Azzura. Seorang gadis yang memiliki kekuatan super namun hidupnya berakhir tragis. Sebuah keajaiban terjadi, jiwa Azzura ternyata masuk ke dalam tubuh Azzura Aurora, tokoh figuran dari cerita novel yang pernah dia baca. Akankah Azzura memiliki kehidupan yang layak di dalam novel tersebut atau sama saja dengan kehidupannya di dunia nyata? ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Tersiksa Namun Suka
Aaron menatap Azzura seolah sedang menguliti gadis itu, padahal sebenarnya Aaron memang sudah tahu jika Azzura ini sangat istimewa, Aaron tidak mengatakan yang sebenarnya karena dia ingin Azzura sendiri yang mengatakan hal itu, Aaron sadar, dia salah karena mencari tahu seluk beluk sang istri tanpa sepengetahuan istrinya. Namun apa boleh buat, Aaron hanya ingin tahu, karena mereka juga sebelumnya tidak saling mengenal Aaron menjadi sangat penasaran. Bagi Aaron, siapapun Azzura tidak lah penting. Selama dia mau tetap berada di sisinya itu sudah cukup.
"Aku hanya bercanda. Sebaiknya kau mandi dulu. Aku akan menyiapkan pakaian untuk mu!"
Wanita itu diam seribu bahasa karena masih terkejut dengan pertanyaan Aaron. Tapi ketika dia mengingat sesuatu, Azzura kembali melotot.
"Eishhhh. Dasar cabul. Awas aja kalau sampai berani menyentuh barang-barang pribadiku."
30 menit kemudian, Azzura keluar dari kamar mandi dengan jubah mandinya, rambut panjangnya agak sedikit basah karena tadi dia lupa meminta Aaron menggulung rambutnya ke atas.
Aaron yang kala itu sedang berkutat di depan laptop langsung mendongak, dia beranjak meninggalkan laptop dan pekerjaannya. Menghampiri Azzura, meminta gadis itu untuk segera memakai pakaian.
"Tuan berbalik lah dulu!" pinta Azzura, dia tidak mungkin meminta Aaron untuk keluar dari kamar karena suaminya itu pasti akan mengamuk seperti orang gila.
Aaron menurut, dia berbalik karena tidak mungkin dia melihat Azzura dalam keadaan telanjang bulat, meskipun sebenarnya dia sudah pernah melakukan sesuatu yang lebih tapi saat itu dia terdesak keadaan. Dan Azzura juga yang meminta Aaron melakukan hal itu. Gila, kepala Aaron berdenyut membayangkan malam itu, dia mengangkat tangan, memperhatikan dan menggerakkan jemari tangannya sambil tersenyum.
"Tuan!"
Aaron berbalik, netra hazel itu mendadak tidak fokus, melihat Azzura membelakanginya dengan punggung polos tak tertutup apapun membuat Aaron gemetaran. Sejak kapan dia tremor melihat punggung wanita seperti ini, bahkan ketika dulu dia melihat wanita telanjang di club malam pun Aaron tidak bereaksi. Tidak tertarik dan malah merasa risih. Namun sekarang, semuanya seolah di jungkir balikan. Aaron meneguk saliva susah payah, dengan langkah pelan dia mendekat ke arah Azzura. Tangan itu, kedua tangannya benar-benar bergetar.
"Yang pertama Tuan!" Azzura mengintruksi agar Aaron tidak salah langkah, semuanya kepalang tanggung. Azzura sudah tidak ingin marah-marah lagi. Biarkanlah Aaron melakukan apa yang dia inginkan, jika dia ingin menjadi baby sitter untuknya, Azzura akan menerima itu. Tapi kalau sudah keterlaluan mungkin Azzura tidak akan segan lagi.
Aaron berhasil mengaitkan bra yang Azzura pakai meskipun agak lama. Ini adalah penyiksaan, Aaron hanya bisa menatap tanpa boleh menyentuh, bolehkah jika Aaron menyesal karena menawarkan diri untuk merawat Azzura, jika terus seperti ini Aaron yakin suatu saat dialah yang akan sakit.
Azzura melepaskan kain yang menyangga lengannya untuk sementara agar dia bisa memakai pakaian. "Tuan dres nya!"
Aaron mengangguk, dia mengambil dres full kancing di atas ranjang, sengaja dia mengambil dres itu untuk mempermudah proses memakai dan juga melepasnya. Masih berkutat dari belakang, Aaron memakaikan dress itu sangat telaten.
"Tuan!"
"Apa?" tanya Aaron dengan suara seraknya.
Azzura tersenyum, tipis. Habislah suaminya kali ini. Salahnya sendiri tidak membiarkan Azzura dirawat maid, jadi terima saja siksaan ini.
"Tuan hari ini aku tidak kuliah lagi?" Azzura berbalik, satu tangannya dia gunakan untuk melekatkan dua sisi dress yang dia pakai agar terhindar dari tatapan cabul suaminya.
Kepala Aaron kembali berdenyut, namun dia tetap melakukan tugasnya, mengancingkan baju itu satu per satu sampai tatapan matanya berhenti di atas dua gundukan yang begitu menggiurkan, setengah dari isi bra itu menyumbul, meskipun Azzura berusaha untuk menutupinya tetap saja Aaron bisa melihat itu.
"Matanya dijaga Tuan!"
Azzura mendelik melihat tatapan mata Aaron yang terlihat sangat lapar. Namun Azzura juga sangat senang, mengerjai Aaron seperti ini benar-benar membuatnya sangat bahagia.
"Kau akan kuliah jika sudah sembuh. Jika perlu aku akan memanggil dosen ke rumah, tidak usah kau yang ke kampus."
"Emang bisa kayak gitu?" tanya Azzura penasaran.
"Bisa lah!" Memang apa yang tidak bisa dia lakukan, memindahkan kampus itu ke rumahnya sana Aaron sangat mampu. Apalagi kalau hanya memanggil dosen.
Aaron mendudukkan Azzura di atas ranjang kemudian mengambil sisir dan juga hairdryer. Aaron sesekali menggelengkan kepala. Ini benar-benar membuat jantungnya tidak bisa berhenti berdebar. Apa yang dia lakukan kepada Azzura adalah hal baru untuk Aaron. Bibirnya menyunggingkan senyum, memainkan permainan rumah tangga ternyata juga menyenangkan. Di umurnya yang sudah menginjak 29 tahun, baru kali ini Aaron merawat orang lain karena biasanya dialah yang di rawat.
"Tuan!"
"Hmmm!"
"Apa kau menyukai ku?"
Aaron tertegun untuk sesaat, namun detik berikutnya dia melanjutkan apa yang tadi dia lakukan.
"Aku tidak tahu!"
"Hah?" Azzura mendongak menatap Aaron dengan tatapan tidak percaya. "Apa yang tidak tahu?"
"Semuanya!"
"Cih, percuma aku menanyakan ini padamu Tuan. Lebih baik aku turun saja. Aku lapar!"
Azzura meninggalkan Aaron yang masih berdiri di dekat ranjang Azzura, laki-laki itu menghembuskan napas beberapa kali. Aaron memang tidak bisa berbohong akan hal apapun. Apalagi ini kepada Azzura, dia harus memikirkan masalah ini dengan baik. Aaron tidak ingin memberikan jawaban asal-asalan. Apalagi ini menyangkut hati dan perasaannya. Aaron mungkin belum pernah memiliki hubungan baik dengan wanita manapun, jadi untuk sekarang Aaron hanya akan mengikuti alurnya saja. Kemana hubungan ini akan membawanya Aaron akan mengikuti itu.
"Maafkan aku Azzura, tapi aku masih tidak yakin dengan perasaan yang aku miliki."
Hari itu semuanya berjalan sesuai dengan apa yang Aaron inginkan, Azzura berdiam diri di rumah dan tidak melakukan apapun. Hanya menonton tv, makan dan tidur, seperti itu terus menerus. Aaron kembali tersenyum melihat Azzura yang sedang tertawa terbahak-bahak di depan tv, padahal Aaron sedang membaca dokumen dengan earphone di telinga. Dokumen berbentuk audiobook itu Aaron baca untuk melatih kepura-puraan nya. Sebelum Aaron menemukan seseorang yang telah membuatnya celaka, Aaron tidak akan berhenti melakukan misinya tersebut.
"Tuan!"
Beck berdiri di samping Aaron, sedikit membungkuk dan mulai kembali berbicara. "Bos Li sudah kita urus, lalu bagaimana dengan gedung yang dia miliki Tuan?"
Aaron mematikan earphone yang ada di telinganya. "Sebaiknya kau buat dia menandatangani surat pengalihan aset Beck, aku dengar dia memiliki hutang yang sangat besar kepada orang-orang yang kita temui kemarin. Berikan hak kepemilikan gedung itu pada mereka."
"Baik Tuan!" Beck kembali membungkuk, hendak pergi meninggalkan Aaron.
"Satu lagi Beck! Tolong urus masalah Ara, untuk beberapa hari ini, bagaimanapun caranya kau harus bisa membawa dosen yang mengajar di kelas Azzura untuk mengajar Azzura di rumah ini. Aku tidak ingin mendengar penolakan apapun. Berikan apa yang mereka mau. Berapapun yang mereka minta berikan saja!"
"Baik Tuan!"
Aaron kembali menatap Azzura, meskipun jarak mereka agak cukup jauh, tapi ini sangat menyenangkan. Bisa memperhatikan Azzura seharian membuat Aaron merasa jauh lebih tenang dan dia juga tidak harus mengkhawatirkan apapun.
kita tinggal baca dan ngoment😂
thor thank you bangeet untuk tulisan yg sangaaaat bagus.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐❤️