NovelToon NovelToon
Ditikung Adik Tiri

Ditikung Adik Tiri

Status: tamat
Genre:Tamat / Patahhati / Pengkhianatan / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Anak Kembar / Pengganti
Popularitas:24.4M
Nilai: 4.6
Nama Author: husna_az

Jangan lupa like dan komennya setelah membaca. Terima kasih.

Menjadi tulang punggung keluarganya, tidak membuat Zayna merasa terbebani. Dia membantu sang Ayah bekerja untuk membiayai sekolah kedua adik tirinya hingga tamat kuliah.

Disaat dia akan menikah dengan sang kekasih, adiknya justru menggoda laki-laki itu dan membuat pernikahan Zayna berganti menjadi pernikahan Zanita.

Dihina dan digunjing sebagai gadis pembawa sial tidak menyurutkan langkahnya.
Akankah ada seseorang yang akan meminangnya atau dia akan hidup sendiri selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husna_az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Siapa yang datang?

Zayna menunggu yang lain selesai mengambil makanan lebih dulu, baru dia yang terakhir. Ayman tentu saja tidak keberatan asal bisa bersama dengan istrinya. Bagi pria itu, makanan seenak apa pun jika dimakan sendiri akan terasa hambar. Berbeda dengan saat kita bersama dengan orang yang kita cintai, itu akan terasa nikmat walaupun hanya masakan sederhana.

"Mas, mau pakai apa?" tanya Zayna setelah mengambil nasi.

"Ikan saja, Sayang, sama sayur," jawab Ayman dengan tersenyum. Zayna selalu dibuat terpesona oleh senyumnya.

Zayna melayani sang suami dengan sangat teliti. Hal itu tentu saja menarik perhatian yang lain dan membuat Fahri dilanda rasa iri. Zanita memang terkadang memberi perhatian padanya. Pria itu terus saja menatap mantan kekasihnya itu.

Semua pun Zanita lakukan seperti yang dilakukan oleh Zayna. Namun, entah kenapa Fahri merasa ada ketulusan yang dilakukan mantan kekasihnya itu, daripada sang istri. Zanita memang terus mengerjakannya. Namun, wanita itu melakukannya sambil terus saja mengomel.

"Ehemm ...." Deheman Zanita membuyarkan lamunan Fahri. Pria itu pun melanjutkan makan siangnya.

Sementara Zayna dan Ayman tidak peduli dengan apa yang lainnya lakukan. Keduanya hanya ingin segera menyelesaikan makan siangnya dan pergi dari rumah itu.

"Kalian akan tinggal di sana berapa lama?" tanya Rahmat disela kunyahannya.

"Mungkin kami akan menetap di sana, Pa. Aku juga sudah ada pekerjaan di sana," jawab Ayman.

"Berarti Papa tidak akan bertemu dengan Putri papa, dong!" jawab Rahmat, seketika membuat Zayna menatap pria paruh baya itu. Ada perasaan hangat ketika sang papa masih mengharapkan kedatangannya. Padahal selama ini Rahmat jarang sekali mengungkapkan sesuatu tentangnya.

"Memangnya kenapa sih, Pa. Kak Zayna kan ikut sama suaminya, biarkan saja dia tinggal di sana. Nggak penting juga," sela Zanita membuat Rahmat menatapnya tajam.

"Kami akan ke sini, kok, Pa. Mungkin satu bulan sekali atau kalau aku tidak ada pekerjaan kami bisa datang ke sini," jawab Ayman tanpa mengambil hati omongan Zanita.

"Baguslah, jangan sampai kalian memutuskan silaturahmi."

"Iya, Pa."

"Memangnya kamu kerja apa di sana?" tanya Savina yang sedari tadi diam.

"Saya bekerja di perusahaan makanan ringan, Ma."

"Oh, jadi buruh rupanya. Gajinya juga nggak seberapa, kenapa harus jauh-jauh ke sana? Di sini juga, kan, sama saja," cibir Savina.

Ayman hanya tersenyum menanggapinya. Dia tidak tahu harus menjawab apa pada mertuanya itu. Jika pria itu mengatakan bahwa dirinya adalah atasan di sana, bisa-bisa nanti dirinya dikira membual. Jadi lebih baik diam saja. Tidak penting juga jika orang lain tahu tentangnya.

Setelah selesai makan, mereka berbincang sebentar kemudian Ayman dan Zayna pamit karena tidak ingin ketinggalan pesawat. Wanita itu merasa lega karena mama dan adiknya tidak membuat masalah dengan dirinya dan sang suami.

"Pa, aku pamit. Jaga kesehatan Papa, jangan bekerja terlalu berat. Nanti tiap bulan kami akan kirim uang untuk Papa," pamit Zayna.

Ayman memang sudah berbicara dengan istrinya mengenai kiriman uang tiap bulan itu. Awalnya wanita itu menolak karena tidak ingin merepotkan suaminya, tetapi pria itu memaksa. Mau tidak mau Zayna akhirnya menerimanya.

"Tidak perlu. Kamu pasti membutuhkan uang banyak di sana. Uangnya kamu simpan saja, yang penting bagi Papa, kamu selalu memberi kabar pada Papa. Itu saja sudah cukup. Papa juga minta maaf selama ini sudah sangat keras terhadapmu," ucap Rahmat dengan mata berkaca-kaca. Dia menyesal sudah memperlakukan putrinya dengan tidak baik.

"Papa, tidak perlu meminta maaf. Aku tahu semuanya demi kebaikanku. Justru aku berterima kasih pada Papa karena semua yang Papa lakukan bisa membuatku lebih kuat," ucap Zayna dengan menggenggam kedua telapak tangan Rahmat.

Mereka pun berpelukan sebelum berpisah. Sebenarnya Zayna juga tidak ingin berjauhan dengan papanya, tetapi dia harus ikut ke mana pun sang suami pergi. Lagipula zaman sekarang sudah canggih. Mereka bisa melakukan video call.

"Pa, kami pamit. Kami akan tetap mengirim uang untuk Papa. Meski tidak banyak, mudah-mudahan bermanfaat untuk keluarga. Kami pergi dulu, assalamu'alaikum." Ayman mencium punggung Rahmat diikuti Zayna. Keduanya juga berpamitan pada yang lain. Meski enggan Savina terpaksa ikut bersalaman juga.

Ayman dan Zayna pun meninggalkan rumah itu. Rumah yang sudah terlalu sering menyakitinya. Banyak sekali kenangan wanita itu di sana. Meski sudah tidak tinggal di sana lagi, tetapi kenangan itu masih terukir dengan jelas diingatannya.

"Kita langsung ke bandara, Mas? Apa Paman Doni sudah mengambil barang kita?" tanya Zayna dengan suara keras karena mereka sedang berada di dalam perjalanan. Suara motor juga terdengar cukup berisik.

"Iya, tadi Pak Doni sudah mengirim pesan, katanya dia menunggu kita di bandara," jawab Ayman dengan suara keras juga. Tidak berapa lama akhirnya mereka sampai di bandara. Terlihat Pak Doni sedang menunggu.

"Selamat siang, Tuan, Nyonya. Ini tiket Anda. Mari kita check in karena sebentar lagi pesawat akan lepas landas," ucap Pak Doni setelah mendekati atasannya.

Ayman hanya mengangguk dan mengikuti jalan Pak Doni. Sementara Zayna hanya diam saja. Dia merasa aneh dengan panggilan nyonya yang disematkan oleh Pak Doni. Wanita itu lebih nyaman saat pria itu memanggilnya nama saja.

"Mas, kira-kira perjalanannya berapa lama?" tanya Zayna saat keduanya sudah duduk di dalam pesawat.

"Kira-kira tiga jam, Sayang."

"Berarti kita sampainya habis magrib, ya, Mas?"

"Iya, lebih enak juga jam segitu karena semua orang pasti sudah ada di rumah," jawab Ayman yang diangguki Zayna.

Wanita itu berkali-kali mengambil napas dan membuangnya. Hal itu tentu saja membuat Ayman mengalihkan pandangannya dan menatap sang istri. Pria itu tahu jika Zayna tengah gugup. Dia pun menggenggam tangan wanita itu seolah berkata ada dirinya yang selalu bersamanya. Ayman juga memberi semangat untuknya.

*****

"Tumben kamu santai di rumah. Nggak keluar sama teman-temanmu?" tanya Hadi saat melihat Kinan duduk di ruang keluarga sambil nonton televisi.

"Iya, tumben-tumbenan kamu di rumah saja!" sahut Aisyah.

"Lagi malas," sahut Kinan. "Lagian Mama sama Papa kenapa kepo? Biasanya kalau aku keluar pasti diceramahin panjang lebar, tapi giliran di rumah saja malah dibilang tumben."

"Ya, karena kam—"

Suara bel rumah menghentikan Aisyah yang ingin berbicara. Mereka saling pandang, seolah bertanya siapa itu.

"Siapa yang datang? Papa ngundang seseorang?" tanya Aisyah pada sang suami.

"Tidak, Ma. Kinan mungkin," jawab Hadi.

"Tidak, aku tidak ada janji dengan siapa pun."

"Biar Mama yang buka, Bik Ira juga lagi sibuk di dapur."

Mama Aisyah berjalan ke depan untuk membuka pintu. Begitu dia membukanya, betapa terkejutnya wanita itu melihat seseorang yang ada di depan pintu. Aisyah bertanta-tanya, bagaimana bisa mereka berada di sini.

"Assalamualaikum, Ma."

.

.

.

1
Eka Sari Agustina
👍👍👍
Erina Munir
tq othoor critanyaa
Erina Munir
semoga ga ada drama2 lgi deeh yaaa
Erina Munir
kesian juga ali..
Erina Munir
baru deh luh mendusin klo udh kaya gituh...hadeehhh
Erina Munir
karana maknya ali stress...jdi ali yg kena bogem mentah dri mertua...biarin aja srmoga maknya ali nyadar mau nyuruh2 aina mikiir 10x
Erina Munir
besan gendeng...stresss...
Erina Munir
mang biasanya aina pake makeup tebel ya thor....othor kadang ngetiknya suka bingungin...
Erina Munir
waaduuhh ini mah mertua songoong...blom tau ya klo aynan udh marah...anak kesayangannya udh d jadiian pembokat...wah wah...siap2 luh mertuaa....gw doain aynan cepet tau...
Erina Munir
mang enaak..d omelin teruss..dri hari pertama...
Erina Munir
ya ampuun.aina maksain kehendak banget..jng atuh biasanya klo maksa kays gitu efeknya atau hasilmya ga baik
Erina Munir
sediih hatiku d cuekin ustadz Ali.../Facepalm//Facepalm/
Erina Munir
aina udh ilfil duluan...sabaar
Erina Munir
yaahh...sepet lgi deh matanya aina...ustadz Ali pulang...😄😄😄
Erina Munir
untung s kembar cergep
Erina Munir
adam klo cemburu ngomongnya jdi jutek banget
Erina Munir
jodohin...sama sodaranya hira yg no 2...ajaa
Erina Munir
ayman n zayna ngedidik anak2nya bagus banget...dunua akhirat..jdi seimbang..
Erina Munir
ya ampuun dasar wartawaan...hadeehh
Erina Munir
menyenangkan hati oramg2 d sekeliling kita adalah sangat baik n berpahala
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!