NovelToon NovelToon
Pengasuh Tuan Muda Amnesia

Pengasuh Tuan Muda Amnesia

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / CEO Amnesia / Pengasuh
Popularitas:26.8k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

"Mbak, aku mau beli mainan, boleeeh?"
Seorang pria dewasa yang ditemukannya terbangun dan tiba-tiba merengek sepeti seorang anak kecil. Luaticia atau Lulu sungguh bingung dibuatnya.

Selama sebulan merawat pria itu, akhirnya dia mendapat informasi bahwa sebuah keluarga mencari keberadaan putra mereka yang ciri-ciri nya sama persis dengan pria yang dia temukan.

"Ngaak mau, aku nggak mau di sini. Aku mau pulang sama Mbak aja!" pekik pria itu lantang sambil menggenggam erat baju Lulu.

"Nak, maafkan kami. Tapi Nak, kami mohon, jadilah pengasuhnya."

Jeeeeng

Sampai kapan Lulu akan mengasuh tuan muda tersebut?

Akankah sang Tuan Muda segera kembali normal dan apa misteri dibalik hilang ingatan sang Tuan Muda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhirnya 09

Luaticia, dia sangat terkejut mendengar ucapan wanita yang dia ketahui sebagai ibunya Ditrian. Ikut pergi untuk menjadi pengasuh? itu sunggguh tidak pernah terbayangkan bagi Lulu.

"Maaf Bu, tapi saya tidak bisa. Saya punya nenek yang harus saya jaga dan rawat. Jadi saya tidak bisa ikut untuk menjaga Didit,"jawab Lulu cepat. Dia bahkan tidak berpikir lama untuk memberikan jawaban itu.

"Kalau begitu, bawa saja Nenek sekalian. Tidak masalah,"timpal Drake.

Ya?

Kali ini yang terkejut bukan hanya Luaticia melainkan Nek Asih juga. Dia yang sedari tadi diam saja kini mungkin harus mengemukakan pendapatnya.

"Pak, Bu, saya ini sudah tua. Kalau saya ikut, nanti hanya akan merepotkan Lulu dan semua orang," ucap Nek Asih lirih. Dia rela Luaticia pergi untuk menemani Didit, tapi dengan membawa dirinya, pasti akan membiat sang cucu kesulitan. Selama ini Luuaticia sudah sangat baik dalam merawatnya, jadi dia ingin Luaticia bisa pergi tanpa harus memikirkan dirinya.

"Tidak bisa begitu, Nek. Kami ingin Luaticia ikut dengan kami, mana mungkin kami meninggalkan keluarga Lulu satu-satunya. Nenek tidak perlu khawatir, rumah kami cukup untuk Nenek tinggali dan kami tidak akan merasa repot atau apapun itu. Nek, saya mohon ikut lah dengan kami. Mungkin saya terdengar egois karena membawa Lulu dan Nenek demi putra kami, tapi hanya ini yang bisa kami lakukan untuk putra kami," pinta Dhea dengan tulus.

Degh!

Dada Nek Asih berdebar hebat mendengar ucapan dari Dhea. Ucapan Dhea tak hanya terdengar seperti sebuah permintaan tapi juga terdapat keputusasaan di sana.

Setiap orang tua pasti berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi anak-anaknya. Dan saat ini yang dilakukan Dhea adalah sama, dia sedang berusaha untuk melakukan sesuatu untuk anaknya yang tengah dalam kondisi tidak normal.

"Baiklah, saya akan mengikuti keputusan Lulu,"ucap Nek Asih pada akhirnya. Wanita itu itu tersenyum cerah ke arah Dhea, membuat Dhea sangat lega.

Dan kini memang keputusan akhir ada di Luaticia. Semua menunggu wanita muda itu bicara. Apakah dia bersedia ikut dengan mereka untuk menjadi pengasuh Didi atau tetap tinggal di rumahnya sendiri.

"Dit, apa Didit beneran nggak mau pulang ke rumah kalau nggak sama Mbak?" tanya Luaticia kepada Ditrian. Tatapan matanya menujukkan rasa ingin mendapat kepastian dari pria yang bersikap dan pikirannya layaknya bocah itu.

"Didit mau ikut kemana Mbak pergi. Kalau Mbak di sini, Didit juga mau di sini aja,"ucap Ditrian lirih sambil menundukkan kepalanya. Matanya berkaca-kaca dan sudah siap untuk menangis lagi.

Dalam pikiran Ditrian saat ini, dia hanya ingin bersama Luaticia. Dirinya masih takut atau lebih tepatnya belum percaya bahwa orang-orang itu adalah keluarganya.

Kehilangan ingatan membuat Ditrian yang seharusnya bahagia karena bertemu dengan keluarganya malah menjadi asing dan waspada. Semua itu karena kondisi abnormal yang saat ini dialami pria berusia 27 tahun itu.

"Ya udah kalau gitu, ayo kita pulang ke rumah Didit. Tapi dengan syarat, Didit harus nurut ya, nggak boleh nakal,"Luaticia tersenyum, sambil mengusap kepala pria itu.

Semua yang melihat hal tersebut tercengang, terutama keluarga Ditrian pastinya.

Sekali lagi, mereka tahu betul siapa Ditrian. Pria yang sangat tidak suka melakukan skin ship terhadap lawan jenis. Tapi pemandangan yang mereka lihat tepat di depan matanya ini, membuat Dhea, Drake dan Virya melongo.

Ditria seperti seekor kucing yang begitu manja kepada pemiliknya. Dalam hati Dhea meyimpan kekhawatiran. "Gimana kalau nanti Ditrian udah kembali normal. Gimana dia akan memperlakukan gadis ini? Aku takut gadis ini mungkin bakalan sakit hati dengan perlakuan dingin putraku." Begitulah ucapan Dhea dalam hatinya.

Ya dia mengkahwatirkan Luaticia. Mengkhawatirkan wanita muda itu ketika nanti ingatan Ditrian telah kembali.

Dhea sendiri tidak mungkin membiarkan Ditrian seperti ini terus. Dia harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengembalikan Ditrian seperti sedia kala.

"Kalau begitu, bisakah kita pergi sekarang, Nak,"ucap Dhea dia ingin segera membawa putranya pulang ke rumah.

"Baik, Bu. Saya dan Nenek akan bersiap-siap dulu,"jawab Luaticia sambil tersenyum. Dia dan Nek Asih bangkit dari kursi dan masuk ke kamar untuk membereskan barang yang akan mereka bawa.

Sedangkan Ditrian, dia duduk sendiri di kursi dengan tenang. Tapi terlihat sekali raut wajah pria itu yang gelisah. Berkali-kali dia melihat ke arah kamar Luaticia seolah berharap wanita itu segera keluar.

Dhea memahami kegelisahan putranya. Dia pun beranjak dari tempat duduknya dan berpindah duduk di kursi yang ada di sebelah Ditrian.

"Kenapa sayang?" tanya Dhea, dia mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala Ditrian. Awalnya Ditrian menghindar, namun saat tangan hangat itu menyentuh kepalanya, dia pun nampak pasrah.

"Mbak Lulu lama,"jawab Ditrian singkat. Tubuh tinggi, otot yang terbentuk sempurna, wajah yang dewasa, sungguh kontras dengan sikap dan intonasi ucapannya.

Nyuuut

Hati Dhea terasa ngilu, dia sangat bahagia karena telah menemukan putranya, tapi siapa yang mengira bahwa Ditrian menjadi seperti ini. Itu mengingatkan Dhea saat Ditrian masih anak-anak dulu. Ya sikapnya persis seperti ini.

"Tunggu sebentar ya, Mbak Lulu nya nggak bakalan lama. Kan lagi siap-siap biar bisa ikut pulang sama Ditrian,"ucap Dhea sembari tersenyum.

"Sebenernya pulang keman sih? Kan rumah Mbak Lulu sama Didit di sini,"sahut Ditrian, wajahnya menunjukkan ekspresi bingung.

"Ditrian, ini memang rumah Mbak Lulu tapi bukan rumah Ditrian. Rumah Ditrian adalah rumah yang isinya Mama Papa dan Kak Virya. Ah ada Abang Vikram dan juga Vindra. Nah disitulah rumah Ditrian yang sebenarnya. Ditrian di sini karena Mbak Lulu yang sangat baik sudah mau menjaga Ditrian. Jadi saat waktunya Ditrian pulang ke rumah, ya Ditrian harus pulang,"papar Dhea. Dia benar-benar berbicara kepada Ditrian dengan menyesuaikan pola pikir putranya yang saat ini.

Sebenarnya tidak sulit, karena Dhea sudah melewati fase anak-anak dari Ditrian. Hanya saja rasanya mejadi sangat sedih karena Ditrian yang dewasa kini kembali lagi seperti anak-anak.

Sesungguhnya Dhea ingin menangis, tapi dia tidak bisa melakukan itu. Saat ini dirina harus lebih tegar untuk berhadapan dengan Ditrian yang menjadi seperti anak-anak.

"Gitu ya?" tukas Ditrian, tatapan matanya sungguh polos. Mustahil jika saat ini pria itu tengah berakting.

Drake yang paham betul tentang putranya pun juga menilai bahwa apa yang saat ini terjadi pada Ditrian adalah kesungguhan. Tidak ada akting atau kepura-puraan.

"Kami sudah siap Pak, Bu," ucap Luaticia yang muncul dari belakang berasam dengan Nek Asih. Tidak banyak barang bawaan mereka. Masing-masing hanya membawa satu buah tas yang itu pun tak besar.

Dhea tersenyum, dia merangkul tubuh Luaticia dengan lembut.

"Terimakasih Nak, terimakasih sudah mau ikut bersama kami. Entah apa yang bisa kuberikan kepadamu atas semua pertolongan mu ini,"ucap Dhea dengan tulus. Dia benar-benar sangat bersyukur dan berterimakasih terhadap pertolongan Luaticia.

"Sama-sama, Bu. Sudah kewajiban saya sebagai sesama manusia untuk menolong,"jawab Luaticia.

Mereka berangkat malam itu juga. Ditrian yang tidak ingin jauh dari Luaticia pun memilih duduk di sisi Luaticia. Pria itu menggamit lengan Luaticia dengan begitu erat seolah ketakutan.

"Kita akan pulang ke rumah Didit, jadi jangan khawatir ya?" ucap Luaticia menanangkan.

"Eung. Asal sama Mbak, Didit nggak takut,"sahut Didit.

TBC

1
Nie
anak kecil itu jiwanya polos,dia akan peka pada orang yg bener2 tulus atau hanya pura2 tulus,ayo semangat Dit bt membuka kedok Steven
GiZaNyA
cieeee... kesel nihyeee si Steven... Terima aja Steven.. klo dari awal posisi Ditrian tidak akan bisa diganti...
Nanin Rahayu
Renata sebenarnya baik, semoga dpt jodoh yg baik.
Eni Istiarsi
dan itu bisa dirasakan Ditrian sekarang.karena jiwa polos Anak2 peka terhadap mana yang baik dan nggak baik
marie_shitie💤💤
ya KLO mau lu buka usaha sendiri lah ngapain ganggu usaha orang
marie_shitie💤💤
ternyata tempramen nih orang ny
marie_shitie💤💤
curiga nih dia yg buat ditrian menghilang
marie_shitie💤💤
pasti itu si Steven
🍁𝐌𝐈❣️💋🅇'🄼🄰🅂-🅈🅆👻ᴸᴷ
Ambisius tapi salah tempat dasarr Stippoo🤣
marie_shitie💤💤
lain di hati lain di mata hahaha
Miss Typo
berharap secepatnya ada yg mengetahui kebusukan Steven
Rita
semoga kmu berjodoh ma orang yg lbh mencintai mu Re
Rita: boljug reneta yg dewasa oland yg manjahhh😜😂
total 2 replies
Rita
hhhhmmmm
Rita
kirain mobil beneran ternyata blkngnya remote control👍👍👍👍bener juga sih😂
Rita
mulut manis hati paittt😜
Rita
lebih peka skrg mode hati anak kecil atau sblmya bwah alam sadary tau?
DozkyCrazy
Klo pny uang bikin ajj perusahaan sendiri setiip setiip
DozkyCrazy
😈😈😈
dewi rofiqoh
Coba gali lagi reneta! Apa yang membuat janggal menurutmu!
Miss Typo
sukurin tuh musuh dlm selimut si Steven gak berhasil menduduki tmpt nya Ditrian.
semoga Didit ngomong ke keluarga pas di rumah, apa yg dirasakan ke Steven tadi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!