Nita merasa sangat terpuruk saat tahu kekasih dan sahabatnya telah mengkhianatinya, akhirnya dia terpaksa menerima perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Nathan Gabriel adalah pria yang di jodohkan dengan Nita. Demi menghormati ibunya, Nathan menerima Nita sebagai istrinya tetapi pernikahan mereka hanya akan berlangsung selama setahun.
Mereka akan bercerai karena kekasih Nathan kembali dari luar negeri. Nathan akan menikah dengan kekasihnya tersebut.
Setahun kemudian, setelah sidang perceraian baru saja usai, Nita mengatakan perasaannya pada mantan suaminya itu bahwa ia mencintainya.
Bagiamana tanggapan Nathan setelah mengetahui perasaan Nita?
Lima tahun kemudian, Nathan bertemu kembali dengan Nita yang kini sudah tampil sangat berbeda. Bertemu dengan mantan istri yang dulu mencintainya, bagaimana sikap Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nita & Silvia
Happy Reading.
Nathan masih menatap layar ponselnya, dia baru saja menelepon Nita, tetapi wanita itu tidak mengangkat panggilannya sama sekali.
Sudah ketiga kalinya Nathan mengirim chat, ada setitik kekhawatiran yang muncul di hatinya. Apakah Nita ingin menghindarinya? tapi bukankah dia sudah mulai sedikit membuka pintu hati untuk memberikan kesempatan pada Nathan.
'Nita, apa yang kamu lakukan sekarang?' batin Nathan cemas
Sudah satu jam sejak Nathan mengirimkan pesan, Nita sama sekali tidak membuka pesannya karena centang duanya belum berwarna biru.
Seharian tidak melihat Nita rasanya gelisah sekali, rindu sudah menyeruak di dalam hatinya, dan juga takut terjadi apa-apa dengan mantan istrinya itu.
Azam tiba-tiba masuk dan bergegas menghampiri Nathan.
"Sudah saya selesaikan administrasi nya, pak, apakah anda ingin pulang sekarang?" tanya Azam.
Nathan berpikir sejenak, dia juga sepertinya harus menyelesaikan masalahnya dengan sang Mama agar peluang untuk bisa kembali bersama Nita terwujud.
"Iya, tapi langsung antar aku ke rumah Papa, apakah Papa dan Mama ada di rumah?"
"Bapak Johan dan Ibu Soraya ada di rumah, mereka menanyakan Bapak yang dua hari tidak masuk ke kantor, tapi saya langsung memberitahukan bahwa anda sedang kecapekan dan butuh istirahat," jawab Azam.
Ya, meskipun perusahaan sudah sepenuhnya di wariskan kepada Nathan dan menyuruhnya mengelola perusahaan itu, tapi Johan tidak serta merta melepaskan tanggung jawabnya begitu saja.
Terkadang dia juga menanyakan tentang keadaan perusahaan kepada Azam ataupun orang kepercayaannya.
"Baiklah, bantu aku berbenah, kemudian langsung ke rumah Papa."
"Baik, Pak!"
Nathan ingin segera menemui Mamanya dan akan membatalkan rencana sang Mama yang akan menikah kan dirinya dengan Silvia.
Apakah Mamanya tidak tahu kalau Silvia sempat sakit kanker serviks, meskipun sudah operasi dan mengangkat sel kanker di dalam rahimnya tapi tentu saja Nathan sudah tidak percaya lagi dengan Silvia.
Bukankah Mama dan Papanya tidak ingin memiliki keturunan yang memiliki riwayat penyakit seperti itu contohnya? meskipun alasan sebenarnya adalah karena Nathan memang sudah lama tidak mencintai Silvia tapi Mamanya memang belum mengetahui perihal isi hatinya.
Sang Mama tahu kalau Nathan yang memutuskan hubungannya dengan Silvia begitu saja, dulu awalnya Mama Soraya mengira penundaan pernikahan Nathan dan Silvia karena wanita itu masih memiliki kontrak dengan agensi di Italia, maka dari itu Soraya tidak memiliki kecurigaan apapun terhadap hubungan mereka.
###
Nita masuk ke sebuah restoran di mana dia akan bertemu dengan seorang wanita yang sejak kemarin sore memang menghubungi Nita untuk bertemu.
Sebenarnya dia sudah menduga bahwa Silvia pasti akan mengajaknya bertemu, Nita ingin tahu apa yang akan wanita itu bicarakan.
Nita melihat seorang wanita cantik yang kini terlihat semakin kurus, tapi kecantikannya masih terlihat meskipun sudah tidak seperti dulu.
Pantas saja Nathan dulu sangat memujanya, ternyata Silvia memang sosok sempurna sebagai seorang wanita. Apakah hanya karena penyakitnya itu tiba-tiba Nathan memutuskan hubungan dengan Silvia? Ah, Nita tidak mau menduga-duga, yang jelas dia tidak mau di salahkan kalau nanti Silvia membawa dirinya ke dalam masalah kedua orang itu.
"Selamat siang, Silvia, apa kabarnya?" tanya Nita sopan dan langsung duduk di kursi deoan Silvia tanpa di suruh terlebih dahulu.
"Selamat siang Dokter Nita, aku baik-baik saja dan sudah sehat, terima kasih berkat anda juga," jawab Silvia tersenyum.
Sepertinya baru kali ini Nita bisa melihat secara jelas wajah Silvia dengan dandanan yang sedikit tebal. Mungkin wanita itu berusaha menutupi wajahnya yang pucat dengan foundation dan lipstik yang aga mencolok.
"Aku senang mendengarnya, ehmm, ada perlu apa anda ingin bertemu dengan ku?" tanya Nita langsung, sejak datang dia memang tidak memakai bahasa formal karena menurut Nita itu tidak perlu, dia juga sedang di luar tugas.
Nita juga tidak ingin berlama-lama bertemu dengan Silvia, dia langsung to the point menanyakan maksud keinginan Silvia untuk bertemu dengannya.
"Ehm, baiklah, sepertinya kita harus pesan minuman terlebih dahulu, gak enak kan kalau hanya ngobrol aja," ucap Silvia langsung memanggil pelayan dan memesan minuman untuk mereka.
Setelah menyebutkan pesanannya akhirnya Silvia menatap Nita dan langsung membicarakan pokok permasalahannya.
"Sebenarnya ini tentang Nathan, aku tahu dia saat ini sedang mengejar mantan istrinya yang tidak lain adalah kamu, bahkan dia sampai memutuskan ku," ucap Silvia langsung pada intinya.
Nita masih mendengarkan cerita wanita didepannya ini dengan setia.
"Kamu tahukan kalau hubungan ku dan Nathan sudah terjalin cukup lama, bahkan kamu sempat masuk ke dalam hubungan kami?" Nita menghela nafas.
"Lalu?"
"Aku tahu bahwa dokter sepertinya tidak ingin menanggapi Nathan, tapi memang dia yang bersikeras ingin kembali denganmu, tapi sebagai sesama wanita, tahukan kamu bagaimana perasaan ku? Nathan meninggalkan ku padahal aku sangat membutuhkannya, coba bayangkan bagaimana kalau kamu berada di posisi ku?" ucap Silvia dengan nada sedih membuat Nita mengangkat sebelah alisnya.
"Ehmm, aku sudah pernah berada di posisi mu, Nona, bahkan saat itu aku adalah istri sah Nathan, dan pria itu menyuruh ku untuk ikhlas melepaskannya demi dirimu, jadi tidak usah menjadi wanita paling sedih di dunia ini," u
jawab Nita dengan ekspresi dingin.
Silvia mengepalkan tangannya yang berada di bawah meja. Memang benar apa yang di katakan oleh Nita, wanita itu pernah di campakkan oleh Nathan demi dirinya.
"Sebenarnya aku sudah tahu apa tujuanmu, Silvia, sebaiknya tidak usah bertele-tele, kalau kamu meminta ku melepaskan Nathan untukku, Maaf! Nathan bukan siapa-siapa ku sekarang, kalau kamu ingin aku membujuk Nathan agar dua mau kembali bersama mu, lalu bagaimana dengan perasaan ku lima tahun lalu? apa kamu juga tidak merasa kasihan! jadi intinya semua ini percuma kalau kamu menemuiku, bicara langsung pada Nathan apa yang kamu inginkan karena aku dan Nathan memang tidak ada hubungan!"
Silvia akan menjawab ucapan Nita tetapi seorang pelayan datang membawakan pesanan mereka.
"Tapi Nathan sudah tidak mau bersamaku!" ujar Silvia masih dengan raut wajah yang sedih.
"Itu bukan urusanku," sela Nita.
Kali ini dia tidak akan kalah dengan Silvia, dia tidak mau urusan mantan suaminya bersama dengan wanita yang dulu membuat mereka bercerai di bawa masuk kedalamnya.
Nita tidak peduli dengan air mata yang sudah mengalir membasahi pipi Silvia.
'Dulu air mataku lebih banyak tumpah dan rasa sakitku teramat besar, kamu belum dapat apa-apa, Silvia!' batin Nita
Bersambung.