"Ganteng banget, pasti burungnya gede."
Penulis gila yang masuk ke dalam novel orang lain, karena malas berurusan dengan plot alay. Dia mengadopsi man villain dan menikahi second male lead.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
parasit
Yola dan Sky pergi ke rumah sakit begitu pulang dari sekolah. Mereka sengaja mengambil jalan memutar dan akan masuk lewat pintu belakang rumah sakit, tidak mau berpapasan dengan antek-antek Mahesa.
Mereka naik lift ke lantai tiga dimana ruang VIP berada, Yola membawa buah dan beberapa cemilan untuknya di dalam tas. Sky tidak membawa apa-apa, dia akan memesan gofood jika lapar nanti.
Di dalam Lift Yola dan Sky diam dengan pikiran masing-masing. Sky tiba-tiba tersenyum smirk, merunduk dan mengecup kening Yola tiba-tiba.
Yola terkesiap kaget, apalagi saat Sky mulai turun ke bawah dan memejamkan matanya. Saat Yola hendak mendorong Sky menjauh, pintu lift terbuka di lantai tiga.
Keduanya langsung memisahkan diri, tapi siapa sangka di sana sudah ada antek-antek Mahesa termasuk Senja. Yola lupa jika Mahesa anak orang kaya, sudah pasti di rawat di ruang VIP juga.
Yola dan Sky terlihat cuek dan melenggang pergi begitu saja, mereka masuk ke ruang rawat Langit dan menutup pintunya. Di dalam Sky dan Yola saling pandang, percuma sekali mereka memutar lewat pintu belakang jika akhirnya bertemu di sini.
Sky dan Yola menghampiri Langit yang sedang menonton TV, Sky masih terbaring tidak berdaya, tapi sudah terlihat jauh lebih baik lagi.
"Gimana hari ini?." Tanya Yola tersenyum.
"Biasa aja." Jawab Langit.
"Perawatnya ngurus dengan baik kan?." Tanya Yola.
"Ya, nakes laki-laki magang tadi yang dateng." Jawab Langit.
"Wah sayang banget cowo, harusnya tante-tante menor." Celetuk Sky.
"Selera lo yang begitu?." Ujar Langit melirik.
"Selera gue secantik ini kok masih di pertanyakan." Sky merangkul Yola, pamer.
Yola dan Sky duduk di sofa dengan lelah, mereka merasa sangat lelah sekali akhir-akhir ini. Ingin sekali rasanya tidur seharian penuh, Yola jadi rindu masa-masa menjadi Assa yang hidupnya hanya tidur di kamar kost sempit.
Di Luar sedang berbisik-bisik membicarakan Sky dan Yola. Senja merasa marah, ingin masuk ke ruang rawat VIP no 3 dimana Langit dirawat. Dia ingin tau siapa yang di jenguk oleh Yola dan Sky.
"Bukannya itu ruangan murid sekolah swasta yang habis operasi transplantasi paru-paru ya?." Celetuk anak buah Mahesa.
"Iya gue denger dari perawat tadi, apa itu sodaranya Sky?." Ujar yang lain.
"Nggatau, paling temennya kali." Ujar yang lain acuh.
"Ngga bisa dibiarin, kenapa mereka selalu berdua. Sebenernya siapa yang ada di dalam? kenapa sampe bisa bikin Sky ngga masuk sekolah demi dia?." Batin Senja penasaran.
"Tapi menurut gue, Sky berantem sama dia dan ngga sengaja terkena luka fatal. Makanya dia disini buat tanggung jawab, karena ga mungkin Sky punya temen deket selain Yola." Celetuk anak buah Mahesa yang daritadi diam.
"Sampe transplantasi paru-paru, kayaknya boncos banyak nih." Saut yang lain.
"Dia banyak duit, daripada masuk penjara." Ujar yang lainnya.
"Apa? kalo emang bener karena berantem, jangan bilang berantemnya karena Yola? gue harus cari simpati Sky, gue harus kasih dia dukungan dan buat dia bergantung sama gue." Batin Senja.
Senja tiba-tiba tersenyum smirk, dia membuka ponsel dan menyewa buzzer untuk menerbitkan artikel miring tentang Yola dan Sky. Senja ingin Sky makin stres dan meninggalkan Yola, setelah itu dia akan datang pura-pura memberikan bahu dan pelukan.
"Hahahah liat aja, ngga ada satu pun cowo yang berani nolak gue." Batin Senja.
Tidak lama kemudian seorang murid memanggil Senja masuk ke dalam karena Mahesa memanggil. Yola langsung mengubah ekspresi wajahnya jadi polos dan lugu, dia langsung mengeluarkan air mata buaya dan masuk ke dalam.
Di dalam ruangan Langit, Sky dan Yola sedang sibuk dengan dunia masing-masing. Yola sedang tukar pesan dengan Pengacaranya, mengurus perpindahan Langit ke sekolah baru.
Sky sedang main game, dia terlihat diam dan serius sekali. Langit sibuk nonton TV milik rumah sakit yang menayangkan film kartun, dia merasa sangat bosan dan lelah tiduran terus.
"Langit, kalo gue mukbang disini lo pasti kepengen ya?." Yola bingung, ingin pesan makan tapi kasihan pada Langit yang belum diperbolehkan makan lewat mulut.
"Makan aja, nanti kalo dia laper kasih aja cairan nutrisi satu galon." Celetuk Sky, padahal matanya masih fokus ke layar ponsel.
"Ngga, gue udah kenyang." Jawab Langit.
"Ngomong-ngomong gimana pernafasan lo sekarang?." Tanya Yola.
"Masih sakit kalo buat narik nafas panjang, tapi udah ngga sesek." Jujur Langit.
"Wah itu sih ngga ada yang mending antara sesek dan sakit." Yola meringis.
"Sky, beliin makan dong di kantin bawah. Gue tadi liat ada risol." Rengek Yola.
"Cuma pengen risol?." Sky melirik sekilas.
"Banyak sih, mau risol sama ayam bakar. Bisa pesan antar ngga sih? males banget di depan banyak manusia." Ujar Yola.
"Gapapa biar gue yang turun, sekalian gue mau ngrokok." Ucap Sky.
"Kurangin ngrokoknya, nanti lo kena paru-paru terus di operasi kaya Langit. Gue bakal denger lo ngracau kaya orang gila, atau mungkin kasih tau rahasia yang selama ini lo simpen." Ucap Yola menakut-nakuti.
"Ekhem... gue juga udah jarang kok." Sky jadi gelisah.
"Jarang? masa?." Yola tidak percaya.
"Iya gue sekarang paling sehari empat batang." Jawab Sky.
"Ya itu mah masih banyak, satu batang aja sehari." Ketus Yola.
"Nggabisa, kecut banget mulut gue." Tolak Sky.
"Makan permen lah." Ucap Yola.
"Kemarin gue juga makan permen waktu nemenin lo nunggu dia oprasi, lidah gue sampe luka gara-gara ngemut permen terus lama-lama gue juga bakal diabetes." Ucap Sky, beralasan.
"Ada tuh permen sugar free yang rasa mint." Sinis Yola.
"Rasa pasta gigi? gamau." Tolak Sky.
"Alesan aja terus, udah sana ah beliin gue makan." Yola jadi kesal.
Sky hanya nyengir dan berdiri, siap turun ke bawah untuk membeli pesanan Yola. Begitu Sky keluar dari ruangan, banyak orang yang terang-terangan mengintip tapi Sky cuek saja dan pergi menuju lift.
Untung saja Senja tidak ada di luar, jadi Sky bisa turun dengan aman dan damai. Sky menuju kantin dan memesan apa yang ingin Yola makan, dia juga membeli makanan untuknya tidak lupa air mineral dingin.
Sambil menunggu pesanan matang, Sky berdiri di area bebas merokok. Dia merokok sambil bersandar tembok, terkadang dia heran kenapa dia mau capek-capek ke rumah sakit.
"Pemeran antagonis katanya? terus gue ini pemeran utama kedua? gue pengen tau lebih jauh soal ini, mau ngga percaya tapi buktinya udah ada." Batin Sky, melamun.