NovelToon NovelToon
Menikahi Majikan Kejamku

Menikahi Majikan Kejamku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda
Popularitas:127.6k
Nilai: 5
Nama Author: Irh Djuanda

Laura Agatha 20 tahun merupakan gadis yatim piatu yang di tinggal di sebuah kota metropolitan. Ia mengabdi kepada satu keluarga terkaya di kota tersebut sudah hampir 5 tahun lamanya.

Majikannya seorang blasteran Indo Belanda yang berdomisili sejak tahun 90 an. Awalnya ia hanya ia hanya menjadi baby sitter cucu majikannya yang sudah renta itu.

"Laura, kau sudah siap nak?" ucap nyonya Laurent kepada Laura.

Laura hanya menatap wanita tua itu, matanya berkaca-kaca. Ia ingin menolak pernikahan ini. Ya! Laura terpaksa menikahi anak majikannya itu. Yang tak lain dan tak bukan ayah dari anak yang selama ini di asuhnya.

"Kemari lah, penghulu sudah tiba. Kau akan segera melangsungkan izab kabul" sambung nyonya Laurent.

Laura bangkit dan mendekati wanita tua itu, ia berjalan beriringan dengan wanita itu. Laura melihat ke kanan dan ke kiri, di sana hanya terdapat beberapa kerabat yang hadir menyaksikan acara sakral tersebut.

Laura di persilahkan duduk di samping anak majikannya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30

Laura terbangun malam itu, tenggorokan nya terasa kering. Ia tak melihat Damian di sana. Laura mengambil air di nakas. Jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Tak berselang Damian masuk ke kamar.

Laura terkejut melihat suaminya itu. "Kau?" ucap nya gugup.

Damian menatap Laura intens. "Kau belum tidur?".

Laura mencoba tetap tenang. Ia tak ingin membuat dirinya terancam. " Aku haus! "sahutnya singkat.

Damian mendekat ke ranjang. Perlahan ia menaiki ranjang itu membuat Laura bergeser menjauh.

" Kau keberatan aku tidur di sini?".

"Tidak! Ini kamar mu kau bisa melakukan sesuka mu".

Damian terdiam ia tak lagi berbicara. Sementara Laura bangkit dari ranjang.

" Mau ke mana?"tanya Damian.

"Ambil air!" sahutnya singkat.

Damian ikut bangkit dari ranjang. Ia memutari ranjang itu dan mengambil cawan yang ada di tangan Laura.

"Berikan padaku, aku akan mengambilnya untuk mu".

Laura hanya bisa diam, ia sungguh-sungguh tak ingin membuat keributan. Dalam pikirannya saat ini Laura merasakan keanehan pada Damian. Sikapnya yang selalu berubah-ubah membuatnya sangat takut.

Selang beberapa menit Damian kembali dan memberikan cawan itu pada Laura.

"Ambil ini!" titahnya.

Laura mengambilnya dan ia menuang air itu ke dalam gelas. Sementara Damian duduk bersandar di sandaran ranjang.Melihat hal itu Laura enggan untuk naik ke ranjang.

"Laura, aku ingin mengatakan sesuatu?" ungkap Damian.

Laura mencoba tenang. "Apa yang ingin kau katakan?".

" Aku ingin rujuk!"sahut Damian singkat.

Laura menatap Damian. Ia mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Damian barusan.

"Apa maksud mu?".

" Laura, aku ingin kembali padamu?"jelas Damian.

Laura dengan jelas mendengar permintaan suaminya itu. Sementara Damian mengambil surat permohonan cerai dari dalam laci. Ia langsung merobek surat itu di depan Laura.

"Bagaimana dengan wanita itu?" tanya Laura.

Damian mengerutkan dahi. "Kau menguntit ku?".

Laura tertawa singkat. " Untuk apa?Kau aku bahkan tak sengaja melihat mu bersamanya".

"Dan aku rasa, untuk apa hubungan ini? Kau tidak akan pernah mencintaiku?" sambung nya.

Damian menatapnya. Ia tak mampu mengatakan apa pun. Damian mencoba mendekati Laura..

"Aku akan berusaha! ".

Laura balik menatap Damian. " Apa karena Adrian?".

Rahang Damian mengeras. "Mengapa kau menyebut bajingan itu?".

Laura bangkit dari sofa ia mulai tertawa sumbang. " Aku sudah menduganya! Kau cemburu, Dam? "

Damian tak mengatakan apa pun, ia hanya menatap Laura yang kini semakin menjauh. "Tetap di sana. Atau aku akan memaksamu!"

Laura berhenti melangkah. Sementara Damian mendekat ke arahnya. "Kau istriku! Aku masih berhak atas dirimu! Kau mengerti!".

Damian kembali mencengkram lengan Laura. Sehingga Laura meringis kesakitan.

" Kau menyakitiku, Dam?".

Damian melepas pegangannya."Aku ingin kau menjauhi bajingan itu!".

Setelah mengatakan itu Damian segera keluar dari kamar nya. Sementara Laura merasa sedikit lega. Laura naik ke ranjang. Dan malam ini ia tak bisa memejamkan kedua matanya. Begitu juga Damian.

***

Oek oek oek

Laura merasa pusing, tubuhnya lemas sudah beberapa kali ia ke kamar mandi. Mulut nya terasa mual dan sekarang perutnya kram.

Setelah puas mengeluarkan semua yang ada dalam perutnya Laura mencoba berjalan keluar.

Ceklek

Damian masuk ke kamar. Ia melihat Laura baru saja keluar dari kamar mandi. Wajahnya terlihat pucat. Damian mendekat ke arah Laura.

"Kau sakit? Wajah mu pucat sekali?" .

Laura menatap Damian sendu, ia sudah tak mampu mengatakan apa pun lagi. Kakinya sudah tak mampu menopang tubuhnya dan akhirnya Laura kembali pingsan. Beruntung Damian segera menangkapnya.

Damian membawa nya ke ranjang. "Laura bangun lah!" ucap Damian sambil menepuk-nepuk pipi Laura.

Damian berlari ke kamar ibunya. "Ma, Laura pingsan!" ucap Damian panik.

Mendengar itu nyonya Laurent segera menuju kamar Laura.

"Laura bangun sayang! " ucap nyonya Laurent sambil mengoles minyak kayu putih di hidung Laura.

"Cepat kau hubungi tante Selina! " titah nyonya Laurent panik. Damian segera menghubungi tantenya itu.

Selina memeriksa keadaan Laura yang masih pingsan.

"Laura tidak apa-apa. Hal ini sudah biasa terjadi pada pasien yang sedang hamil muda" jelasnya.

Mendengar penjelasan itu membuat Damian terbelalak. "Apa Laura hamil?" ucap Damian kaget.

Nyonya Laurent terdiam, sementara Selina menatap Laurent. "Kau tak memberitahunya?" tanya Selina menelisik.

"Apa Aku benar?! Laura hamil?" desak Damian.

Nyonya Laurent mengangguk. Ia tak mungkin lagi menutupi kehamilan Laura. Walau dia sudah berjanji pada menantunya itu.

"Tante harap kau tidak membuat Laura stres. Jika itu kau lakukan itu bisa membahayakan kandungannya" terang Selina.

***

Laura tersadar dari pingsannya. Ia menatap di sekeliling nya tidak ada siapa pun di sana. Laura mencoba bangkit dari tidurnya. Kepalanya terasa pusing.

Sementara Damian sedang berdebat di ruang kerja Damian.

"Katakan anak siapa Ma?" ucap Damian.

"Kau mencurigai Laura, Dam? Kau sungguh keterlaluan!" sahut nyonya Laurent geram.

"Apa aku salah! Sudah beberapa bulan ini aku tak bersamanya. Namun sekarang dia hamil? Wajar aku mencurigai nya! ".

Plak

Nyonya Laurent menampar Damian. Tentu saja Damian langsung terdiam. Sementara dari luar Laura mendengar pembicaraan mereka hati nya terasa sakit. Bulir bening telah luruh dari matanya.Damian kembali menuduhnya.

" Kau sungguh menjijikan, Dam! Aku tak tahu dari mana sifatmu ini!"tegas nyonya Laurent.

"Aku akan melakukan tes DNA!" ungkap Damian.

"Tidak perlu!" sahut Laura seketika. Nyonya Laurent dan Damian terkejut melihat Laura tiba di sana.

"Kau tidak perlu melakukan nya! Kau meragukan bayi ini bukan? Baiklah , Aku akan pergi dari sini. Aku akan mengirim kan surat cerainya nanti".

Setelah mengatakan itu Laura pergi meninggalkan mereka, sementara nyonya Laurent mengejar menantunya itu.

" Laura tunggu!".

Laura tak menggubris mertuanya itu. Ia tetap melangkahkan kakinya. Tubuhnya semakin menjauh nyonya Laurent tak mampu mengejar langkah Laura.

"Dam, kau harus menyusulnya. Kau akan menyesal Dam!" ucap nyonya Laurent histeris.

Damian tak menghiraukan nya. Ia masih tetap pada pendiriannya. Rasanya ia tak terima dengan berita kehamilan Laura itu.

Sementara Laura menangis di sepanjang jalan. Adrian melihat Laura dari kejauhan.

"Laura?"

Adrian mendekati Laura. Adrian menepikan mobilnya. Adrian mengejar Laura.

"Laura, kau tidak apa-apa?"

Laura hanya terdiam ia tak menghentikan langkahnya. Ia terus saja berjalan. Adrian mengikuti langkah Laura itu.

"Laura masuk lah ke mobil, aku akan mengantarmu!".

Laura berhenti, ia menatap Adrian. Wajahnya begitu sendu kedua matanya sudah membengkak. Adrian membawa Laura masuk ke mobil.

Laura masih menangis tersedu. Adrian hanya mampu menatap nya. Ia tak ingin mengatakan apa pun sebelum Laura merasa tenang. Adrian membawanya ke sebuah danau kecil.

Laura mengusap air matanya. Ia mencoba berdamai dengan perasaan nya saat ini. Adrian memberikan sapu tangan kepada Laura.

"Ambillah!"

Laura mengambil sapu tangan itu dan menatap Adrian.

"Bawa aku pergi! Aku mohon! Aku tak ingin tinggal di sini!" ucapnya.

Setelah mengatakan itu Laura kembali menangis tersedu Tanpa aba-aba Adrian langsung memeluk dan menenangkannya.

"Apa ya terjadi, hem?".

Laura melepas pelukannya, ia kembali menatap Adrian. " Aku ingin bercerai!"ucap Laura singkat.

1
Retno Harningsih
lanjut
Hertii Lubis
lumayan
Irh Djuanda: baca terus ya kakak sayang 💕
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Retno Harningsih
up
Irh Djuanda: Sabar kak, kita double up besok /Wilt//Rose/
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Merica Bubuk
Ada suami baik, mertua jahat
Begitu jg sbalik'y
Irh Djuanda: bener kak /Good/
total 1 replies
Arsyila Syafika
/Smile/
Muhammad Rifa'i
lanjut
Retno Harningsih
up
Jamayah Tambi
Dah jd gadis dewasa
Jamayah Tambi
hebat anak2 vero
Dewi Suntana
wahhhhkkk adriana dah ad tujuan
Retno Harningsih
lanju
Irh Djuanda: masih lebaran yaaaa
lanjutnya besok ok
total 1 replies
Jamayah Tambi
Dah mcm ceruta lain
Jamayah Tambi
Ada lg ke.Kesian Damian x kawen2.Abel ape cerita
Irh Djuanda: season 2 insya Allah kak
total 1 replies
Jamayah Tambi
Adrian dah insaf.Tidak lg membunuh
Irh Djuanda: terimakasih selalu mendukung author. Komentar kalian buat author semangat 🔛🔥
total 1 replies
Jamayah Tambi
Masa ada bersama kamu ,kau x jaga dia baik2.Wp Lukas salah kerana ambil hak orang tp dia sangat sayang pd Vero
Jamayah Tambi
siapa
Jamayah Tambi
sudahlah
Jamayah Tambi
Kok Lukas jadi PERABIOR.( perampas bini orang)
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!