Novel ini akan mengisahkan tentang perjuangan Lucas Alarik yang menunggu sang kekasih untuk pulang kepelukannya. Mereka berjarak terhalang begitulah sampai mungkin Lucas sudah mulai ragu dengan cintanya.
Akankah Mereka bertemu kembali dengan rasa yang sama atau malah asing?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_jmjnfxjk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Nginep di Vila
Lucas terus menguap sedari tadi, ia tidak biasa bangun jam 5 pagi. Sebenarnya dulu dia bisa bangun pagi, namun sejak Athaya memulai pelatihannya tak ada lagi alasan untuk Lucas bangun jam 5.
"ayo cas, semangat atuh" ucap Danu yang melihat Lucas lemes. "gw gak biasa bangun jam 5. Biasanya cewek gw yang bangunin cuman hari ini dia lagi sibuk" balas Lucas sambil memejamkan matanya.
(buset dah. Udah kek suami istri aje ni bocah) batin Danu sambil geleng-geleng.
...****************...
Anak-anak kelas 12 sudah pada masuk ke kamar masing-masing kecuali Lucas, Danu, Gio, dewi dan kedua temannya.
Mereka berenam ingin melihat para tentara berlatih. 'Siapa tau ketemu dengan tujuh jenderal agung' pikir mereka.
"Kayaknya kalian serius baget deh" ucap seseorang dari belakang mereka. Mereka berbalik kaget dan melihat Elena yang berdiri bersama para jenderal agung yang lain termasuk...... Athaya.
"hehe. iya nih kak lena, maaf ya ganggu" ucap Lucas sambil menggaruk belakang kepalanya yang gak gatel. "gapapa kok. Btw itu jaket dari aya ya? " ucap Elena yang menunjuk jaket yang di kenakan Lucas. "ah itu dari saya kak" bukan Lucas yang menjawab tapi dewi. Lucas melotot kaget, sedangkan Athaya menatapnya dengan tajam.
Athaya berbalik badan dan pergi begitu saja. Lucas yang melihatnya segera pergi menyusul.
"kamu marah karena dia bilang gitu tadi? " tanya Lucas saat Athaya berhenti di dapur. "hah.Siapa coba yang gak marah pas cewek lain ngaku-ngaku orang yang ngasih barang ke cowoknya padahal bukan" ucap Athaya sambil menyilangkan tangannya. Lucas tersenyum lalu menyentuh hidung Athaya sekilas. "Little Wolf ku ngambek" ujarnya sambil menarik pinggang Athaya.
Athaya tak melawan, ia lebih memilih menyembunyikan wajahnya di bahu Lucas.
(syukur jika kamu sudah sembuh) batin Lucas yang mengingat chatannya dengan Athaya di malam perpisahan.
Selama hampir 3 tahun ini Athaya dan kakak-kakaknya melakukan terapi agar bisa kembali merasakan emosi. Syukurnya itu berhasil, jika tidak pasti mereka benar-benar sudah menjadi boneka hidup.
"emmm.... Athaya" panggil Lucas yang membuat Athaya mengangkat kepalanya. Perlahan Lucas melepaskan pelukannya, ia merogoh sakunya lalu mengeluarkan sebuah cincin.
"mau gak jadi teman hidup ku? " tanya Lucas sambil mengulurkan cincin itu.
Athaya menatap cicin itu, tangannya ragu untuk mengambil. Ia menarik nafas panjang sebelum berkata........
"gw g-gak bisa jawab sekarang. Gw gak tau pelatihan ini bakal selesai kapan, m-maaf. " Lucas tersenyum dan kembali memasukkan cicin itu ke kantongnya, ia mengangguk, mengisyaratkan bahwa dia mengerti walau dalam hatinya terluka.
"gw balik ke sana duluan ya" ucap Lucas yang langsung pergi meninggalkan Athaya tanpa menunggu balasan dari sang wanita.
...****************...
"lu kenapa cas? " tanya Gio saat mereka sudah kembali ke kamar.
"lu pada kalo ngelamar seseorang tapi dia belum ngasih jawaban yang pasti, kalian bakal gimana? " tanya Lucas balik sambil memainkan jarinya. "nunggu sampe dia kasih jawaban pasti" jawab Gio dan Danu bersamaan.
"siapa tau dia emang masih ragu jadi ya kasih waktu aja" lanjut Gio sambil memegang bahu Lucas.
(tapi gw harus nunggu sampe kapan? gimana kalu gw udah mulai gak yakin sama perasaan ini) kata Lucas dalam hati. Jujur saja ia sudah mulai dilema akan perasaannya..
-bersambung-
Apa Lucas akan meyakinkan perasaannya dan menunggu Athaya atau malah..... mereka berakhir?