"Takdir mempertemukan mereka dan terjadilah one night stand. Karena keadaan keluarga, Ruoxi Mo secara aktif mencari Bao Liang Xie dengan maksud menjadi kekasihnya, bertukar cinta dengan uang untuk mengobati adik laki-lakinya yang mengalami kecelakaan lalu lintas.
Hasilnya, setelah hampir empat tahun bersama, hatinya tergerak. Seorang gadis yang masih polos dalam cinta pertamanya ini mencintainya sangat dalam. Namun, perasaan ini tidak bisa ia raih ketika tahu dengan jelas bahwa Bao Liang Xie sudah memiliki seseorang di hatinya. Meski begitu, ia tetap rela dan ikhlas tinggal, namun pada akhirnya juga harus pergi...
Akankah setelah semua itu, Bao Liang Xie merasa tergoyah oleh Mo Ruoxi, ataukah itu hanya kesenangan fisik belaka?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Huỳnh Thiên Kỳ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
Ini pertama kalinya Ruoxi Mo muncul di rumah Bao Liang Xie, pada dasarnya dia berpikir bahwa dia tinggal di keluarga Xie. Saat ini, pintu kamar tidur dibuka olehnya, ruangan besar itu tiga kali lebih besar dari kamar tidur di apartemen, dengan warna utama abu-abu putih, didekorasi secara sederhana tanpa terlalu banyak tuntutan sesuai keinginan pemilik.
"Kenapa tidak kembali ke apartemen, kamu tidak punya pakaian."
"Tidak perlu pakaian di malam hari, besok aku akan menyuruh Bibi Chen datang ke apartemen untuk mengambilkannya untukmu."
Ruoxi Mo dengan malu-malu dan malu-malu menundukkan wajahnya, tangannya mencengkeram erat garis jas Bao Liang Xie yang menutupi tubuhnya, tetapi karena sudah lama terkena hujan, tubuhnya sedikit gemetar dan kedinginan.
"Kamar mandi ada di sana, masuk dan mandi, aku akan mengambilkan kemeja untukmu."
"Ya, terima kasih!"
Sepuluh menit kemudian, Ruoxi Mo kembali dengan handuk putih melilit tubuhnya, awalnya menunggu Bao Liang Xie untuk memberikan pakaian, tetapi sudah lama sekali, jadi dia memutuskan untuk keluar, dan kebetulan mendengar percakapan antara dia dan seseorang.
"Aku mengerti semuanya, Bu, aku dan Tianjin tidak akan kembali, kapan saja aku punya waktu, aku akan membawa menantu perempuan masa depan untuk bertemu dengan kakek dan nenek!"
Nada suara nenek Xie sangat terkejut dan senang, dan dia buru-buru bertanya lagi:
"Kamu sedang berkencan dengan seorang gadis?"
"Ya, begitu saja, Bu, aku sedang ada urusan."
"Baiklah, kapan saja kamu punya waktu, kamu harus membawa gadis itu untuk bertemu dengan kakek dan nenek!"
Kemudian Bao Liang Xie menutup telepon, berbalik, berniat kembali ke kamar mandi untuk memberikan kemeja di tangannya kepada Ruoxi Mo, tetapi segera melihatnya di seberangnya. Awalnya, dia sudah sampai di pintu kamar, tetapi dia menerima telepon dari nenek Xie, jadi dia harus berhenti dan menjawab telepon.
"Apakah kamu sudah selesai mandi? Nenek meneleponku."
"Ya."
Bao Liang Xie mendekat, tangannya segera menyentuh wajah Ruoxi, dengan lembut membelainya, kepalanya menunduk, bibirnya menyentuh bibir gadis itu, ciuman di luar tadi tidak cukup memuaskannya.
Hanya saja Ruoxi segera memiringkan kepalanya untuk menghindar, matanya berkedip-kedip dan ragu-ragu, dan dia berbisik:
"Jangan, mandilah~"
Bao Liang Xie mengerutkan kening tidak senang, tetapi kemudian dia mendengarkan dan pergi mandi, tidak ingin memaksa pihak lain. Dan ketika hanya Ruoxi Mo yang ada di sini, kulitnya terus berubah dan menjadi bingung dan ragu, dan kemudian dia sendiri mengangkat tangannya untuk mencubit wajahnya, takut ini adalah mimpi.
"Aduh..."
Bao Liang Xie mandi dengan cepat, hanya dalam sepuluh menit dia muncul di luar, dan segera menatap Ruoxi ketika dia sedang mencari sesuatu di lemari.
"Apa yang kamu cari?"
"Pengering rambut, apakah kamu punya?"
Bao Liang Xie terdiam, tetapi kakinya berjalan menuju lemari, dan kemudian mengeluarkan pengering rambut dan berbalik mendekati Ruoxi Mo.
Dia berkata:
"Duduklah di sofa, aku akan mengeringkan rambutmu."
Pengering rambut dinyalakan, Bao Liang Xie dengan penuh perhatian mengeringkan rambut Ruoxi Mo, tindakannya sangat lembut dan lembut, untuk pertama kalinya dia menyadarinya, betapa banyak tekad yang menjadi tidak berarti ketika hatinya saat ini sangat bergetar.
Saat ini rambut Ruoxi Mo sudah kering dan suara pengering rambut juga padam, ruangan menjadi sunyi, Bao Liang Xie meletakkan pengering rambut di atas meja, dengan penuh perhatian memandangi wajahnya yang dipenuhi dengan pikiran. Dia tersenyum, mengulurkan tangan untuk mengait hidung untuk menggoda pihak lain, dan berkata:
"Apa yang kamu pikirkan?"
Ruoxi Mo mengangkat kepalanya, matanya yang bulat menatap mata Bao Liang Xie secara mendalam dan hati-hati, bertanya lagi:
"Apakah kamu tidak berbohong padaku?"
Bao Liang Xie tertawa, ekspresinya tidak lagi acuh tak acuh, sangat tampan dan menarik, bahkan lebih dari ketika dia serius, dengan lembut berkata:
"Untuk apa aku berbohong padamu? Jika aku masih mencintai Tianjin, untuk apa aku mencarimu? Dan jika aku masih mencintai Tianjin, aku tidak akan berada di sini saat ini."
Ruoxi Mo dengan sedih menunduk, ekspresinya menjadi murung dan penuh pikiran, berkata:
"Tapi kamu dan dia bersama sejak kecil, dan Tianjin masih sangat mencintaimu, apakah kamu benar-benar tidak tersentuh?"
"Bagaimana kamu tahu aku dan Tianjin bersama sejak kecil?"
Ruoxi Mo terdiam, kehilangan kealamiannya, ragu-ragu apakah harus mengatakannya atau tidak. Hanya saja Bao Liang Xie dengan cerdik segera menyadarinya, segera meraih bahunya dan memutar tubuhnya untuk menghadap matanya, dan berkata lagi:
"Katakan sejujurnya padaku."
Yah, dia hanya mengatakan 'pernah saling mencintai dengan sangat dalam', itu juga tidak berarti bahwa mereka bersama sejak kecil, dia merasa ada masalah.
"Tianjin pernah mencariku."
Pada akhirnya, Bao Liang Xie mengerti satu hal, jadi tidak ada kebetulan ketika Fu Tianjin kembali dan Ruoxi Mo pergi. Kemudian tangannya dengan lembut mengulurkan tangan untuk membelai wajahnya, matanya sangat penuh kasih sayang, manis, dan dalam, dengan lembut berkata:
"Aku dan Tianjin adalah masa lalu, kamu adalah masa depanku! Aku sudah menjelaskannya padanya!"
"Benarkah?"
"Ya!"
Mata Ruoxi Mo menjadi berkilauan dan gembira, wajahnya berseri-seri, tenggelam dalam kebahagiaan yang luar biasa, apa yang terjadi malam ini adalah sesuatu yang tidak berani dia bayangkan. Saat ini, Bao Liang Xie memiringkan kepalanya untuk mencari bibir pihak lain, dan dalam waktu singkat mereka sudah menyatu menjadi satu, dengan penuh semangat dan bersuka ria dalam ciuman basah dan berapi-api.
"Um~ apa yang kamu lakukan~"
"Menurutmu apa yang aku lakukan padamu?"
Waktu berlalu, hujan deras di luar juga telah berhenti, di dalam ruangan, suara sensual yang menggembirakan sebelumnya sekarang tenang dan sunyi, diterangi oleh lampu kuning redup, Ruoxi Mo bersandar di tangan Bao Liang Xie, memeluk pihak lain erat-erat dan tertidur setelah pertempuran cinta yang penuh gairah, setelah melewati badai pikirannya, saat ini dia sudah tenang dan tertidur.
Hanya saja Bao Liang Xie tidak bisa tidur, terus memandang ke langit-langit dengan termenung. Sebenarnya, dia pernah tidak menjaga Ruoxi dan juga memutuskan untuk tidak kembali ke Tianjin, di antara kedua gadis itu dia tidak ingin melukai siapa pun. Namun, ketika melihatnya sendirian di tengah hujan, hatinya tidak tahan lagi.
Reng reng reng...
Telepon Bao Liang Xie tiba-tiba berdering di tengah malam, membuatnya sedikit tidak nyaman, dan segera mengangkatnya untuk memeriksa, layar menampilkan serangkaian nomor yang tidak disimpan namanya, dan juga membangunkan Ruoxi Mo yang sedang berbaring di sampingnya.
"Halo."
"Apakah kamu Tuan Bao Liang?"
"Benar! Siapa ini? Ada apa?"
"Saya Bibi Lian, Nona Kim bunuh diri dan sedang dalam perawatan darurat di rumah sakit, situasinya masih belum jelas."
