NovelToon NovelToon
DEMI KAMU,NAK

DEMI KAMU,NAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Nikah Kontrak
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: sunflowsun

Pemerkosaan yang terjadi di masa lalu menciptakan trauma yang hebat dalam diri Viela.
Namun, seiring berjalannya waktu, sekali lagi semesta mempertemukannya dengan seorang pria yang menyambut dia dan tak mempersalahkan masalalunya.

Desakan orang tua dan saudaranya memaksa Viela untuk segera mengiyakan maksud dari pria itu. Namun,Viela masih meragu dan memilih untuk menjalani hubungan sebatas pertemanan dulu. Hingga suatu hari keluarga dan pria itu sekongkol untuk membuat sang pria tidur dengan Viela. Dengan begitu kedepannya tak mungkin lagi Viela bisa menolak lamaran sang pria.


Apakah rencana mereka berhasil?
Dapatkah dengan cara itu trauma yang dalam diri Viela bisa teratasi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sunflowsun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pulang

"Nek..." Vei menyalam tangan keriput wanita tua. "Terimakasih, Nek! Vei pamit pulang! "

Nenek merangkul tubuh Vei, sayang. "Datanglah jika kau ingin datang kesini lagi ya, nak? kamu selalu diterima di sini. Rumah Nenek, juga rumahmu! Sesekali datanglah berkunjung, yah? " bujuk Nenek.

"Iya, Nek! " Vei melepas pelukan, dan mengambil bekal makan yang telah Nenek siapkan untuknya.

Ekor mata Piter melihat Vei telah naik Bus.

Tak sengaja Vei juga melihat kehadiran Piter yang tak jauh dari mereka.

Pak supir memberi aba-aba untuk segera bersiap-siap untuk keberangkatan.

Vei melambaikan tangan dari jendela kaca pada Nenek. Air mata Nenek menetes melepas kepergian Vei. Vei tersenyum dan lambain pun tak terlihat lagi.

***

"Aku pulang... . " Ucap Vei memasuki rumah.

Tak ada yang menjawab, padahal jelas Orang tua dan saudari-saudarinya ada di sana.

Hanya lirikan ekor mata yang memandangnya dengan hina.

Vei lanjut melangkah langsung ke kamarnya.

Terkunci.

"Nah! " Adek memberi kunci kecil pada Vei dan langsung berlalu.

Vei masuk ke kamarnya, namun semua sudah berubah.

Kamar yang dulunya di hiasi dengan poster-poster hewan laut dan keindahan alam, tak lagi di sana. Semua berubah. Lemarinya pun tak lagi berisi pakaiannya, sudah terisi dengan pakaian Adek semua.

Boneka beruang hijaunya bahkan tak lagi memiliki telinga lagi. Boneka ulatnya juga sudah terpotong antenanya. semua barang miliknya yang tersisa telah dengan sengaja di rusak. Vei tak mudah memiliki semua barang itu, ada keringat dari kerja kerasnya untuk semua pencapaian itu. Tak mudah!

Pakaian branded nya ternyata masih di lemari. Namun, pakaian hariannya tak lagi terlihat di sana.

Tangan Vei menyelisik diantara lipatan-lipatan pakaian. Mana kala ia akan menemukan pakaiannya lagi.

Bau keringat dan gerah karena berjam-jam di bus, membuat Vei memutuskan untuk segera mandi.

Selesai mandi, Vei merasa mual.

'Asam lambungku kambuh lagi, mungkin karena kelelahan perjalanan tadi. ' Batin Vei.

Vei mengeringkan rambut, Namun telapak kakinya terasa belum memijak langsung lantai.

'Dingin sekali. ' Vei mengambil sepasang kaos kaki dan memakai sandal beruangnya yang masih ada tersimpan di anak lemari.

Vei dengan pakaian tertutup di tambah dengan hoodie birunya, bergerak ke dapur untuk mengisi perutnya sebelum asam lambungnya makin naik.

Vei dengan berjuta pertanyaan di pikiran, mencoba menenangkan pikirannya sebelum asam lambungnya semakin naik.

'Makan dulu, kita tak punya tenaga untuk saat ini! ' Ucap Vei dalam dirinya.

Vei melihat lauk dan pauk di lemari makanan. Namun, rasanya tidak selera ia mengambil. Malah rasa mual muncul kala melihat makanan bersantan itu.

Satu sendok nasi dan segelas air putih. Itu saja yang ia ambil. Tak selera, namun lambungnya perlu untuk diisi.

Satu sendok nasi, satu teguk air mineral. Satu sendok nasi lagi, satu teguk lagi air mineral, begitu seterusnya hingga kini ia telah menghabiskan nasi di piringnya.

Vei kemudian masuk ke dalam kamar. Suasana orang rumah masing bungkam pada Vei. Entah pandangan macam apa yang mereka pandang kan pada Vei. Vei tak paham.

Tubuh Vei sangat lelah, lebih lelah lagi pikirannya. Ingin melampiaskan beban pikirannya segera, tapi lambungnya juga bagai terisi pisau jika ia terbawa emosi nantinya.

'Sudahlah, Vei. Besok saja, yah? Aku ngantuk, biar besok saja kita bahas ini dengan mereka! ' Batin Vei.

Vei melihat lingkaran yang menunjukkan pukul tujuh lewat lima belas menit.

Vei menarik selimut. Matanya sangat berat. Sangat mengantuk.

"Aku mau masak mie goreng telur. Ada yang mau, ngak? " Tanya Adek berdiri dari tempat duduknya.

"Kalau tinggal makan, siapa yang ngak mau! buatlah! " Ucap Kakak tertua/pertama yang juga duduk di teras.

"Hum! Aku mau jugalah. Dietnya besok ajalah itu! " Tambah Kakak kedua.

Mama juga menyetujui.

Soal bapak, jangan di tanya. Malam begini seperti biasanya masih nongkrong di luar.

" Satu, dua, tiga-" Adek menghitung, "dan di tambah aku, empat porsi berarti! " mengangguk-angguk. " Tiga bungkus di tambah dengan sayurannya udah cukuplah itu untuk empat orang! Baiklah. " Adek melangkah ke dapur dan memulai menyiapkan semua bahan.

"Pertama, ongseng dulu telurnya! " Gumam Adek.

"Hum! lima telur biar lebih nendang! "

Adek memecahkan satu persatu telur dan memasukkannya ke minyak panas di wajan.

Sejumput garam di tambahkan nya pada telur.

"Gongseng! Gongseng! " Ucap Adek seolah sedang menyoraki pemain sepak bola.

***

"hmm! Aroma ini! " Vei terbangun dari tidurnya. Melirik lingkaran yang setia menempel di dinding, Masih pukul tujuh lewat empat puluh lima menit.

Yang artinya Vei tertidur baru tiga puluh menit.

"Hoekkk! Aduh mual sekali... " Vei mengibas-ibaskan tangannya.

Matanya mencari sesuatu sebelum ia memuntahkan sesuatu dari perutnya.

Tak sempat lagi untuk keluar. Vei mengambil asal kain yang di lihatnya.

Menutup mulutnya dengan kain dan bergegas lari ke toilet.

"Hoekkk! Hoekkkk! Hoekkkk! " Hanya mual, tapi tak kunjung muntah juga.

Rasa-rasanya seperti tersangkut di dada saja.

"Hooeeekkkkkkkkk! " Veli memuntahkan semua makanan yang di makannya tadi.

Rasa perih di tenggorokan dan hidungnya membuat Vei sampai mengeluarkan air mata.

"Hoekkk! Hoekkk! Hoekkk! " Lagi-lagi Vei mual. Tak tahan dengan aroma itu.

"Ini, Kak. Minum dulu! " Memberikan segelas air hangat.

Vei menerimanya, sedikit melegakan. Namun, aroma itu masih memenuhi ruangan, membuatnya menutup indra penciuman nya.

Pandangan Adek langsung berubah.

Kompor yang tadinya dinyalakan dengan api kecil, langsung di matikan nya. Menutup rapat masakannya. Lalu beranjak ke teras. Membicarakan sesuatu yang di pikirannya. Kemudian dengan cepat ia dan kakak kedua beranjak pergi dengan motor.

Vei mengambil ember kecil, dan air minum dalam botol. Mana tahu akan muntah lagi, dia tak ingin mengotori lantai atau tempat tidurnya. Yap! jalan pintas yang ia temukan adalah ember kecil.

Kaos kakinya sudah basah. Dengan segera Vei mengganti. Satu hoodie tak terasa hangat di tubuhnya kini, Vei mencari jeket tebalnya. Dan dapat.

Rasa tak nyaman memenuhi dirinya. Makanan yang belum lama ia makan, sudah fi muntah kan saja. Dengan perut kosong begini, bagaimana ia akan bisa tidur. Menunggu keadaan tubuhnya sedikit membaik, Vei menarik selimut dan melipat dua. Menyelimuti tubuhnya dan barulah terasa sedikit kehangatan di sana.

"Apa beban pikiranku terlalu berat? Sampai-sampai mual begini? " Gumam Vei. "Padahal biasanya kalau pun kambuh, makan nasi saja, takkan sampai muntah begini. "

Vei mengkusut-kusut telapak tangan dan telapak kakinya berganti-ganti.

Suara ketukan terdengar dari pintu kamar Vei.

"Kak! oh Kak? Mama mau bicara, katanya! " Seru Adek dari luar pintu kamar Vei.

"Iyah. Sebentar! " Veli beranjak dari tempat tidur.

Lalu mengikuti langkah Adek dari belakang.

Duduk di antara saudari-saudarinya yang lain.

"Coba dulu ini! " suruh Mama menaruh tiga benda kecil ke depan Vei.

Vei terkejut dengan benda yang di tunjukkan di depannya kini.

Membuatnya mengingat kejadian yang menyakitkan masa yang belum lama ini.

'Mah? - " Ucap Vei.

"Cobalah dulu, Vei" Ucap Kakak pertama lembut.

"Ayok, biar Kakak yang menemani! " Kakak Kedua merangkul Vei.

1
Nurfiza Tarigan
ceritax sih seru tpi,,,,,,,,,,
Astin
aku mampir kak, semangat.
anggita
trus berkarya tulis👏
anggita
👍👍..
anggita
like👍+ hadiah iklan☝.. utk author. smoga sukses novelnya👌.
Sunflowsun🌻
Terimakasih atas dukungan positifnya🌻
lyaa
Ini baru novel keren, author kudu bangga!!
Ryner
Sukses terus, sekali baca novel author bikin nagih terus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!