Affair... Tidak suka skip.
"Kita berjanji hanya akan bersenang-senang tanpa ada ikatan. Kau memuaskan hasratku, aku membantumu membalas suamimu yang berkhianat. Saat salah satu dari kita meminta berhenti, kita akan berhenti dan saling melepaskan tanpa beban," Ujar sang Bos dari suaminya, Kendrick Kratos.
"Tentu saja, kau bisa tenang! Aku bukanlah wanita yang akan menangis - nangis pada seorang pria!" jawab Ameera dengan tegas.
-Pria hanya manusia dengan segala nafsunya dan dengan mudah berkhianat, tapi wanita akan menjadi pengkhianat saat dunia impiannya seketika hancur! Notes Ameera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baru Terasa Semua Pengorbanan Ameera Untuknya.
Kendrick kini sedang menatap pegawai wanita selingkuhan Immanuel, " Apa kamu tau kenapa aku memanggilmu kesini, Melda?"
Wanita itu menggeleng, dia malah tersenyum manis dengan sengaja memoles make up sebelum datang ke ruangan kantor sang Bos. Jarang - jarang sang Bos memanggil pegawai wanitanya, dia merasa percaya diri sang Bos terpikat olehnya. Mungkin sang Bos sudah melihatnya di Perusahaan dan tergoda oleh body sexy-nya. Yah, meskipun kini dia sedang hamil berusia 2 bulan dari Immanuel, bukankah jika benar sang Bos tertarik padanya dia tinggal menggugurkan janinnya? Dengan semua pemikirian itu, dia bahkan mempertontonkan paha sexy-nya.
Astaga! Wanita ini menggodaku, apalagi memelet - melet lidah dan menggigit bibirnya. Bukannya aku tergoda seperti oleh Ameera, tapi malah ingin mengguyurnya dengan kopi hitam di atas meja! Kendrick menggeremet dalam hatinya merasa muak.
"Pak, jadi... ada apa ya?" wanita itu bicara dengan suara menggoda yang dibuat - buat.
Kendrick tersenyum, "Apa kamu mempunyai pacar?"
"Tidak! Tentu saja belum, Pak. Aku tidak begitu saja sembarangan memilih lelaki, belum ada yang seperti Pak Bos."
"Seperti aku?" Kendrick terus meladeninya.
"Ya, Big Bos, ganteng, tidak sombong, setiap ada acara karyawan Bapak ikut. Setiap ada karyawan yang sakit Bapak tengok, ada yang menikah Bapak kasih hadiah motor atau deposit rumah. Apa lagi coba? Bapak tuh paket komplit, tapi sayang cuma kurang satu..."
"Apa?"
"Pasangan, Pak. Ngomong - ngomong, apa aku tipe Pak Bos?" wanita itu menggeser duduknya mendekat.
Kendrick seketika berdiri, dia melototi wanita genit itu. Dia menarik nafas sabar, "Apa kamu dekat dengan Immanuel? Kenal dengan istrinya Ameera?" tanyanya karena tak kuat lagi menahan emosinya harus meladeni wanita murahan itu.
Wajah Melda seketika memucat, "Tidak terlalu kenal dekat, dengan istrinya pun saya tidak kenal. Memangnya kenapa Pak?"
"Kenapa wajahmu seperti terkejut, katamu tidak mengenal istrinya?" Kendrick berjalan ke arah meja kerjanya menjauh dari wanita itu, menyederkan tubuh atletisnya di pinggiran meja. Matanya menatap tajam wanita tak tau malu yang duduk di sofa, dia melipat kedua tangannya di depan dada.
"S-saya tidak mengerti kenapa Bapak membahas mereka, saya masih banyak pekerjaan Pak. Jika tidak ada lagi yang ingin Bapak bahas, saya pergi." Seraya mengangkat tubuhnya berdiri.
"Beraninya kau! Aku atasanmu dan aku yang berhak menyuruhmu kapan kamu harus keluar dari ruangan ini! Duduk dan jawab semuanya dengan jujur!"
Melda terkejut dengan suara teriakan sang Bos, dia duduk kembali. Kini tidak ada rasa kepercayaan diri sedikit pun, dia membungkukkan tubuhnya lalu menunduk.
"Jawab pertanyaanku tadi!"
"Saya memang tidak pernah bertemu istri Immanuel, tapi saya dan Immanuel sudah berhubungan sejak 5 bulan lalu. Bahkan saat ini saya sedang mengandung anaknya, berusia 2 bulan."
Tok... Tok... Tok...
"Masuk!"
Immanuel masuk, dia menatap ke arah Kendrick lalu tatapannya beralih pada Melda. Dia sekali lagi menghela nafasnya, entah berapa kali dia seperti itu sejak kemarin.
"Duduklah," perintah Kendrick menunjuk sofa dengan dagunya.
Immanuel berjalan lalu duduk di sofa sedikit menjauh dari Melda.
"Melda bilang, dia sedang hamil anakmu. Apa Ameera tau?"
Immanuel menggeleng.
"Ameera bilang saat dia harus keguguran di rumah sakit, kamu bahkan tidak ada di sampingnya menemaninya, Betul?"
"Aku menyesal soal itu, berkali - kali menyesalinya. Anak itu bukan hanya anak Ameera tapi anakku juga. Apa menurut Anda, aku tidak bersedih?"
"Lalu kenapa kau tidak ada disaat Ameera membutuhkanmu, bajingan!" Kendrick seketika emosi melihat raut wajah kesedihan dari Immanuel itu malah membuatnya semakin muak.
"Aku memang salah, aku sudah dibutakan oleh nafsuku. Aku mencintai Ameera, sangat mencintainya tapi aku akui aku sudah tergoda oleh Melda. Aku kini menyesal... semalaman aku merenungi masa dulu saat kami berpacaran. Semua biaya kuliahku, Ameera yang membayar. Ameera kuliah sambil bekerja di toko kue dan menjadi sales beberapa barang. Saat aku ingin bekerja untuk membayar biaya kuliahku, dia selalu bilang jika dia yang akan membayarnya aku hanya cukup belajar karena otakku pintar dan saat aku sukses kami bisa hidup layak saat menikah. Dulu masa muda Ameera hanya dia curahkan untukku, aku bahkan tak pernah tau dia masih mempunyai keluarga. Betapa aku tidak perduli padanya, aku memang lelaki brengsek. Aku... aku menyesalinya...'" air mata Immanuel terjatuh dia benar - benar menyesalinya. Bahkan saat kini dia sudah bekerja dia malah berbuat curang, setelah sukses malah bermain perempuan. Hasil dari pengorbanan Ameera untuknya kini terasa sia - sia, karena dia menjadi pegawai yang tidak pantas dan suami yang tidak berguna.
"Immanuel! Kau bilang menyesal, kau anggap apa aku! Aku dan anakmu ini!" teriak marah Melda.
"Diam! Kau yang merayuku saat kita Dinas keluar kota, kau tau aku sudah mempunyai seorang istri! Dasar wanita gatal! Aku yakin bukan hanya aku pria yang kau goda, aku hanya belum mendapatkan buktinya kamu berhubungan dengan pria lain selain aku!"
"Tapi ini anakmu, Immanuel!"
"Cukup! Kalian!" Kendrick langsung sakit kepala melihat adegan memuakkan di depannya.
"Immanuel, jika kau merasa menyesal pada Ameera saat kalian di pengadilan nanti untuk proses perceraian jangan menyusahkan wanita itu. Kalian bercerailah secara baik-baik. Bahkan tadi Ameera bilang dia akan menjual rumah dan memberikan setengah uang penjualannya padamu. Jangan mengganggunya lagi, dia adalah wanita baik. Mengerti?" Kendrick menekankan kata-katanya seraya menatap tajam Immanuel.
Immanuel sekali lagi mengangguk, dia memang tidak ingin menyusahkan mantan istrinya lagi. Semua pengorbanan Ameera untuknya, meskipun dia telat menyadari semuanya setidaknya dia akan membalas budi baik Ameera dengan tidak akan menyusahkan wanita itu lagi.