Duda Ganteng Ku

"Hiks ... Hiks ... Nona Delisa sayang ..." tangis bi Romlah pecah ketika melihat Delisa yang baru saja turun dari mobil.

Bi Romlah berlari mendekati lalu dengan cepat memeluk Delisa dan membawa nya masuk ke dalam rumah.

"Bi Romlah udah dong nangis nya, baru juga di tinggal satu bulan hehehe ... " ujar Delisa mengusap air mata di pipi bi Romlah.

"Satu bulan berasa dua tahun non, kami di siksa selama ini oleh bu Rosa ..." jelas bi Romlah sambil mengelap air mata nya lagi menggunakan lengan baju nya.

"Ahh iyaa ... bu Rosa sekarang lagi dimana bi?" tanya Delisa yang tidak tahu semua beritanya, ia hanya sibuk bekerja, makan dan tidur saja.

Bi Romlah mengernyit kan dahi nya, "Bu Rosa di tangkap polisi, nona tidak tahu? Emm baru kemarin lusa kejadian nya." ujar bi Romlah memberi tahu, Delisa mendengarnya ternganga kaget.

Uhuk ... Uhuk ...

Delisa tersedak angin karena terlalu lama membuka mulut nya.

"Minum dulu non." ujar bi Romlah memberikan gelas berisi jus strawbery kesukaan Delisa.

"Terimakasih bi," Delisa meminumnya dengan cepat.

"Bu Rosa di tangkap? Kasus apa bi? Delisa baru tau sekarang, ini juga tau nya dari bibi." Delisa menaruh gelas kosong dan menatap bi Romlah meminta penjelasan.

"Kata nya sih selingkuh sama suami orang, tapi ngga tau juga ... Berita nya belum jelas." Bi Romlah sambil berpikir kembali, "Kalo ngga salah sama Pak Malik Sanjaya yang terkenal itu loh non ..." sambung bi Romlah lagi membuat Delisa tak percaya apa yang di katakan nya.

"Apa?! Sama pak Sanjaya?" teriak Delisa tidak percaya.

"I... Iya non, tapi tidak tau kasus nya seperti apa."

"Yakin bi sama pak Sanjaya? Salah baca kali." Delisa lagi-lagi meyakinkan.

"Iya bener non bibi ngga salah lihat." kata bi Romlah.

"Memang kenapa non?" tanya bi Romlah lagi.

Delisa pun menceritakan semua nya kepada bi Romlah di akhiri isak tangis dari cicit Delisa, bi Romlah berusaha menenangkan Delisa dengan mengelus punggung serta memeluk nya.

"Sudah non ngga papa ... Nona bisa tinggal disini dulu, lama juga gapapa. Lagian rumah ini juga di beli hasil dari penjualan perusahaan ayah mu non" terang bi Romlah, membuat Delia kembali menangis.

"Hiks ... Hiks ... Iya bi ... Hiks."

"Sudah jangan menangis lagi, bibi punya temen baru loh nama nya bi Aam tapi dia sedang ke supermarket dari pagi sampai sekarang ngga pulang-pulang lagi keasyikan dia."

"Iya bi, Delisa mau istirahat dulu boleh? Nanti sore tolong bangunin ya bi." ujar Delisa menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Kemudian bi Romlah pun mengantarkan Delisa ke kamar yang sudah ia siapkan sejak kemarin.

***

Di sisi lain, Roy yang tengah sibuk membersihkan meja nya yang penuh kertas berserakan, tiba-tiba ia di kejutkan oleh bocah kecil di samping nya.

"Tuyul ... Tuyul ..." teriak Roy kaget.

"Eh Nona Aurel ... sudah ada disini saja hm?" sambung Roy.

"Om Roy ... Aurel tadi cari Dady tidak ada, kemana Daddy?" tanya Aurel menggoyangkan kaki Roy yang sedang duduk.

"Daddy mu lagi sibuk di bagian setoran uang, nanti Daddy dateng lagi kok tenang saja ... Kemari Aurel sama om Roy dulu disini sambil menunggu Dady kembali." Roy menepuk kursi kosong di samping nya.

"Lama tidak Om? Mau nyusulin Daddy saja ah ... Ayok om anterin Aurel ketemu Ddady." rengek Aurel membuat Roy mau tak mau harus mengiyakan.

"Sebentar lagi pulang Non ... sudah sore juga," jelas Roy tapi tak membuat bocah itu tergoyah.

"Ahh Om Roy pelit! Nanti Aurel aduin nih sama Daddy!" Aurel mengancam Roy.

"Eh iya iya, jangan begitu ya Non ... Ya sudah ayo Om Roy antar." ujar Roy sambil menggendong Aurel lalu turun menuju bagian laporan keuangan.