Aisyah Hadirah Nazifa seorang gadis cantik yang sering di sapa Aish datang ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan di salah satu Universitas ternama. Tetapi, saat hari pertama kuliah harus dipertemukan oleh pria dewasa berwajah bule bernama Malvyn Carlson Abraham dalam sebuah kejadian yang mengharuskan Aisyah masuk ke dalam penjara pria itu.
Penjara yang tidak mampu membuat Aish keluar begitu saja.
Mau tahu kelanjutan nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windii Riya FinoLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Isssh.. Kenapa nunggu di mobil, sih!" sungut Aisyah kemudian menutup pintu mobil cukup keras. Ia seakan lupa pernah membuat kaca mobil suaminya pecah.
"Aku bosan," kata Malvyn sekena nya saja membuat Aisyah melengos.
Aisyah hanya diam tak menanggapi lagi dan Malvyn tidak ingin bertanya mengenai mami Ivy dan Oma Nadira.
"Kita mau kemana?" tanya Malvyn berharap kekesalan Aisyah segera berakhir jika gadis itu menyebutkan nama tempat yang diinginkan.
Tetapi Malvyn semakin bingung kala Aisyah menatapnya dengan tajam. Benar-benar menyeramkan, batin nya.
"Kamu kenapa?" tanya Malvyn bingung.
Oh Tuhan! begini amat nikah sama bule ini. Pertama irit bicara, sudah menjadi cerewet justru gak peka! Aarrgghh.. Ingin sekali ku tarik jambang nya.
"Dasar gak peka!" sentak Aisyah lagi-lagi membuat Malvyn semakin bingung.
Bagaimana tidak? Malvyn bukan tipe pria yang dekat dengan banyak wanita. Bukan pula pria pengejar wanita melainkan dirinyalah yang dikejar wanita selama ini.
Apalagi selama ini hanya Jesica yang dekat dengan nya dan diberi uang sudah menyelesaikan masalah baginya.
"Gimana aku akan peka kalau kamu saja gak kasih tahu mau nya apa?" pertanyaan Malvyn benar bukan? pria pada umumnya tidak suka bertele-tele apalagi harus menebak-nebak apa yang diinginkan seorang wanita.
Aisyah berdecak sebal seraya membuang muka ke samping jendela kaca. "Seharusnya kamu itu peka, ini sudah malam seharusnya kamu bawa aku makan!"
Mendengar penuturan dengan nada kesal yang terlontar dari bibir Aisyah justru membuat Malvyn ikut kesal. Bagaimana tidak kesal?
"Ya aku mana tahu, Aisyah. Kamu hanya bilang, ayo kita makan suamiku! itu sudah beres, Ais. Kita langsung berangkat. Ini nggak! pakai katain aku gak peka lagi. Apa kamu pikir aku cenayang?" decak Malvyn justru membuat Aisyah menjadi kesal.
"Ya harusnya kamu jadi suami harus peka, dong. Istri belum makan malah diem saja," tampaknya Aisyah tidak mau kalah.
Malvyn berdecak seraya menatap Aisyah yang berani menatapnya. "Siapa bilang aku diem saja? kan aku sudah bertanya kita mau kemana? tinggal jawab kita mau makan, apa susah nya, sih? ini malah bilang aku gak peka," cecar Malvyn membuat Aisyah bungkam.
Tapi bukan Aisyah namanya jika harus kalah berdebat dengan pria yang ia juluki sebagai Genderuwo bule.
"Tetap saja kamu gak peka. Coba kalau kamu peka pasti bilang nya, kita makan dulu sudah malam. Menyebalkan sekali," kata Aisyah sewot membuat Malvyn mendelik.
Tetapi agaknya Malvyn mulai luluh dan tak ingin istrinya kelaparan. "Baiklah. Maaf," katanya membuat kedua sudut bibir Aisyah melengkung.
"Ayo kita makan. Kamu mau makan dimana?" tanya Malvyn melembut.
"Pulang saja. Aku ingin dimasakin sama kamu," sahut Aisyah berpura-pura tidak tahu bila Malvyn bisa memasak.
Malvyn berdehem ketika merasa gugup atas ucapan Aisyah. "A-aku gak bisa masak, Ais."
Aisyah terdiam sejenak. Tidak tahu mengapa hatinya terasa sakit ketika Malvyn tidak jujur padanya.
Aisyah menipiskan bibir setelah mendengarnya. "Kalau begitu, aku masak sendiri saja. Bi Lala pasti pulang kalah malam begini," rajuk Aisyah bersidekap di dada.
Malvyn menggeleng keras karena tidak ingin terjadi kekacauan dan membahayakan Aisyah. "Biar aku saja yang masak," celetuknya kemudian melajukan mobil dengan kecepatan sedang.
Sementara Aisyah tersenyum karena rencana nya berhasil. Kena, kau!
malvyn emang genderuwo bule nyebelin ..bilangnya cinta tapi terus menyakiti Aisyah ..