NovelToon NovelToon
Menyembunyikan Anakku Dari Mantan Suamiku

Menyembunyikan Anakku Dari Mantan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Cerai / Janda / Duda / Cintapertama
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ara Nandini

Alina harus menerima kenyataan kalau dirinya kini sudah bercerai dengan suaminya di usia yang masih sama-sama muda, Revan. Selama menikah pria itu tidak pernah bersikap hangat ataupun mencintai Alina, karena di hatinya hanya ada Devi, sang kekasih.

Revan sangat muak dengan perjodohan yang dijalaninya sampai akhirnya memutuskan untuk menceraikan Alina.

Ternyata tak lama setelah bercerai. Alina hamil, saat dia dan ibunya ingin memberitahu Revan, Alina melihat pemandangan yang menyakitkan yang akhirnya memutuskan dia untuk pergi sejauh-jauhnya dari hidup pria itu.

Dan mereka akan bertemu nanti di perusahaan tempat Alina bekerja yang ternyata adalah direktur barunya itu mantan suaminya.

Alina bertemu dengan mantan suaminya dengan mereka yang sudah menjalin hubungan dengan pasangan mereka.

Tapi apakah Alina akan kembali dengan Revan demi putra tercinta? atau mereka tetap akan berpisah sampai akhir cerita?

Ikuti Kisahnya!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ara Nandini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Bertemu Pacar

Seorang bocah tengah menunggu di luar, wajahnya tampak cemberut. Dia melihat jam tangan kecilnya lalu berteriak.

"Ma... Kapan selesainya sih? Sudah belum!?"

Bocah itu, namanya Aeris—berusia enam tahun lebih sedikit, duduk di sofa sambil menggoyang-goyangkan kakinya.

"Kenapa sih perempuan kalau dandan lama banget? Heran deh!" gerutunya.

Sementara itu, di dalam kamar...

"Aduh... di mana ya lipstikku? Perasaan kemarin aku taruh di sini deh..." Seorang wanita yang memakai gaun off-shoulder mengobrak-abrik meja riasnya. "Mana itu lipstik mahal pula! Aduh!"

"Aeris! Sini dulu bentar!!" teriaknya dari dalam kamar.

"Kenapa!?" sahut bocah itu tak kalah nyaring, "Aeris malas jalan!"

"Cepat, kesini dulu!"

Mau tak mau, Aeris akhirnya menyeret kakinya menuju kamar sang mama.

Begitu bocah gembul itu muncul di ambang pintu, sang ibu langsung berkacak pinggang. Matanya menyipit menatap anaknya itu dengan ekspresi penuh kecurigaan.

"Kamu lihat lipstik mama? Yang warna nude, yang mama pake semalam"

"Li... lipstik?" Bocah itu tampak berpikir keras.

"Iya! Semalam masih ada di meja sini, sekarang pagi-pagi udah hilang aja. Jangan bilang kamu yang ambil lagi..." suaranya berubah tajam.

Bocah itu langsung kikuk. Mulutnya membuka-tutup seolah menimbang harus jujur atau tidak.

"Mm..."

"Jawab!" mata sang ibu menyala, penuh intimidasi.

"Jangan bilang kamu pakai buat mewarnai gambar kamu lagi!?" Tebaknya yang tepat sasaran.

Aeris langsung menunduk. "Iya... iya bener... Habisnya mama nggak mau nemenin aku gambar. Aku marah, terus aku ambil aja lipstik mama..." Lirihnya.

Alina, wanita itu memijat pelipisnya, napasnya terdengar berat.

"Mon Dieu... Kalau bukan anakku sudah aku depak dia..." gumamnya dalam hati.

Ini bukan kejadian pertama. Beberapa bulan lalu, peralatan make-upnya yang seharga setengah gajinya lenyap tak bersisa gara-gara Aeris membuang-buang isinya.

Bocah itu beralasan melakukan itu karena sang mama terlalu asyik mengetik sampai melupakan dirinya.

Alina menatap putranya datar. "Nggak mau minta maaf ke Mama?"

Aeris mendongak, kali ini wajahnya tampak lebih berani. "Nggak mau sebelum mama minta maaf duluan sama Aeris!"

"Ya ampun... ini anak!" Alina gregetan. Namun kemudian mengusap wajahnya kasar, lalu berjongkok sejajar dengan putranya. Tangannya terulur memegang kedua bahu si bocah kecil.

"Maafin mama sayang... Mama nggak bisa nemenin kamu menggambar karena ada kerjaan yang nggak bisa ditinggalin," ucapnya pelan.

Wajah wanita itu dibuat semelas mungkin supaya putranya luluh.

"Jangan nangis ih" kata Aeris pelan, lalu tiba-tiba saja bocah itu menangis.

"Eh? Eh? Kok malah kamu yang nangis sekarang?" Alina tak bisa menahan senyumnya.

"Maafin Aeris... Aeris yang salah..." ucapnya sambil memeluk leher Alina erat-erat.

Alina tertawa kecil, mengusap kepala bocah itu lembut.

"Ganti ya?"

Aeris mengangguk "Nanti Aeris minta uang aja sama pacar mama," jawabnya polos.

Aeris tergelak.

Ia mengusap sisa air mata di wajah anaknya. "Udah yuk, sekarang kita berangkat. Nanti Om Leon nungguin."

Setelah keduanya siap, Alina dan putranya keluar rumah.

"Kita naik taksi?" tanya Aeris sambil menatap jalan.

"Hum," angguk Alina. "Nanti ketemuannya di resto."

Taksi yang mereka pesan tiba tak lama kemudian. Mereka masuk, dan sekitar sepuluh menit kemudian, tiba di sebuah restoran Korea.

Begitu turun, Aeris langsung berlari kecil ke depan pintu. "Mama cepetan, Aeris nggak sabar mau makan!"

"Iya, bentar dulu..." sahut Alina, masih menata penampilannya.

"Ini, Pak," katanya sambil menyerahkan uang pada sopir.

"Cepetaaaan!"

"Sabar, sayang..." sahut Alina, geli sendiri melihat tingkah anaknya yang seperti tak makan seminggu.

Saat mereka sudah di depan pintu resto, Aeris melirik-lirik sekitar.

"Mama... mana pacar mama?"

"Sebentar..." Alina lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

“Hallo, Leon?”

“Sorry, Sayang. Aku bakal datang telat, nggak apa-apa kan kamu nunggu? Tapi aku udah pesan meja nomor 12.”

“Oke.”

“Maaf ya...”

“Iya, nggak apa-apa. Kamu hati-hati di jalan.”

“Hum... see you there.”

“See you.”

“Apa katanya, Ma?”

“Om udah pesan makanan. Yuk, kita ke meja nomor 12,” jawab Alina sambil menggandeng tangan kecil Aeris.

“Ma... makan sekarang boleh kan?” tanya Aeris sambil menatap makanan tersaji di meja dengan mata berbinar.

“Silakan,”

Aeris langsung bertepuk tangan kecil.

Tak lama kemudian, sebuah mobil hitam mewah berhenti di depan restoran. Seorang pria yang kancing kemejanya terbuka turun tergesa-gesa dan berjalan cepat masuk ke dalam, pandangannya langsung tertuju ke meja nomor 12.

Saat melihat punggung wanita yang dicintainya, bibirnya mengulas senyum. Langkahnya pelan mendekat—hingga…

“Bwa!”

Alina tersentak kaget dan langsung menoleh.

“Ya ampun!” Katanya sembari mengusap dadanya.

“Sorry… aku ngagetin ya?” ucap Leon sambil terkekeh.

“Banget.”

Tatapan Leon lalu beralih ke Aeris, yang tampak tenang-tenang saja menyantap makanannya.

“Hei!” sapanya.

“Hai juga,” balas Aska singkat.

“Duduk dulu,” ucap Alina, menepuk sofa kosong di sampingnya.

“I miss you so much.”

“Padahal kita sering ketemu.”

“Tetap aja, rasa kangen nggak bisa dihitung dari frekuensi ketemu.”

“Boleh peluk nggak?”

“Hum,” jawab Alina sambil merentangkan tangan.

Leon langsung memeluk wanita itu erat, menciumi leher Alina, sementara Alina mengusap punggung pria itu lembut.

“Ehem! Udah dong mesra-mesraan nya, nggak lihat ada bocah di sini?” kata Aeris tiba-tiba.

Sontak keduanya melepaskan pelukan sambil tertawa kecil.

“Sorry, Aeris. Om kangen banget sama Mama kamu,”

“Kamu nggak pergi lagi kan?” tanya Leon pada Alina.

“Aku kerja di sini, mana mungkin aku bolak-balik dari kota Lavia ke Angsana, mending sekalian menyewa rumah,"

“Kenapa nggak kamu ajak Mama sekalian ke sini?”

“Tsk, nanti Mama mau kerja apa di sini? Di sana udah enak.”

“Hehe, iya juga. Toko kue lancar, kan?”

“Alhamdulillah, lancar banget.” Senyum Alina merekah.

“Makasih ya… kamu udah bantuin aku selama ini. Kalau nggak ada kamu, entah aku sama Mama jadi apa,” lanjutnya.

Leon tersenyum, lalu menggenggam tangan Alina.

“Jangan ngomong makasih terus. Kamu sama Mama orang baik. Mungkin Tuhan kirim aku buat bantu kalian.”

“Om!” Aeris tiba-tiba menyahut.

“Hm?” Leon langsung menoleh ke arah bocah itu.

“Minta uang dong, buat beliin Mama lipstik.”

“Aeris!” tegur Alina cepat.

“Lipstik mahal Mama habis gara-gara aku pakai buat mewarna,” jawab Aeris tanpa menghiraukan teguran Alina.

Leon tertawa kecil. “Nggak apa-apa. Nanti Om beliin. Habis ini kita ke mall.”

“Nggak usah,” sela Alina

“Nggak apa-apa.”

“Ish, mentang-mentang kaya ya,”

“Kalau buat kamu… apa sih yang nggak?” jawabnya sambil merangkul bahu Alina.

1
rian Away
REVAN HARUS MATI .. REVAN HARUS DIBUNUH
rian Away
aeris anak haram 🤭
Sunaryati
Ada waktunya kamu bahagia Alina, dan gantian Revan yang hancur
shenina
huhhh sempat2 nya fitri bisa punya ide seperti itu untuk anak nya.. udah keliatan kalau matre, ya jelas lah siapa yg g mau bisa dapatkan menantu kaya raya
shenina
hihh najis 🤮🤮🤮 g rela kalian bahagia.. g sudi sampai al balikan dgn revan..
shenina
sabar alina.. kamu wanita mahal.. ikhlaskan ajaa
shenina
berjuang demi mendapatkan restu sampai titik darah penghabisan
shenina
anj kau revan..😏 dua manusia yg g punya hati
shenina
gak rela alina balikan dgn revan
shenina
hadeuh drama si devi
shenina
emang gak ada nama di dalam kartu undangan birthday ya..ibu kamelia dan mama ny revan k mantan besan.. masa g kenal lagi
shenina
alina yg malang 🤧
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
shenina
kasihan Aries 🥺
shenina
udah bagus mereka g usah ketemu lagi 😮‍💨
Sunaryati
Baik Alina atau kamu yang jadi istri Revan tidak akan bahagia, karena mama Revan suka sama Alina tapi Revan yang tidak suka, sedangkan Devi tidak disukai dan tak dapat restu mamanya Revan itu sangat baik karena restu ibu yang baik sama dengan ridza Tuhan. Jika kalian tetap nikah tanpa restu tidak akan bahagia. Kamu pede banget mau merawat anak Alina dan Revan, memangnya Alina mengizinkan dan Aries mau?
Sunaryati
Thoor buat Aries jangan seperti itu kasihan Alina, jadikan Aries anak yang sayang mamanya, nurut dan santun, jangan suka mengacak barang dan mik up Alina. Jangan kata- kata Aries yang seperti orang dewasa saja. Jika Aries seperti penilaian Mantan mertua dan suami laknatnya Alina tidak bisa mendidik anak.
Sunaryati
Tidak akan dapat restu jika ternyata Aries anak Revan , di bab lalu emak menyarankan di restui namun tanpa anak. Tapi karena sejak Devi sudah jika mereka pasangan suami istri dan tetap menyambut cinta Revan, emak cabut dukungannya, Revan tak menikahi Devi, dan Alina juga tidak mau kembali pada Revan.
rian Away: ngetik apaan
total 1 replies
Sunaryati
Semangat Alina, penghinaan yang dilakukan Revan sejak pasti ada balasan, ikhlas saja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!