Mencertakan tentang gadis miskin dari desa Senja Rinjani yang menjadi asisten rumah tangga. stelah beberapa tahun bekerja,anak sang majikan Awan Abimana jatuh hati padanya. Cinta mereka sangat manis,meski senja dari kalangan bawah orangtua Awan sangat menyayangi Senja. Apalgi ibu Awan sudah sangat menyayangi Senja sejak awal senja datang kerumahnya sebagai asisten dirumahnya. Nyonya Arumi ibu Awan sangat menginginkan anak perempuan,namun sayang kecelakaan saat Awan masih kecil merenghut rahimnya. itu juga yang menyebabkan awan tidak memiliki saudara. Namun cinta manis mereka tak berlangsung lama setelah Senja melahirkan anak pertamanya Awan bertemu kembali dengan wanita dimasa lalunya. Wanita yang telah menenmani awan sejak lama. Namun mereka harus berpisah saat Awan memutuskan study nya kelyar negri. Wanita bernama Hana itu memilih laki-laki lain yang lebih mapan dan sukses dari Awan. Namun setelah pertemuannya kembali dengan Hana saat Hana menjadi seorang janda hati Awan terus goyah,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Suryandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERGI UNTUK SELAMANYA ATAU TINGGAL
Awan pun kini sudah berada didalam mobil, dia melajukan mobilnya dalam kecepatan sedang.
Moodnya sudah kembali membaik, dia sudah bisa bernafas dengan lega setidaknya Senja sudah tidak semarah tadi. Meski dia tau, tidak semudah itu Senja akan memaafkannya.
Hingga dua puluh menit berlalu, akhirnya Awan telah sampai kantor kembali.
Kini Awan menuju ruangannya, dengan hati yang lebih baik.
"Ceklek" suara pintu ruangan yang dibuka Awan. Masih satu langkah Awan memasuki ruangannya matanya langsung membola tak percaya.
Ternyata disana masih ada Felisya, yang kini justru tertidur disofa dalam ruangan itu.
Sekilas terlihat Awan menggelengkan kepalanya, sungguh di tidak bisa membaca fikiran para wanita.
"Fel...Felisya" Awan menggoyang-goyangkan lembut bahu Felisya.
"Hon, kamu sudah kembali?" jawabnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Ngapain kamu tidur disini?" tanya Awan sedkit sinis.
"Aku nungguin kamu hon, aku rindu?" ucapnya tak tau malu.
"Cukup Fel!" kata Awan dengan nada yang dingin dan tegas.
"Awan please, pahami perasaanku sedikit saja" mata Felisya kini sudah berkaca-kaca. Biasanya Awan tidak akan tahan melihatnya begini.
"Cukup Fel, kamu tau segalanya tak akan mudah bagiku. Pergilah dari sini untuk saat ini. Jika kamu masih ingin tinggal dan kita bersahabat maka jangan seperti ini. Atau kamu harus pergi untuk selamanya dari kehidupanku. Jangan membuat semuanya begitu rumit, sekarang semua sudah berbeda" ucap Awan
Felisya pun langsung berdiri, lalu dia menghentakkan kakinya sebal.
"Kau jahat"! Ucapnya dengan mata berkaca-kaca lalu pergi meninggalkan ruangan Awan.
Awan langsung mengurut dua keningnya yang tiba-tiba terasa sedikit pusing. Satu sisi dia harus menjaga perasaan istrinya sekarang, disisi lain dia tidak bisa abai pada Felisya, dan sekarang kerjaan masih begitu numpuk.
Awan pun kini duduk dikursinya mencoba fokus dengan semua pekerjaannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Senja kini masih enggan beranjak dari kamar, dia masih betah memandangi hadiah-hadiah dari Awan. Dilubuk hatinya yang terkecil masih ada yang begitu ganjal. Bukan dia berarti tak mempercayai sang suami.
Namun Senja juga tau bagaimana Felisya, sedikit banyak di tau seperti apa sifat dan sikap wanita licik itu.
Senja yakin Felisya tidak akan mungkin akan mudah menyerah.
"Tok..tok..tok..tok" suara pintu diketuk
Senja pun beranjak berdiri lalu membukakan pintunya.
"Ceklek" suara pintu terbuka disana ada Bi Sari didepan pintu.
"Nduk kamu kenapa, kok mata mu sembab banget begitu?" tanyanya pada Senja heran.
"Senja nggak apa-apa bi, tadi habis nonton drakor sampai sedih lalu ketiduran" jawabnya.
"Oalah nduk-nduk kamu ini ada-ada saja, ini sudah waktinya makan malam ditunggu mertuamu dibawah. Ayo cepat bergabung dengan mereka" ucap Bi Sari pada Senja.
Senja pun menganggukkan kepalanya, lalu mengekori Bi Sari menuju ruang makan.
Senyum Mommy Arumi mengembang saat melihat menantinya itu. Tapi dia juga heran kenapa matanya begitu sembab.
Begitu juga Daddy Abimana, merasa ada yang tidak beres. Abimana adalah laki-laki yang instingnya kuat di tidak akan abai dengan anggota keluarganya.
"Bi ikut gabung sekalian makan malam" ucap Mommy Arumi.
"Tidak Nyonya, saya makan dibelakang saja denga yang lain, tidak enak dengan mereka semua. Jawab Bi Sari menolak halus permintan sang majikan.
Nyonya Arumi pun menghembuskan nafasnya kasar.
"Kamu selalu nolak bi, kamu sekarang anggota keluarga" ucapnya.
"Maaf nyonya, tapi tidak enak dengan yang lain meski saya bibinya Senja" kekehnya.
"Baiklah" ucapnya menyerah.
Sedangkan Senja kini sudah diuduk dikursinya.
"Kamu baik-baik saja nak"?tanya Daddy Abimana tiba-tiba
Senja pun merasa kikuk ditanya demikian.
"Aku baik-baik saja Dad, ini mataku sedikit sembab karena tadi nonton drakor yang ceritanya sedih banget. Sampek nangis lalu ketiduran" ucapnya
"Benar begitu, Awan tidak berbuat ulah kan?" sambung mommy Arumi menimpali.
Lalu Senja menggelengkan kepalanya.
"Tidak mom, malah Mas Awan sangat romantis siang ini dia menyempatkan pulang sehabis makan siang dan memberi banyak hadiah untukku" Senja berusaha menutupi semua kejadian tadi siang.
Alis Abimana pun langsung mengernyit heran, namun ya sudahlah kata putri sekaligus menantunya tidak apa2. Dia juga merasa tidak berhak ikut campur lebih dalam jika belum keterlaluan. Nanti dia akan mencari tau sendiri.
"Ya sudah sekarang kita makan, daddy sudah sangat lapar" ucapnya pada dua perempuan beda generasi itu.
Lalu mereka pun mulai makan malam bersama dengan tenang.
Hingga akhirnya makan malam selesai, setelah saling mengucapkan selamat malam mereka pun pergi kekamar mereka masing-masing.
Senja pun mengambil ponsel dan membukanya dan benar saja ada beberapa panggilan tak terjawab dan chat dari Awan.
"Beib sedang apa"? Bunyi pesan pertama.
"Sudah makan malam apa belum, jangan telat makan mas akan sampai rumah jam delapan" pesan yang kedua.
"Kamu masih marah ya beib, kok nggak jawab telepon dari mas" bunyi pesannya lagi.
Senja pun menghembuskan nafasnya kasar, lalu membalas pesan dari suaminya itu.
"Ini habis makan malam mas, tadi ponselku dikamar jadi nggak tau mas telepon" jawab Senja.
Dan tak lama ada notifikasi pesan masuk.
"Mas kira sayangnya mas masih marah, maafin mas ya buat kamu nangis" ucapnya lagi.
"Senja sudah maafin mas" balas Senja dengan emot senyum.
"Makasih sayang" balas awan dengan emot hati.
"Sama-sama mas" balas Senja
"Love you" pesan dari Awan
"love you too" balas Senja.
Lalu ponsel pun Senja letakkan disamping nakas tempat tidurnya.
Senja menyalakan televisi yang ada dikamarnya itu, beberapa kali mengganti saluran chanel namun tidak ada yang menarik.
Akhirnya dia menuju di rak buku, dia memilih membaca salah satu novel sambil berbaring ditempat tidur.
Hingga tanpa sadar kini dia sudah tertidur sungguhan. Deru nafasnya halus dan teratur.
Hingga terasa seseorang sedang menciuminya dengan gemas. Senja pun menggeliatkan tubuhnya kecil.
"Heem..." lenguhnya, perlahan dia pun membuka matanya. Dan benar saja sudah ada Awan disana.
"Mas sudah pulang" ucanya dengan suara parau khas bangun tidur.
"Gemes banget lihat pulang kerja disambut istri yang sedang tidur" balasnya.
"Maaf aku ketiduran mas, jadi nggak nyambut mas" jawab Senja.
"Nggak apa-apa beib" jawab Awan.
"Mas sudah makan malam belum? Tanya senja.
"Sudah tadi, mas suruh Robet beli makan buat mas" jawab Awan lalu mengacak lembut rambut Senja dan tersenyum.
"Mandi gih mau asem" ucap Senja lagi pada suaminya itu.
"Masak sih mas bau asem, perasaan masih wangi" jawab Awan.
Namun tetap saja Awan langsung beranjak dari tempat tidurnya.
"mas mandi dulu" tadi sempat diciumnya kening sang istri.
Senja hanya menganggukkan kepalanya.
Awan pun masuk kekamar mandi. Melucuti semua bajunya, tetesan air begitu menyegarkan ketika air membasahi sekujur tubuhnya.