Tiara pergi ke kantor catatan sipil menemani bibinya yang akan bercerai dengan suaminya. Siapa sangka seorang pria menarik tangannya dan memperkenalkan dirinya sebagai calon istri pada seorang wanita tua yang berada di sebuah kursi roda.
"Ibu, dia calon istriku. Aku pasti akan menikah lagi, dan memberikan Andrew seorang ibu. Sekarang ibu sudah mau di operasi kan?" tanya pria yang menggenggam erat tangan Tiara.
"Eh, pak ini apa..."
Mata Tiara melebar, pria itu menciumnya. Begitu saja. Lalu berbisik pada Tiara.
"Bekerja samalah dengan ku. Aku akan berikan apapun yang kamu mau!"
"Wah, kalian benar-benar mesra. Baiklah, kalau begitu langsung masuk saja. Ibu baru mau dioperasi kalau kalian sudah dapat sertifikat pernikahan!"
Rahang Tiara nyaris jatuh.
"Me.. menikah? nyonya, aku masih SMA" kata Tiara tergagap.
Pria matang dan dewasa yang menciumnya tadi cukup terkejut.
'Dia masih SMA?' batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Pagi hari yang cerah di sebuah gang yang sedang ramai terdengar suara orkestra sapu lidi. Dimana para ibu-ibu sedang menyapu halaman mereka dengan sapu lidi, seolah sedang berlomba. Padahal gak juga.
Ada yang menyapu dengan santai, karena memang tidak ada yang harus dikerjakan setelah itu. Ada yang menyapu dengan terburu-buru, karena masih banyak pekerjaan yang menunggunya. Ada yang menyapu dengan suara keras, berusaha membangunkan suaminya yang kerjanya cuma molor saja.
Ada juga yang menyapu dengan sangat hati-hati. Itu menantu yang mertuanya galak, kalau nyapunya bersuara keras, suka diomelin sama ibu mertuanya. Berbagai macam pokoknya ada di gang itu.
Dan di sebuah rumah, sejak tadi Seruni sudah melirik curiga ke arah kakak beradik yang biasanya tidak akur di pagi hari. Tapi mendadak menjadi sangat dekat dan suka bisik-bisik mencurigakan.
"Mbak, ini kecapnya segini?" tanya Rose yang menuangkan kecap di tumis telur ceplok yang ada di atas wajan.
Seruni melihat ke atas wajan lalu mengangguk.
"Ros, Ros. Lihat deh dua anak itu! tumben mereka gak sikut-sikutan di meja makan. Ini mencurigakan!" kata Seruni.
Rose mengernyitkan keningnya.
"Ih, mbak nih aneh ya. Anak-anaknya pada akur kok malah curiga? bagus dong!" kata Rose yang segera menutup kembali botol kecap di tangannya.
"Gak rame Ros, gak seru kan?" tanya Seruni.
Rose menatap bingung ke arah kakaknya.
'Wah, fix ibu sama anak sama gesrekknya. Jadi ngeri ketularan!' batin Rose.
Tak lama, Fathir pun datang ke ruang makan.
"Nanti Tiara berangkat sekolah bareng ayah, ayah mau ke jalan Kecapi..."
"Gak usah ayah, Tiara berangkat sama mas Fathan!" sela Tiara melambaikan tangannya beberapa kali.
Fathir yang baru mau duduk, nyaris tidak jadi duduk karena cukup terkejut. Tapi, kemudian pria paruh baya itu pun duduk juga.
"Tumben, biasanya kamu gak mau. Mas mu kalau bareng kamu suka ngomel katanya, takut telat sampai kantor!"
"Enggak kok yah, nanti Fathan sama Tiara berangkatnya agak cepat saja. Jadi gak akan telat!" sahut Fathan.
Seruni meletakkan mangkuk berisi lauk di atas meja makan.
"Kelian berdua ini gak lagi menyembunyikan sesuatu dari ayah dan ibu kan?" tanya Seruni.
Tiara langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Enggak lah Bu" jawab Tiara cepat, "iya kan mas!" kata Tiara lagi menepuk lengan kakaknya yang duduk di sebelahnya.
"Iya, enggak ada bu. Kalau kita bohong, biar Tiara dapat suami duda!" kata Fathan.
"Ha ha ha" Rose spontan tertawa.
"Hais, kamu ini. Bujang banyak ngapain nikah sama duda!" kata Seruni yang langsung duduk di depan Tiara.
Tiara menelan salivanya sudah payah. Ibunya benar-benar terlihat tidak senang dia menikah dengan duda. Tapi bagaimana? dia bahkan sudah menikah dengan seorang duda sekarang.
Tiara menggigitt sendoknya, dia benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi ibunya nanti, begitu Nicholas datang ke rumahnya. Dan mengatakan mereka sudah menikah.
"Bu, misalnya dudanya kaya gimana?" tanya Fathan yang membuat Tiara melebarkan matanya.
Bisa-bisanya kakaknya bertanya seperti itu pada ibunya.
"Mas..." ucap Tiara pelan.
"Sekaya apa? di kampung ini paling duda kaya itu cuma pak Dullah itu. Juragan solar itu kan. Mana ada istri yang betah nikah sama dia, anak-anaknya itu mana mau ada orang lain yang ambil harta ayahnya. Pokoknya yang namanya duda, apalagi punya anak, ribet urusannya. Bisa makan hatii, kurus kering...!"
Tiara sedikit bergidik ngeri. Karena kata Will, Nicholas juga sudah punya anak. Dan anaknya sudah remaja.
'Aduh, makan hatii. Kurus kering, ngeri kali lah!' batin Tiara.
"Jadi ibu gak setuju?" tanya Fathan lagi.
Tiara yang mendengar kakaknya kembali bertanya tentang hal seperti itu pada ibunya. Ingin rasanya melemparkan sendok di tangannya ke jidat Fathan.
"Ya jelas enggak bakalan setuju, emang siapa yang mau nikah sama duda? kamu? kamu belok Fathan?" tanya Seruni.
"Amit-amit!" timpal Fathan dengan cepat.
"Ha ha ha" Rose sejak tadi tidak bisa berhenti tertawa.
Sedangkan Fathir, seperti biasanya. Pria itu hanya bisa memijat pelipisnya dan geleng-geleng kepala.
"Fathan belok! ha ha ha, belok kemana kamu Fathan?" tanya Rose.
"Ya enggak lah Bi, kan Fathan juga cuma tanya" elaknya.
"Awas saja kalau kamu juga sama jandaa ya Fathan, gadis banyak lah. Kasihan mereka yang masih jomblo!" kata Seruni lagi.
Hingga sarapan pagi itu selesai, dan Fathan menggentarkan Tiara ke rumah sakit.
"Ini rumah sakitnya?" tanya Fathan.
Tiara mengangguk cepat. Dan menyerahkan helm yang tadi dia pakai pada kakaknya.
"Iya, mas. Aku masuk dulu, mas berangkat kerja saja. Nanti terlambat!"
"Oke! ingat bisnis kita ya!" kata Fathan yang lantas meninggalkan tempat itu dengan motornya.
Tiara masih memicingkan matanya ke arah Fathan.
"Dih, orang mah mau pergi tuh harusnya bilang 'hati-hati kamu adikku di dalam' ini malah 'ingat bisnis kita'. Ngatain aku matre lagi!" omel Tiara sambil berjalan ke arah lobi rumah sakit.
Langkah Tiara tertuju pada pusat informasi. Meski dia tidak tahu nama ibunya Nicholas. Tapi dia rasa mereka pasti tahu, karena ruangan tunggunya saja kemarin sangat bagus.
"Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu!"
"Selamat pagi, eh...."
Tiara baru saja membalas sapaan dari petugas di pusat informasi itu. Tangannya malah ditarik oleh seseorang.
"Tiara, kamu sakit?" tanya Andrew yang tiba-tiba saja menunjukkan wajahnya yang terlihat cemas di depan Tiara.
Tiara juga cukup terkejut melihat Andrew di rumah sakit. Otak Tiara yang kecil itu langsung bekerja dengan sangat keras.
'Aduh, gak mungkin kan kalau aku biarkan Andrew tahu, aku sudah menikah. Kesini mau cari ATM berjalan ku. Gak mungkin, gak mungkin!' batinnya.
Tiara langsung menarik tangannya yang dipegang Andrew.
"Enggak, aku lagi... lagi...!"
"Lagi apa? jenguk teman sakit? siapa?" tanya Andrew penasaran.
Tiara juga segera menggelengkan kepalanya.
"Enggak juga, iseng aja. Ya udah ya, aku ke sekolah. Nanti terlambat!" kata Tiara yang langsung menghindar dari Andrew dan berlari keluar dari rumah sakit.
Sementara Andrew terlihat bingung.
"Iseng? ada orang ke rumah sakit, iseng?" gumamnya tak habis pikir.
Tapi, karena Andrew harus menemui neneknya. Maka dia tidak mengejar Tiara. Toh, mereka akan bertemu nanti di sekolah.
***
Bersambung...
malu Ama umur pak? tengah jalan di culik anak mu baru tau rasa🫣
kalau tuan nya ditalak 3😜🤣🤣
kira kira Tiara akan nurut gak ya 🤔🤔
jadi gaes,selama masih bisa dengerin Omelan mamah kalian
nikmati aja. percayalah ketika itu sudah ga kedengaran. rasanya malah hampa🥹
tapi ada benernya si
tapi..kalau mau disalahkan,ya bibinya
ngapain anak gadis ditinggalkan sendirian
kangen mamah ku🥹🥹🥹
tapi emang beda sih horang kayah smaa yg kayah" pas dulu cari receh di Singapura laki CEO bininya setara lah pergi cuma pakai sederhana make up pun tipis
pasti klu Andrew tau ya cuman dikit ada perang dunia ke3😃😃
biar seruuu
aku mau tau si Andrew playboy cap Kampak itu Tau mantannya jadi ibu tiri 🤣🤣😜
ug bertanggung jawab,penuh dukungan Ampe kadang rada jorokin.
Ama bau uit lah kyk om nicho🫣😜🤣
kalau mau ngurusin pernikahan Tiara itu gampang tinggal nanti aja setelah Tiara lulus bikin resepsi mewah, kan menantu mu si gapura kabupaten orang kaya tujuh turunan 🤣
bener apa enggak belakang
🤣🤣