NovelToon NovelToon
Membalas Sakit Hati Ibu

Membalas Sakit Hati Ibu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Keluarga / Suami Tak Berguna
Popularitas:795.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kim Yuna

Sinta tidak tahan lagi dengan perlakuan tidak baik dan semena-mena oleh Ayah dan keluarganya, terlebih mereka selalu menghina Ibunya.

Sinta yang awalnya diam saja, sekarang tidak lagi. Dia akan membalas sakit hati Ibu nya kepada orang-orang yang sudah menolehkan luka di hati Ibu.

Apa yang akan Sinta lakukan untuk membalaskan luka sakit hati sang Ibu?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 5 Hinaan Nenek

"Astaghfirulloh Bayu kamu kenapa? Bu Ibu! Bayu demamnya tinggi banget Bu!" aku berteriak-teriak memanggil Ibu di dapur.

Langsung terdengar suara langkah kaki cepat menghampiriku dan juga Bayu.

"Astaghfirulloh iya panas banget, Ibu ambilkan dulu kue dan juga obat untuk pertolongan pertama supaya panas nya reda." Sahut Ibu kembali berlari keluar kamar Bayu.

"Ya Allah kamu ini, ada-ada aja pakai sakit segala. Padahal Ibu udah gorengin gorengan dan juga membuat kue untuk di jual oleh kita." ucapku membatin.

Tapi menurut ku wajar sih Bayu sampai demam seperti ini, mungkin efek dari perkelahian Bayu dan juga Ayah, semoga Ayahku juga sakit seperti Bayu agar adil.

"Ini Nak, makan dulu!." Ibu mendudukan Bayu di kasur dan supaya Bayu bisa bersandar di tembok.

Bayu pun makan dengan perlahan kue yang Ibu berikan. Setelah selesai ia minum obat.

"Bayu, kamu jangan sekolah dulu yah. Kamu juga punya luka lebam di wajah, Ibu khawatir."

"Kalau Bayu nggak sekolah nanti ngga bisa jualan dan bantu Ibu." lirih Bayu.

"Tidak apa-apa biar semuanya kakak yang bawa, kamu di rumah saja, istirahat." ujarku menenangkan Adikku itu.

"Emang bakalan laku semuanya? kakak kan galak nanti malah pembeli nya pada kabur karena kakak teriakin. Hehehe."

"Kamu lagi sakit, bisa-bisa nya meledek kakak yah. Awas kamu kalau udah sehat!," gemas ku dan berpura-pura ingin menoyor kepala nya itu.

"Sudah-sudah, sebaiknya kamu juga siap-siap Sinta dan kamu Bayu sholat dulu lalu istirahat, walaupun kamu sakit tapi kewajiban kita sebagai seorang muslim tidak boleh terlewatkan." ujar Ibu.

"Baik Bu." Jawab kami serempak.

***

Pukul enam kurang, dagangan telah siap untuk ku bawa ke sekolah. Aku pergi ke sekolah biasa memakai kendaraan roda dua, karena jarak sekolah ku lumayan jauh.

"Kamu hati-hati, jangan karena jualan kamu belajar jadi tidak fokus." ujar Ibu padaku.

"Siap Bu." Aku mengacungkan jempol kanannya ke arah Ibu. "Ibu juga hati-hati di rumah yah, Ibu juga harus bisa melawan keluarga Ayah jika mereka sudah bertindak keterlaluan." Ibu pun tersenyum mendengar ucapanku.

"Hei sini Sinta!." teriak Ayah dari rumah Nenek.

Aku datang menghampiri Ayah karena aku masih harus bertindak sopan sebagai seorang anak. Jika mereka sudah keterlaluan baru aku lawan.

Kulihat di samping Ayah ada Nenek yang sedang duduk di kursi teras sembari menatapku sinis.

"Kamu bawa apa itu ke sekolah? Oh pantesan kamu kemarin belanja banyak, kamu mau jualan makanan kampung ini? Gak level banget sih!." sinis Nenekku.

Aku heran kenapa kok bisa aku punya nenek yang suka sinisin cucu nya? Untung aku udah kebal dan nggak cengeng, di ketusin atau di marahin oleh Nenek aku sudah biasa dan bodo amatlah.

Ibu memberikan kode kepadaku agar tidak memperdulikan ucapan mereka.

"Kalau gitu Sinta pamit dulu yah Bu. Ingat kalau ada orang Gila yang mengganggu Ibu, Ibu harus melawan dan hajar mereka satu persatu." ucapku sedikit berteriak supaya Ibu mendengarku sekaligus menyindir kedua orang di hadapanku ini.

"Jangan dulu pergi kamu Sinta, kebetulan kamu bawa gorengan dan kue. Jadi kami tidak perlu membeli, berikan saja semua itu pada kami!." pinta Nenek tidak tahu malu.

"Minta? Beli dong kaya orang susah aja minta-minta, Nenek fakir miskin? gak sekalian aja bawa mangkuk kecil terus duduk di pinggir jalan? udah ah aku mau pergi dulu, takut kesiangan." ejek ku pada Nenek yang tidak tahu malu.

Bukannya tadi Nenek bilang ini makanan kampung? tapi malah minta makanan kampung ini, terus apa tadi bilang nggak level. Kalau bukan orang tua, ingin rasanya aku robek tuh mulut Nenek, bisa-bisanya dia minta makanan setelah menghina makanan ini.

"Hei Sinta! Ayah masih bicara denganmu. Ipah bilang pada anakmu bahwa aku ingin kue dan gorengan yang dia bawa di box ke rumah Ibuku. Di rumah masih ada sanak keluarga yang ingin sarapan. Jadi gorengan dan kue biar aku yang bawa ke rumah Ibu." Aku naik pitam mendengar penuturan dari Ayah.

"Boleh, semuanya Rp. 500.000, kalau Ayah mau bawa semua nya Ayah harus bayar sesuai nominal yang aku sebutkan." timpalku.

Padahal harga gorengan semuanya itu cuman Rp.400.000 tapi tak apalah tambahin sedikit, Ayah kan orang nya pelit dan aku juga tidak terlalu berharap tuh. Mana mau Ayah mengeluarkan uang sebanyak itu.

"Eh kamu sama Ayah sendiri malah hitung-hitungan seperti itu, nggak ingat kalau kamu bisa sekolah sampai SMK itu uang dari Ayahmu hah!." Balas Nenek dengan kasar.

Aku sempat berpikir apa Nenek tidak kesakitan tenggorokan nya karena berteriak-teriak seperti itu, entah mengapa sejak kemarin Nenek dan Ayah sangat terlihat membenciku, padahal sebelumnya Nenek dan Ayah hanya akan bersikap tidak baik pada Ibu saja. Apa mungkin karena aku kemarin sedikit melawan nya yah?, ah masa bodoh, siapa suruh sudah menghina Ibu ku. Aku juga tidak ingin di sayang sama orang macam Nenek dan Ayah.

"Aku ngga minta tuh!" ucapku ketus.

"Makanan kampung gitu aja sombong, seenak apa sih masakan Ibu mu paling juga keasinan, mana laku di jual?." ucap Nenek sembari terkekeh.

"Nenek kalau nggak suka ngga usah menghina makanan Ibu dong. Ngga inget kalau tiap hari minta di masakin Ibu? Besok-besok Ibu ngga usah masakin Nenek lagi Bu." ucapku.

"Eh, eh ngga bisa gitu. Kalau bukan Ibu mu yang masak, siapa lagi dong? Ibu mu kan pembantu gratisan, walaupun yah masakan nya nggak seenak dengan makanan di restaurant." hina Nenek pada Ibu.

Tangan ku sudah terkepal ingin sekali meninju wajah Nenek, namun aku harus bisa menahan amarah ku.

Kulihat Ibu menggeleng-gelengkan kepala pertanda aku harus berhenti.

"Sudah, Nek. Jangan menghina Ibuku lagi. Aku nggak akan diam kali ini."

"Ibu tutup pintu nya yah jangan sampai ada orang Gila masuk rumah. Aku pamit dulu Assalamualaikum."

Sudah tua bukannya taubat ini malah semakin menjadi. Masih pagi aku sudah kehilangan mood gara-gara mereka.

"Hei dasar cucu durhaka, kurang ajar sekali kamu. Awas yah!. Bagas kau urus tuh anakmu lama kelamaan dia semakin kurang ajar sama Ibu."

Sebelum mendengarkan amukan Ayah, aku sudah menstalter motor ku dan melajukan meninggalkan rumah.

Selama di perjalanan, aku berusaha untuk tidak memikirkan hinaan Nenek. Aku harus semangat pagi ini untuk mendagangkan gorengan dan kue buatan Ibu nanti di sekolah. Mudah-mudahan jualan ku nanti di sekolah laris manis. Aamiin.

.

.

.

Bersambung

1
Anonymous
Banyak nenek2 yg berkelakuan seperti setan ini.semoga kita semua dihindarkan dari kekejaman mertua rasa neraka.
Julik Rini
saripah oh saripah
Irmawati
Luar biasa
Dewi Yanti
si ibu nya hrs di ruqiyah itu mh kena pelet kayanya, soalnya cinta mati bgt sm bapak nya sinta.. pdhl udh di hina" gt msh aja mau bertahan,anak" nya aja udh g tahan
maria handayani
/Grin/
Dewi Sabriani
Luar biasa
Achakajayes
Hai kak aku kasih boom like nih, cerita nya bagus 🥰💕 suka deh
Inoy
cerita nya udh lumayan bagus, tp sayang banyak bertebaran typo, kata2 yg bikin sebuah kalimat jd tdk bisa aq mengerti maksud nya apa, nama2 tokoh yg gonta ganti bikin aq pusing baca nya..
awal nya mo aq skip tp terlanjur udh jauh baca nya..

utk ka author nya tolong d revisi lg, kasian ma para reader yg baru nemuin ni cerita pengen lanjut baca..krn aq ngerasain sendiri baca novel nya jd g nyaman dn g enjoy bgt...
Inoy
banyak typo dn kalimat yg g aq ngerti maksud nya apa..
Inoy
koq aq g ngerti y yg bagian ini?? 🤔
Inoy
iih tegang jg y bagian nganterin adel k kampung..😱
Inoy
maaf ka,,koq y dr awal baca banyak bgt typo dn salah ngasih nama..aq jd bingung baca nya...
Inoy
perasaan d awal cerita ibu nya bagas bukan romlah deh namanya...🤔
Inoy
bos ayah kamu tuh bisa d kadalin, jd marah nya cuma sebentar sin...
Inoy
skarang lain lg nih panggilan nya jd papa 🤦‍♀️
Inoy
aq bingung ma citra,,wkt k mall bwt beli kado manggil k ortu nya ayah ibu..skarang jd mamih papih..
yg benar nya yg mana kaaa??
soal nya aq tipe pembaca yg klo ad yg beda suka gregetan pengen ngebetulin....😁
Inoy
bagus buu jangan diam aj..jangan biarkan orang2 menghina ibu termasuk suami ibu...
Inoy
baru baca udh sedih gini cerita nya..🥺
Erlina Candra
Luar biasa
Oksje Rorimpandey
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!