisa terduduk lemas karena syok dengan yang terjadi pada Abian. Mereka tak menduga akan terjadi hal seperti ini. Anton dan Adrian pun tampak gelisah. Adrian memikirkan bagaimana kondisi Abian di dalam sana sedangkan Anton gelisah karena tak bisa menghubungi Linda maupun Abah dan Uminya di desa. Bahkan Anton menghubungi semua nomor warga desa X yang ia punya tak ada satu pun yang terhubung.

Anton sudah menduga di desa X pasti sedang ada gangguan jaringan karena memang wilayahnya adalah desa terpencil dan hal seperti ini kerap terjadi namun biasanya hanya beberapa jam saja paling lama dua atau tiga hari. Namun saat ini sedang terjadi kondisi kegawatan mengenai Abian dan sebagai Bundanya maka Linda harus tahu dan wanita itu sudah menyerahkan Abian padanya untuk dijaga namun semua diluar kuasanya hingga terjadi musibah ini.

Sungguh Anton sangat bersalah karena tak bisa menjaga amanah dari Linda, Umi dan Abahnya. Adrian juga sedari tadi mondar-mandir di depan ruang operasi karena luka tusuk yang terjadi pada Abian cukup dalam walau tak menyentuh ulu hatinya namun terjadi pendarahan hebat sebab pisau tersebut setelah tertancap pada perut Abian sempat ditarik kembali oleh Arman sehingga darah mengucur cukup hebat membuat luka pada perutnya makin menganga lebar.

Arman pun kala itu cukup kaget karena sejatinya dirinya ingin melukai Adrian namun yang terkena justru Abian. Ketika dirinya melihat sorot mata Abian dari dekat secara langsung dirinya langsung teringat akan wanita yang ia cintai yaitu Linda. Dan saat Anton memukulnya hingga babak belur dirinya tak melawan sama sekali karena hatinya mendadak pilu karena ia yakin bocah itu adalah putra Linda dan Adrian akibat malam petaka yang ia buat dahulu untuk menjebak Linda.

Ceklek...pintu ruang operasi terbuka. Adrian dan Anton langsung bergegas ke arah dokter karena hanya ada mereka berdua di sana sedangkan Anisa menemani sang Mama di kamar inap lainnya karena Nyonya Tiara belum siuman.

"Bagaimana kondisi Abian, dok?" tanya Adrian cemas.

"Pasien kehilangan banyak darah dan saat ini butuh darah secepatnya. Sudah kami berikan tiga kantong darah namun belum juga berhasil karena pendarahan sangat hebat yang dialami pasien. Darah dari bank darah masih di perjalanan menuju kemari. Mungkin dari pihak keluarga ada yang golongan darahnya sama untuk menjadi pendonornya." tutur sang dokter.

"Golongan darah Abian apa dok?" tanya Adrian.

"Golongan darah A. Apa Anda Papanya?" tanya dokter.

"Saya bukan Papanya tapi golongan darahnya sama dengan punya saya. Ambil darah saya dok sebanyak apapun yang dibutuhkan Abian untuk hidup." ucap Adrian tegas.

🍁🍁🍁